Variabel penelitian dan Deinisi Operasionalnya

Uraian di atas menjelaskan mengapa jika pihak-pihak yang memerlukan tanah harus melakukan pekerjaan yang lebih panjang dan berat jika enjumpai tanah-tanah pemerintah, TKD, milik BUMN, BUMD, wakaf sebagai tanah obyek pembebasan. Kesulitan yang lebih besar dalam pembebasan tanah-tanah bukan milik warga tersebut akan menyebabkan sisa obyek pembebasan tanah di desa-desa lokasi penelitian menjadi lebih tinggi. Namun demikian, proporsi tanah-tanah obyek pembebasan yang berasal dari tanah bukan milik warga ini umumnya jauh lebih sedikit daripada tanah-tanah obyek pembebasan yang berasal dari tanah milik warga Gambar 4.3. Gambar 4.3 Proporsi antara jumlah bidang target pembebasan yang berasal dari tanah warga dan bukan tanah warga di stiap desa Sumber: Tabel 4.1 Bidang-bidang tanah obyek pembebasan tanah berasal dari tanah milik warga dan dari tanah bukan milik warga. Tanah-tanah yang berasal dari tanah warga adalah tanah-tanah yang dimiliki oleh warga baik yang beruapa tanah pertanian maupun tanah pekarangan tanah darat. Bidang- bidang tanah yang berasal dari tanah miik warga umumnya jauh lebih banyak daripada tanah-tanah yang berasal dari tanah bukan milik warga. Demikian halnya, kesan yang dihasilkan pada proporsi antara obyek pembebasan yang belum berhasil dibebaskan antara tanah warga dan tanah bukan milik warga yang biasanya dapat berupa tanah kehutanan, tanah wakaf, tanah milik BUMN, BUMD, tanah pemmerintah daerah, tanah TKD baik erupa tanah kosong maupun tanah dengan bangunannya. Data proporsi antara tanah-tanah obyek pembebasan yang berasal dari tanah milik warga dan tanah yang berasal dari tanah bukan milik warga ditunjukan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Proporsi antara jumlah bidang yang belum berhasil dibebaskan yang berasal dari tanah warga dan bukan tanah warga di stiap desa Sumber: Tabel 4.1 Pencermatan terhadap Gambar 4.4 secara lebih teliti dapat dipetik informasi bahwa dari 31 desa yang berada di jalur pembangunan jalan tol Trans Jawa Ruas Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk, hampir separuh 50 desa-desa tersebut yang bidang-bidang tanahnya hanya sedikit saja yang menjadi obyek pembebasan baik tanah yang berasal dari milik warga maupun tanah yang berasal dari bukan milik warga. Separuh sisanya merupakan desa-desa yang bidang-bidang tanahnya menjadi obyek pembebasan cukup banyak hingga banyak seperti mulai Desa Kedungdowo, Bungur, Pisang hingga Desa Puren yang bidang-bidang tanahnya menjadi obyek pembebasan tanah dalam jumlah besar. Dari Gamar 4.4 tersebut juga tampak seolah ada hubungan positif antara jumlah tanah milik warga dan tanah bukan milik warga yang menjadi obyek pembebasan tanah, yaitu semakin banyak tanah milik warga yang menjadi obyek pembebesan diikuti oleh jumlah yang semakin banyak pula oleh tanah yang bukan milik warga yang menjadi obyek pembebasan.