Infeksi Hipoglikemia Hiperglikemia TINJAUAN PUSTAKA

berlebihan dalam tubuh sehingga terjadilah obesitas. Obesitas akan menyebabkan resistensi insulin sehingga insulin tidak dapat bekerja dengan baik dan kadar gula darah meningkat. Hal ini akan memicu gangguan ginjal, penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Seseorang dengan IMT Indeks Massa Tubuh 30 kgm 2 akan 30 kali lebih mudah terkena DM daripada seseorang dengan IMT normal 22 kgm 2 . Bila IMT ≥ 35 kgm 2 , kemungkinan mengidap DM menjadi 90 kali lipat. Apabila seseorang yang obesitas menderita diabetes maka akan lebih mudah terkena komplikasi. 38

d. Kurangnya aktifitas fisik olah raga

Olah raga aktivitas fisik adalah merupakan salah satu cara untuk menolong mencegah terjadinya penyakit karena pola hidup seperti diabetes, serangan jantung, dan stroke atau perdarahan di otak. Setiap berolah raga sebaiknya memeriksakan kadar glukosa darah karena kadar glukosa darah dapat turun akibat pembakaran. Hal ini terjadi karena cadangan glukosa pada otot dan hati dikeluarkan untuk dibakar. Pada aktivitas itu, kebutuhan terhadap hormon insulin menjadi berkurang sehingga dapat mencegah diabetes. 38

e. Infeksi

Beberapa orang ahli diabetes percaya bahwa DM mempunyai beberapa sebab. Penyebab lain yang dicurigai adalah berbagai jenis virus. Virus yang dapat memicu DM adalah rubella, mumps, dan human coxsackievirus. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta pankreas, virus ini menyebabkan kerusakan atau destruksi sel. Virus ini dapat juga menyerang melalui reaksi autoimunitas yang menyebabkan hilangnya autoimun dalam sel beta pankreas. Pada kasus DM tipe 1 yang sering Universitas Sumatera Utara dijumpai pada anak-anak, seringkali didahului dengan infeksi flu atau batuk pilek yang berulang-ulang, yang disebabkan oleh virus mumps dan coxsackievirus. DM akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM. 33

2.8 Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi-komplikasi DM dapat dibagi 2 kategori mayor, yaitu kompliksi metabolik akut dan komplikasi metabolik kronik jangka panjang. 29

2.8.1. Komplikasi Metabolik Akut

Komplikasi yang akut akibat DM terjadi secara mendadak. Keluhan dan gejalanya terjadi dengan cepat dan biasanya berat. Komplikasi akut umumnya timbul akibat glukosa darah yang terlalu rendah hipoglikemia atau terlalu tinggi hiperglikemia. 38

a. Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan komplikasi potensial. 43 Keadaan ini merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes yang menjalani terapi insulin dan terkadang pada mereka yang menjalani terapi sulfonilurea. 44 Gejala-gejala hipoglikemia disebabkan oleh pelepasan epinefrin berkeringat, gemetar, sakit kepala, dan palpitasi, juga akibat kekurangan glukosa dalam otak tingkah laku yang aneh, sensorium yang tumpul, dan koma. Serangan hipoglikemia sangat berbahaya dan apabila sering terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan kematian. 29 Universitas Sumatera Utara Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60 mgdl. Kadar glukosa yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak dapat berfungsi bahkan dapat menjadi rusak. Hipoglikemia ini lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu sedangkan pada penderita diabetes tipe 2, serangan hipoglikemia lebih jarang terjadi. 31

b. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah komplikasi metabolik akut lain dari diabetes yang sering terjadi pada penderita diabetes tipe 2 yang lebih tua. Hiperglikemia menyebabkan hiperosmolalitas, diuresis osmotik, dan dehidrasi berat. Pasien dapat menjadi tidak sadar dan meninggal bila keadaan ini tidak segera ditangani. Angka mortalitas dapat tinggi hingga 50. 29 Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah fatigue, dan pandangan kabur. 31 Hiperglikemia ini antara lainnya adalah:

b.1 Ketoasidosis Diabetes DKA