Tabel 2.1 Panduan standar obat di RSU Dr. Soetomo dan RS Persahabatan
Fase Intensif Fase Intermiten
Km-E-Eto-Lfx-Z-Cs E-Eto-Ltf-Z-Cs
Keterangan :
Km : Kanamisin E : Ethambutol
Eto : Ethionamid Lfx : Levofloksasin
Z : Pirazinamid Cz
:Sikloseri
Dua hal yang sangat penting yang harus diperhatikan adalah yang pertama, KIE yang bersifat komprehensif terhadap penderita dan keluarganya menyangkut
berbagai hal yang berkaitan dengan pengobatan yang akan diberikan. Yang kedua, selama pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan langsung atau DOT
Jusuf dkk, 2010
2.4 Program Penanggulangan TB MDR
Program penanggulangan TB MDR pada saat ini bernama Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat. Penerapan MTPTRO menggunakan
kerangka kerja yang sama dengan strategi DOTS, untuk saat ini upaya penanganannya lebih diutamakan pada kasus TB Resistan Rifampisin dan TB
MDR.
Setiap komponen dalam penatalaksanaan pasien TB resistan obat lebih kompleks dan membutuhkan biaya lebih banyak daripada penatalaksanaan pasien
TB tidak resistan obat. Dengan menanganan i pasien TB resistan obat dengan
28
Universitas Sumatera Utara
benar maka akan mendukung tercapainya tujuan dari Program Pengendalian TB Nasional. Kemenkes,2014
2.4.1 Jejaring Penatalaksanaan Program Penanggulangan TB-MDR
Dalam penatalaksanaan program penanggulangan TB-MDR rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang mempunyai potensi besar dalam penemuan
dan penegakan diagnosis pasien TB-MDR,namun rumah sakit juga memilki keterbatasan dalam tahap pengobatan serta pengawasan keteraturan dan
keberlangsungan pengobatan pasien TB-MDR bila dibandingkan dengan puskesmas. Maka dalam melaksanakan upaya program penanggulangan TB-MDR
dikembangkan jejaring baik dari internal maupun eksternal. a.
Jejaring Internal, merupakan jejaring antar semua unit yang ada di dalam rumah sakit yang terkait dalam menangani semua kasus TB dan termasuk
kasus TB-MDR.
Dengan sistem setiap fasyankes rujukan harus
mengembangkan suatu clinical pathway yang dituangkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur SOP. Untuk mencapai keberhasilan jejaring
internal dibentuknya suatu Tim Ahli Klinis TAK yang merupakan bagian dari Tim DOTS rumah sakit yang khusus melaksanakan penatalaksanaan
untuk pasien TB-MDR. Dapat dilihat pada gambar bagan dibawah ini yang merupakan model TAK di fasyankes rujukan TB-MDR.
b. Jejaring Eksternal, merupakan jejaring yang dibangun antara fasyankes
rujukan dengan semua fasyankes dan institusi yang terkait dalampengendalian dan penatalaksanaan pasien TB-MDR dan difasilitas oleh Dinas Kesehatan.
29
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan dikembangkannya jejaring eksternal ini yaitu; agar semua pasien TB-MDR mendapatkan akses pelayanan Manajemen Terpadu
Pengendalian TB Resisten Obat MTPTRO yang bermutu dimulai dari diagnosis, pengobatan,pemeriksaan dan pemantauan hasil serta tindak lanjut
hasil pengobatan. Dan menjamin keberlangsngan dan keteraturan pengobatan pasien sampai tuntas Kemenkes RI, 2013
Gambar 2.1 Pengorganisasian TAK di Fasyankes Rujukan TB-MDR
Sumber : Kemenkes,2013 Pedoman Teknis Manajemen Terpadu pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat
30
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Jejaring Eksternal Pelayanan Manajemen Terpadu Pengendalian TB-MDR
Sumber : Kemenkes,2013 Pedoman Teknis Manajemen Terpadu pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat
31
Universitas Sumatera Utara
Setiap institusi yang terkait dalam jejaring eksternal memiliki fungsi masing-masing dalam pengendalian TB-MDR. Seperti dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.2 Fungsi Setiap Institusi yang Terkait Pada Jejaring Eksternal Pelayanan Manajemen Terpadu Pengendalian TB-MDR
Lab Rujukan TB MDR
Rujukan TB MDR
Sub RujukanTB
MDR Satelit TB
MDR Dinkes
KabKota Dinkes
Provinsi
Diagnostik : biakan uji
kepekaan Pemeriksaan
pemantauan pengobatan
follow up: biakan
Pencatatan dan
pelaporan Penemuan
suspek Penetapan
suspek Inisisasi
pengobatan KIE, Inform
consent TAK
Pemeriksaan penunjang
Rawat inapjalan
Manajemen ESO
menyeluruh Evaluasi
pengobatan Pencatatan
dan pelaporan
Penemuan suspek
Penetapan suspek
Inisisasi pengobatan
KIE, Inform consent
TAK Pemeriksaan
penunjang Rawat
inapjalan Manajemen
ESO menyeluruh
Evaluasi pengobatan
Pencatatan dan pelaporan
Penemuan suspek
Merujuk suspek
Meneruskan pengobatan
rawat jalan Monitoring
ESO KIE
PMO Pencatatan
Verifikasi Pelacakan
pasien Logistik
Pencatata n dan
pelaporan Monev
Koordin asi
Logistik Pencatat
an dan pelapora
n
Sumber : Kemenkes,2013 Pedoman Teknis Manajemen Terpadu pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat
32
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Penemuan Pasien
Penemuan pasien TB Resistan Obat adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dengan penemuan suspek TB Resistan Obat menggunakan alur penemuan
baku, dilanjutkan proses penegakan diagnosis TB Resistan Obat dengan pemeriksaan dahak, selanjutnya didukung juga dengan kegiatan edukasi pada
pasien dan keluarganya supaya penyakit dapat dicegah penularannya kepada orang lain. Semua kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan penemuan pasien TB
Resistan Obat dalam Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat harus dicatat dalam buku bantu rujukan suspek TB MDR, formulir rujukan suspek TB
MDR dan formulir register suspek TB MDR TB 06 MDR sesuai dengan fungsi fasyankes.
1. Resistansi terhadap obat anti TB OAT