Kerangka Konsep Latar Belakang

2.9. Kerangka Konsep

- KARAKTERISTIK ANAK 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. ASI Eksklusif 4. Status Imunisasi 5. Status Gizi Kejadian Diare Pada Anak KARAKTERISTIK IBU 1. Pendidikan 2. Pekerjaan FAKTOR LINGKUNGAN 1. Pengelolaan Sampah 2. Saluran Pembuangan Air Limbah 3. Penyediaan Air Bersih 4. Ketersediaan Jamban Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan akan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap anggota masyarakat dan harus selalu diupayakan peningkatan secara terus-menerus. Oleh karena itulah selalu dilakukan berbagai upaya dalam menanggulangi berbagai masalah kesehatan. 1 Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal lebih dari 3 kalihari serta perubahan dalam isi lebih dari 200 garmhari dan konsistensi feses cair. Penyakit diare merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat terutama bayi dan balita. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare . 2,3 Bertahun-tahun pemberantasan penyakit diare sudah dilakukan namun hingga saat ini KLB diare masih sering terjadi. Strategi penanggulangan diare yang telah dilakukan selama ini dimaksimalkan dengan memanfaatkan kerja sama lintas program dan ataupun kerja sama lintas sektor. 1,3 Universitas Sumatera Utara Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals MDG’s adalah menurunkan kematian anak menjadi 23 bagian dari tahun 1990 sampai pada tahun 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT, Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. 4 Berdasarkan data WHO tahun 2010, pada Weekly Morbidity and Mortality Report WMMR IDP husting and crisis affected districts, Kyberpakhtunkhwa, Pakistan, dilaporkan bahwa pada minggu ke-22 29 Mei-4 Juni 2010 dari semua jumlah kunjungan pasien 12 diantaranya adalah kasus penyakit diare dan dari semua jumlah kunjungan pasien 23 diantaranya adalah balita, dimana yang menderita penyakit diare adalah 9 dari semua jumlah kunjungan pasien balita. 5 Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2010 diare dan gastroenteritis menempati urutan pertama pada pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit, dengan CFR 1,79. Pada tahun 2010 Kejadian Luar Biasa KLB diare terjadi di 11 provinsi dengan CFR 1,74. Jumlah CFR tersebut sama dengan CFR tahun 2009. Angka CFR diare pada periode 2006-2010 yaitu tahun 2006 2,26, tahun 2007 1,79, tahun 2008 2,94, tahun 2009 1,74, tahun 2010 1,74. Tedapat peningkatan CFR yang cukup signifikan antara tahun 2007 dan tahun 2008 dari 1,79 menjadi 2,94 dan pada tahun 2009 dan 2010 Universitas Sumatera Utara angka ini mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh adanya perbaikan penatalaksanaan diare. 6 Dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2007 didapatkan 13,7 balita mengalami diare dalam waktu dua minggu sebelum survei, 3 lebih tinggi dari temuan SDKI 2002-2003 11 . Prevalensi diare tertinggi adalah pada anak umur 12-23 bulan 20,7, diikuti umur 6-11 bulan 17,6 dan umur 23-45 bulan15,3. 7 Berdasarkan Survei Morbiditas Diare kejadian diare mempunyai trend yang semakin naik pada periode tahun 1996-2006. Sedangkan dari tahun 2006 sampai tahun 2010 terjadi sedikit penurunan angka kesakitan, yaitu dari 423 menjadi 411 per 1.000 penduduk. Untuk angka kesakitan diare balita tahun 2000- 2010 tidak menunjukkan pola kenaikan maupun pola penurunan berfluktuasi. Pada tahun 2000 angka kesakitan balita 1.278 per 1.000 turun menjadi 1.100 per 1.000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 menjadi 1.330 per 1.000 kemudian turun pada tahun 2010 menjadi 1.310 per 1.000. Sekalipun tidak ada peningkatan yang sifnifikan bahkan di beberapa tahun ada penurunan, namun kejadian diare di Indonesia masih tetap dikatakan tinggi sehingga masih perlu mendapat perhatian khusus. 8 Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Utara 2007, dilaporkan bahwa di beberapa kabupatenkota di Sumatra Utara terjadi Kejadian Luar Biasa KLB diare. Di Tapanuli Tengah terjadi KLB diare dengan CFR 1,26. Di Nias terjadi KLB diare dengan CFR 3,77. Di Tapanuli Utara terjadi KLB dengan CFR 7,60. 9 Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Tebing Tinggi 2008, dilaporkan dari Universitas Sumatera Utara semua kejadian diare 50,49 diantaranya terjadi pada anak balita Sementara tahun 2007 dari semua kejadian diare 49,90 diantaranya terjadi pada anak balita. 10 Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Samosir Pada tahun 2008 ditemukan kasus diare sebanyak 4.223 kasus, dimana sebanyak 1.668 penderita diare pada anak balita dan telah mendapat penanganan. Angka kesakitan diare di Kabupaten Samosir sebesar 32,10. Sementara jika dilihat dari pola gambaran 10 penyakit terbesar diare berada pada peringkat kelima. 11

1.2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012

6 63 130

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA USIA KERJA DI Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Usia Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA USIA KERJA DI Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Usia Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 1 19

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 1 18

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 7

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 1 22

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 2 4

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 41

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018

1 5 10