Posisi jalan tol dalam pembangunan untuk kepentingan umum

Kantor Pertanahan setempat, serta Pejabat Pembuat Komitmen PPK setempat. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini meliputi a 31 wilayah pemerintah desa yang dilewati jalur tapak pembangunan jalan tol segmen Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk Tabel 5.1; b setiap subyek hak atas tanah dan properti pemilik tanah dan properti dan obyek hak atas tanah dan properti bidang-bidang tanah dan properti yang terletak di sepanjang tapak rencana pembangunan tol Trans Jawa ruas Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk; c para pelaku dan pejabat yang terlibat dalam pengadaan tanah pembangunan jalan tol segmen Mantingan–Kertosono II di Kabupaten Nganjuk. Sampel penelitian ini adalah a sebagian anggota populasi wilayah desa yang dilalui jalur tapak bangunan jalan tol Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk, b bagian dari subyek dan obyek bidang-bidang tanah dan properti yang menjadi populasi penelitian tersebut, dan c sebagian dari para petugas dan pejabat yang terlibat dalam proses pengadaan tanah pembangunan jalan tol segmen Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk. Teknik pengambilan sampelnya adalah: a. Sampel wilayah desa. Purposive sampling Technique digunakan untuk pengambilan sampel dari populasi wilayah desa, yaitu memilih 6 desa yang jumlah pembebasan bidang-bidang tanahnya merupakan enam terbanyak dari 31 desa di Kabupaten Nganjuk yaitu 1 Desa Sambirejo di Kecamatan Tanjunganom sebanyak 315 bidang; 2 Desa Putren di Kecamatan Kedungdowo sebanyak 252 bidang ; 2 Desa Pisang Kecamatan Patianworo sebanyak 172 bidang; 3 Desa Waung di Kecamatan Baron sebanyak 148 bidang; 4 Desa Bungur di Kecamatan Sukomoro sebanyak 142 bidang; 5 Desa Mungkung di Kecamatan Rejoso sebanyak 122 bidang; dan 6 Desa Banaran Wetan di Kecamatan Bagor sebanyak 124 bidang. Pemilihan sampel ini didasarkan pada pertimbangan bahwa di desa-desa dengan jumlah bidang tanah yang dibebaskan lebih banyak kemungkinan timbulnya permasalahan diharapkan lebih banyak dan lebih variatif sehingga menghasilkan temuan penelitian yang lebih menarik dan lebih bermanfaat. Di samping itu, wilayah desa yang berbeda diyakini memiliki karakteristik wilayah yang berbeda dalam hal kondisi isik, sosial-ekonomi masyarakat dan aparatnya sehingga diharapkan akan diperoleh ragam permasalahan pengadaan yang variatif. Dari masing- masing desa diambil sampel sebanyak 10 sampel. b. Sampel responden subyek dan obyek hak atas tanah. Sampel responden subyek dan obyek hak atas tanah yang mengalami pembebasan tanah juga diambil dengan teknik purposive, dengan pertimbangan bahwa subyek dan obyek hak atas tanah tersebut adalah subyek dan obyek hak atas tanah obyek pembebasan yang belum berhasil dibebaskan. Subyek dan obyek hak atas tanah tersebut meliputi tanah milik warga, tanah wakaf, tanah TKD, dan tanah kehutanan, beserta fasilitas umumnya jika ada. Dari sampel-sampel tersebut diharapkan dapat digali ragam permasalahan yang timbul dalam proses pengadaan tanah dari berbagai jenis subyek dan obyek hak atas tanah yang dibebaskan. c. Sampel responden para pejabat wilayah dan pelaksana pengadaan tanah. Sampel responden para pejabat wilayah dan pelaksana pengadaan tanah diambil dengan teknik purposive dengan pertimbangan salah satu dari mereka sebagai penanggungjawab.

b. Variabel penelitian dan Deinisi Operasionalnya

Variabel dalam penelitian ini beserta deinisi operasionalnya adalah sebagai berikut: 1. Kemajuan progress pengadaan tanah adalah keadaan capaian target pekerjaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol ruas mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk sejak dimulai tahun 2008 hingga bulan Januari tahun 2015. 2. Permasalahan pembebasan tanah adalah keadaan atau perbuatan teknis, isik wilayah, administratif, sosial-ekonomi, hukum, dan politis yang berpengaruh menghambat dan menggagalkan proses pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol ruas Mantingan– Kertosono II di Kabupaten Nganjuk. 3. Permasalahan teknis adalah permasalahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan teknis meliputi kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia pelaksana, peralatan, sarana dan prasarana meliputi hardware dan software, serta teknologi. 4. Permasalahan isik wilayah adalah keadaan isik wilayah yang dilewati jalur tapak pembangunan jalan tol tersebut yang menghambat proses pengadaan tanah. 5. Permasalahan Administratif adalah keadaan fasilitas dan proses administratif yang menghambat jalannya pengadaan tanah. 6. Permasalahan Hukum adalah keadaan instrumen, aturan, dan landasan hukum pengadaan tanah yang dinilai menghambat proses pembebasan tanah. 7. Permasalahan Sosial-ekonomi adalah keadaan sosial dan ekonomi masyarakat yang menghambat proses pengadaan tanah. 8. Permasalahan politis adalah keadaan produk-produk kebijkan yang timbul dari para pemegang otoritas yang menghambat proses pengadaan tanah. 9. Solusi permasalahan adalah ragam cara yang digunakan oleh para pemegang otoritas dan para pemangku kepentingan untuk menyelesaikan permasalahan yang menghambat proses pengadaan tanah. Ragam cara solusi ini dapat berupa cara secara kekeluargaan, mediasi, maupun jalur pengadilan. 10. Mengidentiikasi langkah solusi adalah kegiatan untuk menelusur dan mencatat serta mengelompokkan langkah-langkah solusi permasalahan pengadaan tanah yang telah dilakukan oleh berbagai pihak. 11. Rumusan solusi adalah gagasan dari para pelaku kegiatan pembebasan tanah, dari peneliti, dari para pakar, serta dari kajian refrensi yang selanjutnya dirumuskan oleh peneliti sebagai pemikiran solusi terhadap permasalahan pengadaan tanah yang pernah timbul dan akan timbul.

c. Data, Teknik Pengumpulan, dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi: a jumlah dan luas bidang tanah yang telah dibebaskan dari jumlah yang ditargetkan yang dikumpulkan mellaui wawancara dari PPK pembangunan jalan tol ruas Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk, b penyelesaian uang ganti rugi UGR yang telah diselesaikan dari yang dicadangkan yang dikumpulkan mellaui wawancara dari PPK pembangunan jalan tol ruas Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk, c kendala teknis, isik wilayah, administratif, hukum, sosial-ekonomi, dan politis yang timbul dalam proses pembebasan tanah pada kegiatan pengadaan tanah pembangunan jalan tol Trans Jawa ruas Mantngan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk dengan cara wawancara dari responden pemilik tanah dan para petugas dan pejabat sebagai sumber data, d cara yang