Cara Penularan Diare Epidemiologi Penyakit Diare

2. Dehidrasi ringan atau sedang, menyebabkan anak rewel atau gelisah, mata sedikit cekung, turgor kulit kembali dengan lambat jika dicubit, kehilangan cairan sebesar 2-7. Mulut atau lidah mulai tampak kering dan tampak kehausan. Penurunan berat badan antara 5-10. 3. Dehidrasi berat, anak menjadi apatis, mata cekung, pada cubitan kulit turgor kembali sangat lambat, napas cepat, anak terlihat lemah, kehilangan cairan sebesar 8-10. Mulut atau lidah tampak sangat kering dan tampak sangat kehausan. Penurunan berat badan 10.

2.4. Cara Penularan Diare

3 Penyakit diare sebagian besar 75 disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi dengan mekanisme berikut ini : 1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila seseorang mengkonsumsi air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan samapai ke rumah penduduk, atau tercemar pada saat disimpan di rumah. Pencemaran di rumah terjadi apabila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuha air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan. 2. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap di makanan maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.

2.5. Epidemiologi Penyakit Diare

Universitas Sumatera Utara 2.5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Orang Menurut Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Triwulan II 2011 yang diterbitkan oleh Kemenkes RI, bila dilihat per kelompok umur diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita 1-5 tahun yaitu 16,7. Sedangkan menurut jenis kelamin prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 8,9 pada laki-laki dan 9,1 pada perempuan. 4 Di luar negeri angka kejadian diare lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki sedangkan angka kematian akibat diare lebih tinggi pada kalangan laki-laki yang terjadi pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut karena beberapa penelitian memberikan hasil yang tidak sama tentang hal ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jurnalis jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan 75,9 : 24,1. Sedangkan berdasarkan penelitian Mahalini pada tahun 2004 di Bali juga mendapatkan laki-laki lebih banyak daripada perempuan 60 : 40. 21 2.5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10 di pedesaan dan 7,4 di perkotaan. Diare cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petaninelayan dan buruh. Sementara jika ditinjau dari provinsi-provinsi di Indonesia, yang tertinggi di NAD dengan prevalensi 18,9 dan terendah di DIY dengan prevalensi 4,2. Namun dari beberapa penelitian jumlah kejadian diare juga masih ditemukan tergolong tinggi di daerah perkotaan. Pada tahun 2007 prevalensi kejadian diare di Jawa Barat 9 yaitu 10,2 dan mengalami KLB pada tahun Universitas Sumatera Utara 2009 dan 2010. Berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Depok 2008 angka kesakitan diare mencapai 22,44. Data di Puskesmas Depok Jaya, jumlah kasus diare sepanjang tahun 2008 mencapai 1.603 kasus . 22 2.5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sd 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301 1.000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 1.000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 1.000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 4111.000 penduduk. Kejadian Luar Biasa KLB diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8.133 orang, kematian 239 orang, CFR 2,94. Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang, CFR 1,74, sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4.204 dengan kematian 73 orang, CFR 1,74 . 4

2.6. Determinan Penyakit Diare

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012

6 63 130

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA USIA KERJA DI Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Usia Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA USIA KERJA DI Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Usia Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 1 19

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 1 18

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 7

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 1 22

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 2 4

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 41

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018

1 5 10