Pendekatan Pembelajaran Pengorganisasian Materi

4 bergaul dengan masyarakat menjadi bagian aktif dari kegiatan positif yang ada di lingkungan masyarakat, menjadi kreator dan inspirator dari kegiatan masyarakat, mampu menyampaikan idegagasan terhadap permasalahan yang ada di masyarakat, aktif dalam organisasi Rohis dan organisasi masjidmusholla. d. Pengamalan dalam hubungan manusia dengan lingkungan: 1 memelihara lingkungan sekitar membuang sampah pada tempatnya, mengambil sampah yang berserakan tanpa disuruh dan membuangnya ke tempat sampah, memiliki kesadaran terhadap persoalan lingkungan dan mampu mengkritisi persoalan lingkungan, menjadi contoh menjaga kebersihan bagi adik kelas, menyapu kelas, mengerjakan tugas-tugas piket untuk kerapihan kelas, kerjabakti, tidak membakar sampah sembarangan, menghemat penggunaan air dan listrik, tidak mencemari lingkungan; 2 peduli terhadap lingkungan hewani menyayangi hewan, menyembelih hewan sesuai dengan tata cara syari’ah; dan 3 peduli terhadap lingkungan tumbuh-tumbuhan menanam- memelihara pohon, menjaga lingkungan dari kerusakan, kerjabakti untuk kebersihan lingkungan. 4. Rambu-Rambu

a. Pendekatan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA menganut pendekatan terpadu terintegrasi antara ketiga aspek dan ruang lingkup mata pelajaran tersebut. Pendekatan terpadu dalam Pendidikan Agama Islam tersebut meliputi: 1 Keimanan; memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber nilai kebenaran universal; 2 Pengamalan; memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperaktekkan dan merasakan nilai-nilai ketuhanan yang universal, ajaran Islam, dan budaya bangsa dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan; 3 Pembiasaan; memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan prilaku baik yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran Tuhan yang universal, ajaran Islam, dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan; 4 Rasional; usaha memberikan peranan pada rasio akal peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan prilaku yang baik dengan prilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi; 5 Emosional; upaya menggugah perasaan emosi peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan universal, ajaran Islam dan b u daya b angsa; 6 Fungsional; menyajikan b entu k semu a aspek materi d ari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari- hari dalam arti luas; 7 Keteladanan; yaitu menjadikan figur guru agama, warga sekolah, maupun ora ngtu awali siswa s eb a ga i cermin ma nu s ia berkepribadian islami; dan 8 Keterpaduan; Materi yaitu pengembangan materi dan program pembelajaran PAI diupayakan agar terdapat korelasi antara Alqur’an, Akhlak dan Keimanan, serta Fiqih-Ibadah. Upaya ini dimaksudkan untuk menghasilkan kepribadian muslim yang utuh.

c. Pengorganisasian Materi

Pengorganisasian materi adalah kegiatan menyiasati proses pembelajaran dengan perancanganrekayasa terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional dan menyeluruh. Pengorganisasian materi dilakukan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pengembangan materi PAI diserahkan sepenuhnya pada GPAI seperti melalui KKGMGMP dengan mengacu pada SKL, SK, dan KD. Demikian juga pengalokasian waktu untuk setiap materi dan KD, guru diberikan keleluasaan untuk menentukan jumlah jam pertemuan yang dibutuhkan untuk pemenuhan masing-masing KD yang diberikan, dengan mengacu pada indikator tambahan yang ditetapkan. Di samping itu pengalokasian waktu untuk masing- masing kompetensi dasar dan materi per aspek harus memenuhi ketentuan persentase sebagai berikut: 1 Alqur’an dan Hadis : 30 2 Keimanan : 20 3 Akhlak : 30 4 Fiqih Ibadah : 10 5 Tarikh : 10 d. Arah Pengembangan Pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Oleh karena itu, guru dituntut kreatif dan inovatif untuk membuat indikator tambahan yang relevan dengan SK dan KD. Dengan demikian proses pembelajaran akan berlangsung secara sistematis, logis, dan terukur. BAB II PEDOMAN PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM M. LATAR BELAKANG Pemerintah telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan SNP yang berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP antara lain berisi kriteria minimal untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta karakter bangsa yang bermartabat. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007, menyatakan bahwa pengelolaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan berada pada Kementerian Agama Sebagai pengelola Pendidikan Agama, Kementerian Agama berkewajiban menjamin mutu Pendidikan Agama di sekolah. Dalam rangka penyelenggaraan PAI yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka Kementerian Agama perlu membuat pengembangan terhadap delapan SNP yang telah ditetapkan oleh BSNP. Salah satu SNP disebut di atas di antaranya adalah Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan ini digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, Standar Kompetensi Lulusan Minimal kelompok mata pelajaran, dan Standar Kompetensi Lulusan Minimal mata pelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:1 kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2 kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3 kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4 kelompok mata pelajaran estetika; dan 5 kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistik, sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mempengaruhi pemahaman dan penghayatan peserta didik, dan semua mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia tersebut dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama itu sendiri. Pendidikan Agama Islam sebagai pendidikan moral bertujuan untuk mewujudkan karakter peserta didik yang memahami, meyakini, dan menghayati nilai-nilai Islam, serta memiliki komitmen untuk bersikap dan bertindak konsisten dengan nilai-nilai tersebut, dalam kehidupan sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan warga dunia.

N. PENGERTIAN