64
5.2 Saran
Untuk dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara melalui penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan, maka perangkat daerah harus dapat diberikan
program pendidikan dan pelatihan yang tepat terkait dengan penyusunan laporan keuangan daerah. Program pendidikan dan pelatihan ini juga harus dapat
disesuaikan dengan latar belakang pendidikan perangkat kerja sehingga dapat berjalan secara optimal. Penyusunan Pelaporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang menyusun laporan keuangan sebaiknya adalah orang dengan latar belakang dan strata pendidikan yang sesuai dengan bidangnya yaitu akuntansi.
Walaupun dalam pemahaman SAP, perangkat SKPD dapat ditingkatkan pengetahuannya mengenai SAP dan penyusunan laporan keuangan, namun akan
lebih memudahkan dan dapat secara optimal pemahaman serta pengetahuannya apabila sesuai dengan latar pendidikannya.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Jumlah responden yang diberikan kuesioner dalam penelitian ini adalah sebanyak 64 orang. Namun jumlah
kuesioner yang kembali hanya 56 kuesioner saja. Selain itu variabel yang dipakai dalam penelitian ini hanya variabel pemahaman SAP, pelatihan, akuntabilitas, dan
transparansi. Masih terdapat beberapa indikator yangberhubungan dengan penyusunan laporan keuangan daerah yang dapat dijadika sebagai variabel seperti
sistem informasi manajemen daerah, lama kerja pegawai, latar belakang
Universitas Sumatera Utara
65
pendidikan pegawai, pemanfaatan tekhnologi informasi, pengendalian intern dan lain sebagainya.
Keterbatasan- keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian yang akan datang, dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan ataupun tekhnik- tekhnik serta variabel- variabel pendukung yang belum digunakan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan SAP 2.1.1 Pengertian SAP
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. “Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip- prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah”. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai
kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.
Menurut PP No. 71 2010: 2 lingkungan akuntansi pemerintahan sebagaimana yang terungkap di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan:
1. Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.
2. Ciri- ciri penting lingkungan pemerintah yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai
berikut: a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
1 Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan 2 Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar
pemerintah 3 Adanya pengaruh proses politik
4 Hubungan antara pembayaran pajak dan pelayanan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
10
b. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian: 1 Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target- traget
fiskal, dan sebagai alat pengendaliannya. 2 Investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapat
3 Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian
2.1.2 Kerangka Konseptual SAP
Menurut PP No. 71 2010: 1 kerangka konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah
yang selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya menjadi acuan bagi: 1 Penyusunan standar dalam melaksanakan tugasnya.
2 Penyusnan laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar.
3 Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar.
4 Para pengguna laporan keuangan dalam menafsir informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Kerangka Konseptual SAP merupakan acuan dalam penyusunan standar pelaksanaan tugas, sebagai solusi
dalam menanggulangi permasalahan akuntansi yang belum diatur dalam standar, menjadi pedoman dalam pemeriksa yang dapat memberikan pendapat apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan standar dan untuk menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.3 Sejarah SAP
1. Latar Belakang Terbitnya SAP Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar
Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK
308KMK0122002. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban APBNAPBD harus disusun
dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, dan standar tersebut disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan
peraturan pemerintah. 2. Penetapan SAP
Proses penetapan PP SAP berjalan dengan Koordinasi antara Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak
terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
3. Sosialisasi Awal SAP KSAP melakukan sosialisasi awal standar kepada para pengguna.
Bentuk sosialisasi awal yang dilakukan berupa seminar diskusi dengan para pengguna, program pendidikan profesional berkelanjutan, training of trainers
TOT, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
12
2.2 Pelatihan 2.2.1 Pengertian Pelatihan
Dalam Peraturan MENPAN No. PER66M.PAN62005 pasal 1 : 72 pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan pada praktik dari
pada teori yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan menggunakan pendekatan pelatihan untuk orang dewasa dan bertujuan meningkatkan
kemampuan dalam satu atau beberapa jenis keterampilan tertentu. Terdapat beberapa pengertian dari pelatihan yang digunakan
mendefenisikan pelatihan training. Diantaranya adalah: a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989, “Pelatihan adalah
proses melatih; kegiatan atau pekerjaan”. b. Menurut Dessler 2009, “Pelatihan adalah proses mengajarkan
karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”.
c. Menurut Mathis 2002, “Pelatihan adalah suatu proses dimana orang- orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai
tujuan organisasi”. Dari beberapa pengertian pelatihan diatas dapat ditarik kesimpulan secara
umum pelatihan adalah suatu proses pembelajaran pendidikan yang diberikan kepada pegawai baik secara teori ataupun praktek yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.2 Metode Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan
Estiningsih 2008 menyatakan ada dua strategi pendidikan pelatihan yang dapat dilakukan organisasi, yaitu metode di luar pekerjaan off the job side
dan metode di dalam pekerjaan on the job side. a. Metode di luar pekerjaan on the job side
Pada metode ini pegawai yang mengikuti pendidikan atau pelatihan keluar sementara ini pekerjaannya, mengikuti pendidikan dan pelatihan secara intensif.
Metode ini terdiri dari 2 teknik, yaitu: 1 Teknis presentasi informasi, yaitu menyampaikan informasi yang
tujuannya mengintrodusikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada peserta. Teknik ini dapat dilakukan melalui ceramah biasa,
teknik diskusi, teknik pemodelan perilaku behavioral modelling, model kelompok T, yaitu mengirim pekerja ke organisasi yang lebih maju untuk
mempelajari teori dan mempraktikannya. 2 Teknik simulasi, yaitu meniru perilaku sedemikian rupa sehingga peserta
pendidikan dan latihan dapat merelisasikan seperti keadaan sebenarnya. Teknik ini seperti: simulator alat- alat kesehatan, studi kasus case study,
permainan peran role playing, dan teknik dalam keranjang in basket, yaitu dengan cara memberikan bermacam- macam masalah dan peserta
diminta untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan teori dan pengalamannya.
Universitas Sumatera Utara
14
b. Metode di dalam pekerjaan on the job side Pelatihan ini berbentuk penugasan pekerja baru, yang dibimbing oleh pegawai
yang berpengalaman atau senior. Pekerja yang senior yang bertugas membimbing pekerja baru diharapkan memperlihatkan contoh- contoh
pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas.
Selain kedua metode diatas, Estiningsih 2008 menyatakan bahwa terdapat beberapa metode lain yang dapat dilakukan dalam organisasi, sesuai
dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan organisasi langsung di tempat kerja, yaitu belajar sendiri self-learning, tutorial, studi kasus, gugus kendali mutu.
a. Self- Learning belajar sendiri Belajar secara mandiri merupakan suatu pembelajaran melalui modul,
yaitu materi yang berisi langkah- langkah proses belajar yang sistematis. Modul disusun sedemikian rupa, sehingga peserta atau pembaca modul dapat dengan
mudah dituntun untuk mempelajarinya langkah demi langkah. Kelebihan dari cara pembelajaran ini adalah menjamin kemampuan belajar tiap peserta, dapat
menjangkau banyak peserta serta dengan cepat dapat menilai kecakapannya. Sedangkan kelemahannya, memerlukan banyak waktu dalam menyusul modul
dan biaya pembuatan modul tinggi. Dalam hal ini diperlukan motivasi yang kuat dari peserta untuk belajar.
b. Tutorial Tutorial adalah suatu metode dalam proses pembelajaran dengan cara
memberikan tugas baca pada suatu kelompok dengan topik tertentu yang
Universitas Sumatera Utara
15
kemudian didiskusikan dalam kelompok tersebut. Tujuan dari cara ini adalah untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap materi. Dalam sistem ini
peserta berinteraksi melalui diskusi ilmiah berdasarkan referensi yang tersedia dan hasilnya disusun dalam suatu makalah untuk kemudian dipresentasikan.
Kelebihan metode ini adalah analisis suatu topik dibahas secara mendalam, sehingga menjamin dasar ilmiahnya dan terjadinya interaksi dalam kelompok.
c. Studi Kasus Studi kasus adalah suatu metode pembelajaran dengan mengajak peserta
menganalisis masalah dan memilih alternatif- alternaltif pemecahan masalah. Metode ini bertujuan untuk membantu peserta mengembangkan daya
intelektualnya dan keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
d. Gugus Kendali Mutu Gugus Kendali Mutu merupakan proses perbaikan kinerja staf secara terus
menerus, melalui suatu wadah yang melibatkan staf pada tingkat pelaksana dalam kelompok kecil 3-8 orang dan berada dalam suatu lingkup kerja yang sama.
Tujuan dari Gugus Kendali Mutu ini adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan semua staf berperan serta dalam memecahkan masalah di
tempat kerjanya, guna untuk meningkatkan mutu dan produktifitas kerja.
2.3 Akuntabilitas
Menurut Mardiasmo 2009: 18, Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
16
Semua instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya harus memahami lingkungan akuntabilitas masing- masing. Akuntabilitas dapat
mencakup aspek pribadi dan aspek eksternal. Penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah, perlu memperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:
Sedarmayanti 2009: 108 1 Harus ada komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf.
2 Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin kegunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan- peraturan perundang- undangan yang
berlaku. 3 Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
4 Harus berorientasi kepada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
5 Harus jujur, objektif, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemuktahiran metode dan teknik
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai
akuntabilitas dalam pemerintahan para pimpinan beserta seluruh bawahannya harus mempunyai komitmen yang kuat dalam mempertanggungjawabkan
pekerjaan masing-masing. Akuntabilitas juga harus sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin
ditingkatkan, sejalan dengan visi dan misi yang akan menghasilkan manfaat. Serta akuntabilitas harus mempunyai prinsip jujur, objektif serta inovatif dalam kinerja
pemerintahan agar tercipta akuntabilitas publik yang baik dan bermanfaat bagi semua pihak.
2.4 Transparansi