Pengertian body of knowledge

Menurut Greenfeld Joshua 2010 body of knowledge dapat dideinisikan dengan dua pendekatan. Pertama, dengan cara membangun garis besar keterampilan , attitude dan pengetahuan yang perlu bagi seseorang untuk paham dan mampu menjadi ahli professional. Kedua, dengan cara mengkompilasi secara rinci teori, metodologi, teknologi, dan prosedur yang perlu dikuasai pada praktik para professional. Kedua pendekatan itu diperlukan sehingga akan ada dua level body of knowledge; tingkat makro dengan deinisi terminology konsep, dan tingkat mikro yang mendeinisikan keperluan praktis professional. Pada tingkat makro, body of knowledge surveying dideinisikan dengan criteria 2000 assesmen outcome dari Accreditation Board for Engineering and Technology ABET 2000. Dengan cara yang mirip, tingkat makro body of knowledge diadopsi dari American Society of Civil Engineers ASCE [ASCE 2004 and 2008]. Pada tingkat makro surveying terdiri dari [Greenfeld and Potts, 2008]: 1 Pengetahuan inti teknis dan turunannya yang ada dalam matematika, statistic, ilmu komputer, dan pengetahuan alamiah dalam hal ini isika. Pengetahuan ini merupakan dasar untuk penerapan terhadap prinsip-prinsip untuk menghitung, menganalisa posisi, dan memahami peralatan yang sedang digunakan. 2 Pengetahuan yang luas tentang hukum, etika dan profesionalisme. Pada tingkat makro ini tidak hanya sebatas pada hukum yang terkait dengan penetapan batas boundary law. Namun, lebih dari itu yaitu pengetahuan yang umum tentang hukum, sistem hokum, apa itu etika, dan apa yang terkait dengan profesionalisme. 3 Komunikasi, sejarah, ilmu sosial, dan isu-isu kontemporer. Karena dunia di sekitar kita terus berubah, keperluan akan informasi spasial semakin meluas untuk keperluan-keperluan yang baru. Tambahan lagi, konteks yang sedang digunakan juga berubah. Selain itu, untuk menjadi professional haruslah mampu berkomunikasi secara tulisan dan lisan. 4 Bisnis, ekonomi, dan manajemen. Banyak surveyor yang menjalankan sendiri perusahaan atau mengelola bagian surveying pada sector swasta ataupun publik. Surveyor kontemporer modern haruslah mampu mengelola proyek, kontrak, orang, bujet, jadual, keuangan, pemasaran dan sales, waktu tagihan, ongkos pengeluaran, keuntungan dll. Body of knowledge pada tingkat mikro, salah satu sumber berasal dari kompilasi US National Council of Examiners for Engineering and Surveying NCEES. Body of knowledge pada Tingkat mikro untuk kasus GIS dapat diadopsi dari Association of American Geographers AAG and the University Consortium for Geographic Information Science UCGIS [AAG 2006]. Pada tingkat mikro Body of knowledge surveying [Greenfeld, 2010], didasarkan pada deinisi FIG dan peran dari surveyor professional, body of knowledge surveying ASCM memunculkan 5 bagian body of knowledge yaitu 1 Body of knowledge penentuan posisi ; termasuk di dalamnya Geodesy, GPS dan survey pengimpulan data lainnya; 2 Body of knowledge GIS; termasuk di dalamnya pemetaan dan kartograi 3 Body of knowledge citra; termasuk di dalamnya fotogrametri, penginderaan jauh, teknologi berbasis citrasensor seperti laser sacaner; 4 Body of knowledge hukum; termasuk di dalamnya hukum batas, hokum bisniss, dan hukum real property; 5 Body of knowledge pengembangan tanah; termasuk di dalamnya konstruksi, perencanaan dan pengembangan desakotawilayah. BAB IV ILMU ILMU TERKAIT

A. Administrasi Pertanahan

Deinisi Administrasi Pertanahan. 1 “The process of recording and disseminating information about ownership, value, and use of land when implementing land management policies” UNECE 1996. Administrasi pertanahan adalah proses perekaman dan diseminasi informasi tentang kepemilikan, nilai, dan penggunaan tanah dalam rangka implementasi kebijakan manajemen pertanahan. 2 “Those public sector activities required to support the alienation, development, use, valuation, and transfer of land” Dale McLaughlin 1999. Administrasi pertanahan merupalan aktivitas-aktivitas sector public yang diperlukan untuk mendukung pemberian hak, pembangunan, penggunaan, valuasi, dan transfer tanah 3 “The set of systems and processes for making land tenure rules operational. It includes the administration of land rights, land use regulations, and land valuation and taxation. Land administration may be carried out by agencies of the formal state, or informally through customary leaders FAO 2002. Administrasi pertanahan adalah sekumpulan sistem-sistem dan proses-proses yang membuat beroperasinya aturan-aturan land tenure. Dalam hal ini termasuk administrasi hak atas tanah, regulasi penggunaan tanah, dan valuasi serta pajak tanah. Administrasi pertanahan mungkin dilakukan secara formal oleh Negara atau secara informal oleh kepala-kepala adat. 4 “The process of determining, recording and disseminating information about ownership, value, and use of land when implementing land management policies, UNECE 2005. Administrasi pertanahan adalah