Hambatan Pelaksanaan Strategi DOTS Plus di Puskesmas Teladan

“Ngambil obat ibu dicatat, waktu bapak berobat pun adanya di catatnya” Informan 5 “Dulu waktu masih disana saya datang untuk periksa dan di timbang berat badan dek dan langsung dicatat di kartu berobat.” informan 6 “Bapak dulu hanya berat badan saja yang di timbang, sekarang bapak udah tidak pernah kesana. Dicatat mereka ke buku buku itulah” Informan 7 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di dapatkan bahwa pencatatan dan pelaporan yang dilakukan Puskesmas Teladan sudah lengkap. Dinas Kesehatan melakukan kunjungan ke puskesmas untuk memantau laporan dan pelaksanaan Puskesmas terhadap Strategi DOTS Plus. Petugas TB MDR melakukan pencatatan serta pemantauan terhadap pasien.Pencatatan dilakukan setiap kali pasien datang berobat dan PMO mengambil obat untuk pasien TB MDR tersebut. Sedangkan pemantauan yang dilakukan petugas sekedar memantau berat badan saja kepada pasien TB MDR.

4.3 Hambatan Pelaksanaan Strategi DOTS Plus di Puskesmas Teladan

Hasil wawancara yang peneliti dapatkan tentang hambatan pelaksanaan strategi DOTS Plus dalam program TB MDR ini adalah : “Hambatannya dalam pengelolaan pasien dimana pasien masih kurang dalam menggunakan alat pelindung diri, dan hambatan geografis karena adanya pasien yang diluar daerah kita sementara dalam pengawasan puskesmas Teladan” Informan 2 “Hambatannya kalau kita bilang ngambil obat tanggal segini bukannya datang, dan juga kadang mau dibuka maskernya karena merasa sesak bahkan kadang susah menghubungi nomor telepon mereka. Selain itu 65 Universitas Sumatera Utara terkadang pegawai disini pun mau menghindar dari pasien TB MDR ini.” Informan 3 “Kalau ngambil obat kadang tidak tepat waktu karena saya juga ada kegiatan kuliah kak.” informan 4} “Bapak minum obat gak bisa ibu lihat terus karena ibu juga ke pasar. Dan ngambil obat pun mau ibu telat ke puskesmas.” Informan 5 “Hambatan saya uanglah dek, karena banyak kali efek obat ini. Kalau tidak puding gak enak badan dek.” informan 6 “Rasa bosan itu lah hampir 2 tahun minum obat sekali 16 butir. Kalau gak patuh ulang lagi dari awal. Pakai masker pun sesak jadi kadang kadangnya ku pake.” Informan 7 Berdasarkan kutipan hasil wawancara mendalam kepada beberapa informan bahwa hambatan pelaksanaan strategi DOTS Plus terdapat dalam pengelolaan pasien TB MDR. Pasien masih kurang dalam penggunaan alat pelindung diri karena merasakan sesak dalam pemakaiannya. Adanya pasien yang berada di luar kota dan dibawah pengawasan Puskesmas Teladan dan nomor HP pasien yang susah dihubungi untuk dipantau. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi karena sudah di luar prosedur penanganan pasien TB MDR. Selain itu juga PMO yang tidak tepat waktu dalam pengambilan obat ke puskesmas karena berbagai alasan.

4.4 Keberhasilan Pelaksanaan Strategi DOTS Plus di Puskesmas Teladan