Keberhasilan pelaksanaan Strategi DOTS Plus sebagai upaya penanggulangan TB MDR

5.3 Keberhasilan pelaksanaan Strategi DOTS Plus sebagai upaya penanggulangan TB MDR

Dari kelima komponen Strategi DOTS plus sebagai upaya penanggulangan TB MDR empat komponen yaitu : Komitmen politis, Strategi penemuan kasus, Jaminan ketersediaan OAT lini kedua dan Sistem pencatatan dan pelaporan berjalan dengan baik meskipun dalam pelaksanaannya ada beberapa kekurangan. Sedangkan komponen pengelolaan pasien dalam pelaksanaannya masih kurang optimal. Pelaksanaan komitmen politis yang berkesinambungan dengan adanya pengembangan sumber daya manusia, kerja sama lintas program dan sektor, serta didukung dengan pendanaan untuk menanggulangi TB MDR akan dapat memberikan dampak yang baik terhadap keberhasilan pelaksanaan strategi DOTS plus sebagai upaya penanggulangan TB MDR. Semakin baik pelaksanaan komitmen politis maka akan semakin tinggi harapan untuk keberhasilan pengobatan pasien TB MDR. Pelaksanaan strategi penemuan kasus juga dapat memberikan dampak untuk keberhasilan penanggulangan TB MDR. Dengan dilakukannya strategi penemuan kasus yang tepat dan akurat maka akan mengurangi angka kesakitan dan kematian yang di akibatkan oleh penyakit menular yaitu TB MDR ini. Pelaksanaan penemuan kasus dilakukan dengan baik dan dengan diagnosa yang tepat melalui RS Adam Malik dengan menggunakan alat yang telah terdertifikasi yang tidak ada di puskesmas. Penemuan kasus yang cepat dan tepat akan mencegah terjadinya TB MDR bagi orang disekitar penderita. 82 Universitas Sumatera Utara Komponen jaminan ketersediaan OAT lini kedua berjalan dengan baik karena obat obatan yang dikirim dari RS Adam Malik ke puskesmas Teladan selalu lengkap dan tidak rusak sehingga terjamin mutu untuk penggunaannya. Obat lini kedua yang terjamin mutunya berdampak baik bagi keberhasilan pengobatan pasien TB MDR. Dengan cara perhitungan pembagian obat yang benar dan sesuai dengan kebutuhan pasien akan mendukung kesembuhan untuk pasien TB MDR. Sistem pencatatan dan pelaporan yang dilakukan puskesmas dilaksanakan sesuai dengan format baku yang telah ditentukan. Pencatatan dan pelaporan lengkap karena setiap melakukan kegiatan pengobatan pada pasien, petugas langsung memasukkannya ke dalam buku ataupun kartu berobat pasien. Selain itu pihak Dinas kesehatan datang untuk memantau pencatatan dan pelaporan di puskesmas. Sedangkan komponen pengelolaan pasien berjalan kurang optimal karena dalam penanganannya pasien hanya awal 6 bulan saja rutin datang ke puskesmas dan menjalankan pemantauan berat badan dan efek samping. Salah satu pasien merasa dihindari pegawai puskesmas maka pasien enggan untuk datang berkunjung ke puskesmas. Selain itu, adanya pasien yang berada jauh di luar kota tetapi masih berada dalam penanganan puskesmas Teladan. Seharusnya pihak puskesmas secara tegas memindahkan pasien sesuai dengan tempvt tinggal pasien untuk pemantauan yang lebih rutin. Petugas juga mengalami kesulitan dalam menghubungi pasien karena nomor telepon pasien yang susah dihubungi. Keluarga yang merupakan PMO pasien tidak pernah mengikuti penyuluhan dan 83 Universitas Sumatera Utara hanya mendapatkan infromasi dari petugas sehingga hanya mengetahui tugas untuk mengambil dan mengingat pasien minum obat. Namun dalam pelaksanaannya PMO tidak melihat pasien minum obat karena sibuk bekerja dan berbeda jarak. Pengelolaan pasien yang kurang optimal dapat menjadi faktor penghambat keberhasilan pengobatan pasien. Menurut hasil penelitian Wahab 2002 mengatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang efektif dalam penanggulangan TB paru maka seluruh komponen strategi DOTS harus dilaksanakan bersama-sama. Untuk itu disarankan agar Gerdunas-TB lebih berperan aktif dalam program pemberantasan dan penanggulangan TB paru serta petugas TB paru perlu melakukan kunjungan rumah untuk mengawasi penderita demi meningkatkan angka kesembuhan TB paru. Menurut peneliti hal ini juga berlaku pada penanggulangan TB MDR karena setiap komponen yang dilakukan harus memiliki satu kesatuan dan dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan penyembuhan pasien TB MDR. Dan pemerintah untuk lebih berperan aktif dalam pemberantasan dan penanggulangan TB MDR dan petugas melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk mengawasi demi meningkatkan angka kesembuhan TB MDR. Berdasarkan penelitian keberhasilan pengobatan TB MDR diharapkan dapat memberikan angka kesembuhan yang baik sesuai dengan indikator yang berlaku untuk penilaian TB MDR. Setelah pengobatan selesai diharapkan pasien yang ditangani puskesmas Teladan memperoleh kesembuhan dan dalam 84 Universitas Sumatera Utara pelaksanaannya dapat menemukan kasus TB MDR yang belum terjangkau agar mengurangi terjadinya penularan TB MDR dalam lingkungan. Keseriusan dalam penanggulangan dan pemberantasan TB MDR sangat berperan dalam mengatasi keberhasilan pelaksanaan strategi DOTS plus sebagai upaya penanggulangan TB MDR. Setiap orang yang terlibat dalam proses penanggulangan dibutuhkan komitmen yang berkesinambungan dan dukungan dana yang sesuai untuk menjalankan program serta strategi yang tepat dalam meemukan kasus dan pengelolaan pasien dengan obat yang lengkap dan terjamin. Dan dilakukannya pencatatan dan pelaporan untuk mempermudah pemantauan dan evaluasi untuk mencapai angka kesembuhan. 85 Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian yang dilakukan mengenai Analisis pelaksanaan strategi DOTS Plus pada program penanggulangan TB MDR di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2016 menghasilkan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan