b. Hadis:
Mampu membaca dan menerjemahkan Hadis-hadis pilihan. c.
Keimanan: Meningkatkan keimanan kepada hari akhir, qadha, dan qadar, dan
menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan tersebut d.
Akhlak: Membiasakan perilaku terpuji: adil, ridha, amal saleh, persatuan,
kerukunan, dan kesetaraan, memahami konsep pergaulan dalam Islam: santun, tolong-menolong, rela berkorban, dan menghindari
perilaku tercela: ekslusif, radikal, dan teroris.
e. Fiqih:
Memahami ketentuan, manfaat, dan hikmah terkait dengan hukum perkawinan dan waris dalam kehidupan sehari-hari.
f. Tarikh dan Kebudayaan Islam:
Memahami perkembangan peradaban Islam di Indonesia dan dunia, dan mengambil pelajaran dari sejarah tersebut dalam
konteks kekinian.
BAB III PEDOMAN PENGEMBANGAN STANDAR PROSES
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
G. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas diperlukan pendidikan agama. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
dinyatakan bahwa tujuan pendidikan agama; yaitu berkembangnya kemampuan
peserta didik
dalam memahami, menghayati,
dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berfungsi dalam membentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama.
Salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan Pendidikan Agama dapat dilihat dari aspek proses pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar di lingkungan tempat belajar, sehingga proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan
dasar dan menengah harus aktif, interaktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
menyenangkan. Untuk mewujudkan pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam PAI tersebut, maka perlu disusun Pengembangan Standar Proses yang berisi kriteria minimal proses pembelajaran PAI pada satuan
pendidikan dasar dan menengah.
Lebih dari itu, mengingat agama berperan penting dalam kehidupan manusia untuk mewujudkan kehidupan yang bermakna dan bermartabat
dan mengingat proses internalisasi nilai-nilai agama hanya akan efektif melalui Pendidikan Agama yang dilakukan secara intensif dan ekstensif,
maka Kementerian Agama RI perlu menyusun standar yang memberikan batasan minimal tentang kriteria minimal kompetensi pengamalan, dan
proses pembelajaran melalui program ekstrakurikuler.
Program ekstrakurikuler PAI dititik beratkan kepada pencapaian kompetensi: 1 aspek keterampilan baca, tulis, hafalan, arti, dan
pemahaman Al-Qur’an, dan Hadis 2 aspek akhlak dan perilaku, dan 3 aspek pengamalan ibadah.
H. FUNGSI