16
Semua instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya harus memahami lingkungan akuntabilitas masing- masing. Akuntabilitas dapat
mencakup aspek pribadi dan aspek eksternal. Penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah, perlu memperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:
Sedarmayanti 2009: 108 1 Harus ada komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf.
2 Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin kegunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan- peraturan perundang- undangan yang
berlaku. 3 Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
4 Harus berorientasi kepada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
5 Harus jujur, objektif, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemuktahiran metode dan teknik
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai
akuntabilitas dalam pemerintahan para pimpinan beserta seluruh bawahannya harus mempunyai komitmen yang kuat dalam mempertanggungjawabkan
pekerjaan masing-masing. Akuntabilitas juga harus sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin
ditingkatkan, sejalan dengan visi dan misi yang akan menghasilkan manfaat. Serta akuntabilitas harus mempunyai prinsip jujur, objektif serta inovatif dalam kinerja
pemerintahan agar tercipta akuntabilitas publik yang baik dan bermanfaat bagi semua pihak.
2.4 Transparansi
Menurut Mardiasmo 2004 : 30 Transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan- kebijakan keuangan daerah sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
17
diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan digunakan
untuk pengambilan keputusan oleh pihak- pihak yang berkepentingan. Menurut Werimon 2005 prinsip transparansi memiliki 2 aspek, yaitu:
1 Komunikasi publik oleh pemerintah 2 Hak masyarakat terhadap aspek informasi
Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Komunikasi publik menuntut usaha yang sungguh-
sungguh dari pemerintah untuk membuka informasi yang terkait dengan aktivitas publik. Transparansi merupakan salah satu prinsip good governance, yaitu tata
kelola pemerintahan yang baik. Dimana maksudnya adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan, pemberdayaan, dan pelayanan yang solid dan
bertanggungjawab yang sejalan dengan demokrasi. Maka dari itu transparansi merupakan salah satu prinsip dari good governance karena apabila transparansi
tidak terlaksana maka good governace akan susah untuk diterapkan.
2.5 Penyusunan Laporan Keuangan 2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PP No. 71 2010 : 6 Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi- transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih,
arus kas, hasil operasi dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
Universitas Sumatera Utara
18
mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah adalah untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Berikut ini adalah beberapa defenisi mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:
a. Menurut Munawir 2000 : 2, “Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan atau
aktivitas perusahaan tersebut.” b. Menurut Sawir 2001 : 2, “Laporan Keuangan adalah media yang
dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan
posisi keuangan.” c. Menurut Warren et al 2005 : 24, “Laporan Keuangan adalah laporan
akuntansi yang dibuat setelah transaksi dicatat dan dikhtisarkan yang menghasilkan informasi bagi pemakainya.”
2.5.2 Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan
Menurut PP no. 71 2010 : 9 juga dijelaskan mengenai asumsi dasar dalam pelaporan keuangan dilingkungan pemerintah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan. Asumsi dasar tersebut kemandirian entitas, asumsi
kesinambungan entitas, asumsi keterukuran dalam satuan uang monetary meansurement.
Universitas Sumatera Utara
19
a Kemandirian Entitas Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam
pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan
tanggungjawab penuh. b Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berkelanjutan keberadannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek. c Keterukunan Dalam Satuan Uang Monetary Measurement
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar
memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
2.5.3 Peranan Pelaporan Keuangan
Menurut PP No. 71 2010: 7 Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya- upaya yang telah dilakukan serta hasil yang
dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
a Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
Universitas Sumatera Utara
20
b Manajemen Membantu para pengguna untuk mengecaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat. c Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan.
d Keseimbangan Antargenerasi Membantu para pengguna dalam mengetahui kecakupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. e Evaluasi Kerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja
yang direncanakan.
Universitas Sumatera Utara
21
Dari berbagai pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa peran pelaporan keuangan mempunyai kewajiban untuk melaporkan semua upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang telah dicapai dalam kegiatan, harus secara sistematis dan terstruktur dalam suatu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas,
manajemen, transparansi, keseimbangan antargenerasi serta evaluasi kerja. Dari semua hal tersebut akan dapat dilihat bagaimana kualitas dari penyusunan laporan
keuangan. Kualitas penyusunan laporan keuangan akan bernilai baik apabila semua kepentingan pelaporan keuangan diatas dapat dicapai sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
2.5.4 Dasar Hukum Laporan Keuangan
Menurut PP No. 71 2010: 8 Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang mengatur
keuangan pemerintah antara lain:
1 Undang- Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yaitu, Undang- Undang yang setiap tahunnya diterbitkan untuk menetapkan
APBN yaitu, UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2 UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah;
3 UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; Selain dari ketiga Undang-Undang diatas terdapat banyak Undang-
Undang yang mengatur tentang keuangan pemerintah Daerah. Seperti Undang- Undang yang dicantumkan diatas, UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara yaitu Undang- Undang yang mengatur anggaran pendapatan dan belanja negara yang dimana diterbitkan setiap tahunnya. Kemudian Undang- Undang N0.
Universitas Sumatera Utara
22
33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah merupakan Undang- Undang yang mencakup pembagian keuangan secara
proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah. Dan UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan
Retribusi Daerah merupakan Undang- Undang yang mengatur pemungutan pajak dan retribusi di masing- masing daerah oleh pemerintah daerah yang kemudian
disetorkan kepada pemerintah pusat.
2.5.5 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PP No. 71 2010: 7 Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
1 Menyediakan informasi tetang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
2 Menyediakan informasi mengenai kecakupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
3 Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kinerja entitas pelaporan serta hasil- hasil yang telah
dicapai; 4 Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelopran mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; 5 Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber- sumber penerimaannya baik jangka pendek maupun jangka panjang termasuk yang berasal dari pungutas pajak
dan pinjaman;
6 Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaopran apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan; Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah: 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Laporan keuangan disusun memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian masa lalu 3. Laporan keuangan yang menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas, sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai suatu informasi yang dapat dipercaya mengenai Aktiva, Kewajiban dan
Modal, serta informasi mengenai perubahan sumber- sumber ekonomi lainnya. Selain itu laporan keuangan membantu para pemakai dalam memperkirakan
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba dan pengambilan keputusan ekonomi lainnya
2.6 Penelitian Terdahulu
1. Enho 2008, judul penelitian adalah Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pendidikan dan Pelatihan, serta Latar Belakang
Pendidikan dalam Penyusunan Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintah Kota Medan. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
Pemahaman SAP X
1
, Pendidikan dan Pelatihan X
2
, Latar Belakang Pendidikan X
3
, sedangkan variabel dependennya adalah Penyusunan Laporan Keuangan Y. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 responden. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yohannes
2008 adalah Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pendidikan dan Pelatihan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan serta memiliki
hubungan yang negatif terhadap penyusunan laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
24
Sedangkan Latar Belakang Pendidikan mempunyai hubungan yang positif namun tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan
laporan keuangan. 2. Rajana 2009, judul penelitian adalah Pengaruh Pemahaman Standar
Akuntansi Pemerintah, Pendidikan dan Pelatihan terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar. Variabel Independen
dalam penelitian ini adalah Pemahaman SAP X
1
, Latar Belakang Pendidikan X
2
, Starta Pendidikan X
2.2
, Pelatihan X
3
, variabel dependennya adalah Penyusunan Laporan Keuangan Y. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 39 orang. Hasil
penelitian adalah Pemahaman SAP, Latar Belakang Pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang siginifikan serta memiliki hubungan yang
negatif, sedangkan Strata Pendidikan dan Pelatihan memiliki hubungan yang positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penyusunan laporan keuangan. 3. Rahim 2012, judul penelitian adalah Pengaruh Pemahaman SAP,
Pendidikan, Pelatihan, dan Akuntabilitas terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Pemahaman SAP X
1
, Pendidikan X
2
, Pelatihan X
3
, dan Akuntabilitas X
4
. Sedangkan variabel dependennya adalah Penyusunan Laporan Keuangan Y
1
.
Universitas Sumatera Utara
25
4. Maryanti 2008, judul penelitian ini adalah Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Transparansi terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Desentralisasi Fiskal X
1
, dan Transparansi X
2
. Sedangkan variabel dependennya adalah Pengelolaan Laporan Keuangan Daerah Y
1
. 5. Siregar 2009, judul penelitian adalah Pengaruh Akuntabilitas Publik,
Transparansi Publik, dan Pengawasan terhadap Pengelolaan APBD dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai variabel moderator pada
Pemerintah Kota Pematangsiantar. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Akuntabilitas Publik X
1
, Transparansi Publik X
2
, dan Pengawasan X
3
. Sedangkan variabel dependennya adalah Pengelolaan APBD Y dan variabel moderator yaitu Standar Akuntansi Pemerintah.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus yaitu pejabat yang terkait dengan pengelolaan APBD pada SKPD- SKPD
sebanyak 56 orang pejabat sebagai sampel. Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan variabel Akuntabilitas Publik, Transparansi Publik, dan
Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan APBD. Secara parsial akuntabilitas publik berpengaruh secara signifikan terhadap
pengelolaan APBD. Sedangkan Transparansi Publik dan Pengawasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengelolaan APBD.
Kemudian Uji Nilai Selisih Mutlak menunjukkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan tidak memoderasi hubungan antara Akuntabilitas
Publik, Transparansi Publik dan Pengawasn dengan Pengelolaan APBD.
Universitas Sumatera Utara
26
6. Wayan, dkk 2014, judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemrintah dan Belakang Pendidikan terhadap
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi pada SKPD Kabupaten Klungkung. Variabel independen penelitian ini
adalah Pemahaman SAP X
1
dan Latar Pendidikan X
2
. Sedangkan variabel dependennya adalah Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Y. Metode pengambilan sampel adalah purposive smpaling dan sampelnya sebanyak 82 orang yaitu pegawai
skpd dibagian akuntansi dan keuangan. Hasil penelitian ini adalah pemahaman SAP dan latar belakang pendidikan berpengaruh positif dan
berpengaruh secara simultan terhadap penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Pemahaman SAP dan latar belakang pendidikan juga
berpengaruh positif dan berpengaruh secara simultan terhadap penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.
7. Oulasvirta 2010University of Tampere, Finland, judul penelitian ini adalah Public- Sector Accounting and the International Standardization
Process of Presenting Financial Statement. Variabel independen penelitian ini adalah Sector Accounting
X1
dan International Standardization Process
X2
. Sedangkan variabel dependennya adalah Presenting Financial Accounting Y. Hasil penelitian ini adalah Tradisi
unik akuntansi pemerintah Finlandia yang telah dikembangkandi tempat sendiri dan melayani akuntansi pemerintah dan kebutuhan pelaporan juga
merupakan penghalang institusional . Ketika pemerintah Finlandia
Universitas Sumatera Utara
27
mengaadopsi komersial double-entry pembukuan pada tahun 1998 , pilihan CF adalah akuntansi akrual kita sendiri kerangka kerja
berdasarkan model pendapatan beban bukan aset model kewajiban. 8. Amanda, Eddy, judul penelitian ini adalah Preparing for International
Financial Reporting Standards. Variabel independen penelitian ini adalah Hisory
X1
, Timeline
X2
, Advantages
X3
, Disadvantages
X4
, Classroom Impact
X5
. Sedangkan variabel dependennya adalah International Financial Reporting Standards Y. Hasil dari penelitian ini
adalah Proses konvergensi yang pada akhirnya dapat menyebabkan konversi GAAP ke IFRS telah berlangsung selama beberapa tahun .
Puncak dari upaya ini diharapkan mulai tahun 2014. Terlepas dari banyak keuntungan dan kerugian dari konversi , IFRS tampaknya menjadi standar
pelaporan yang akan diperlukan untuk masa depan . Seperti yang ditunjukkan dari survei disajikan , baik profesi dan akademisi tidak siap .
Semua akuntan harus mempersiapkan sendiri dan menjadi fasih dalam IFRS , bersama dengan GAAP . Dampak pada akuntansi kelas
berpotensibesar . siswa hari ini harus dibuat sadar IFRS , prinsip-prinsip , dan dampaknya terhadap dunia akuntansi seperti yang kita kenal.
Universitas Sumatera Utara
28
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Tahun Penelitian Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian 1
Enho 2008
Pengaruh Pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintah,
Pendidikan dan Pelatihan, serta
Latar Belakang Pendidikan dalam
Penyusunan Laporan Keuangan
Daerah pada Pemerintah Kota
Medan Independen
Variabel: Pemahaman
SAP, Pendidikan, Dan
Pelatihan Serta Latar Belakang
Pendidikan. Dependen
Variabel: Penyusunan
Laporan Keuangan
Pemahaman SAP, Pendidikan Dan
Pelatihan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan serta memiliki hubungan
yang negatif. Sedangkan Latar
Belakang Pendidikan mempunyai hubungan
yang positif namun tidak mempunyai
pengaruh yang siginfikan terhadap
penyusunan Laporan Keuangan.
2 Rajana 2009
Pengaruh Pemahaman SAP,
Pendidikan dan Pelatihan terhadap
Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD Kota Pematangsiantar
Independen Variabel:
Pemahaman SAP,
Pendidikan, dan Pelatihan serta
Latar Belakang Pendidikan dan
Strata Pendidikan
Dependen Variabel:
Penyusunan Laporan
Keuangan SKPD
Pemahaman SAP, Latar Belakang, Strata
Pendidikan Dan Pelatihan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan serta
memiliki hubungan yang negatif,
Sedangkan Strata Pendidikan Dan
Pelatihan mempunyai hubungan yang positif
namun tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Penyusunan
Laporan Keuangan
3 Rahim
2012 Pengaruh
pemahaman sap, pendidikan,
pelatihan, dan akuntabilitas
terhadap penyusunan laporan
keuangan skpd pemerintah
Kabupaten Bengkalis
Independen Variabel:
Pemahaman sap, pendidikan,
pelatihan, akuntabilitas
Dependen Variabel:
Penyusunan laporan
keuangan Pemahaman SAP
Berpengaruh Signifikan Terhadap
Penyusunan Laporan Keuangan, Sedangkan
Pendidikan, Pelatihan, Akuntabilitas Tidak
Berpengaruh Signifikan Terhadap
Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
4 Maryanti
2008 Pengaruh
desntralisasi fiscal dan transparansi
terhadap pengelolaan
keuangan daerah Independen
Variabel : desentralisasi
fiskan dan transparansiDep
enden variable : Desentralisasifiskal
berpengaruh signifikan positif terhadap
pengelolaan keuangan daerah pada kantor
dinas pengelolaan
Universitas Sumatera Utara
29
Pengelolaan laporan
keuangan daerah
keuangan daerah DPKD kota di
Sumatera Barat dan transparansi
berpengaruh signifikan positif terhadap
pengelolaankeuangan daerah pada DPKD
kota di sumatera barat
5 Siregar
2009 Pengaruh
Akuntabilitas Publik,
Transparansi Publik, dan
Pengawasan terhadap
Pengelolaan APBD dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan
sebagai Variabel Moderator pada
Pemerintah Kota Pematangsiantar
Independen Variabel:
Akuntabilitas Publik,
Transparansi Publik,
Pengawasan Dependen
Variabel: Pengelolaan
APBD Moderator
Variabel: SAP Hasil penelitian dan uji
hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan
variabel akuntabilitas publik, transparansi
publik, dan pengawasan
berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan
APBD. Secara parsial akuntabilitas publik
berpengaruh secara signifikan terhadap
pengelolaan APBD. Taransparansi publik
dan pengawasan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pengelolaan APBD.
Uji Nilai Selisih Mutlak menunjukkan
bahwa standar akuntansi
pemerintahan tidak memoderasi hubungan
antara akuntabilitas publik transparansi
publik, dan pengawasan dengan
pengelolaan APBD
6 Wayan, dkk
2014 Pengaruh
Pemahaman Sap Dan Latar Belakang
Pendidikan Terhadap
Penyusunan Dan Penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Independen Variabel:
Pemahaman Sap, Latar
Belakang Pendidikan
Dependen Variabel:
Penyusunan Dan Penyajian
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
1 pemahaman standar
akuntansi pemerintahan
berpengaruh positif terhadap penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah, 2
latar belakang pendidikan
berpengaruh positif terhadap
penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah, 3 pemahaman standar
Universitas Sumatera Utara
30
akuntansi pemerintahan dan latar
belakang pendidikan secara simultan
berpengaruh terhadap penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah, 4
pemahaman standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh positif
terhadap penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah, 5 latar
belakang pendidikan berpengaruh positif
terhadap penyajian laporan
keuangan pemerintah daerah, 6
pemahaman standar akuntansi
pemerintahan dan latar belakang
pendidikan secara simultan berpengaruh
penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah. 7
Oulasvirta 2010
Public- Sector
Accounting and the International
Standardization Process of
Presenting Financial Statement
Independen Variabel: Sector
Accounting, International
Standardization Dependen
Variabel: Presenting
Financial Statement
Tradisi akuntansi pemerintah Finlandia
yang telah dikembangkan di
tempat sendiri dan melayani akuntansi
pemerintah dan kebutuhan pelaporan
juga merupakan penghalang
institusional. Ketika pemerintah Finlandia
mengadopsi komersial double-entry
pembukuan pada tahun 1998, pilihan CF
adalah akuntansi akrual
kerangka kerja berdasarkan model
pendapatan beban bukan aset model
kewajiban
Universitas Sumatera Utara
31
8 Amanda, Eddy
Preparing for international
financial reporting standards
Independen Variabel;
history, timeline,
advantages, disadvantages,
classroom impact
Dependen variabel:
International Financial
Reporting Standards
IFRS Proses konvergensi
yang pada akhirnya dapat menyebabkan
konversi GAAP ke IFRS
telah berlangsung selama beberapa tahun
. Puncak dari upaya ini diharapkan mulai
tahun 2014. Terlepas dari
banyak keuntungan dan kerugian dari
konversi , IFRS tampaknya
menjadi standar pelaporan yang akan
diperlukan untuk masa depan . Seperti yang
ditunjukkan dari survei disajikan , baik profesi
dan akademisi tidak siap . Semua akuntan
harus mempersiapkan sendiri dan menjadi
fasih dalam IFRS , bersama dengan
GAAP . Dampak pada akuntansi
kelas berpotensi besar . siswa hari ini harus
dibuat sadar IFRS , prinsip-prinsip , dan
dampaknya terhadap dunia akuntansi seperti
yang kita kenal .
Universitas Sumatera Utara
32
2.7 Kerangka Konseptual