Anak-Anak Rentan Menjadi Korban Pelacuran

g. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Biasa. h. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah. i. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 Tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera. j. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 15 April 1994 Tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar. k. Peraturan Menteri Kehakiman Nomor M. 03-UM. 01. 06 Tahun 1991 mengubah Peraturan Menteri Kehakiman Nomor M. 06-UM. 01. 06 Tahun 1983 Tentang Tata Tertib dan Tata Ruang Sidang Peradilan Anak. Banyak peraturan terkait mengenai anak, itu berarti pertimbangan yang harus dinilai adalah karena betapa pentingnya anak sebagai generasi penerus cita- cita bangsa, dan untuk itu harus mendapatkan perlindungan melalui berbagai undang-undang.

C. Anak-Anak Rentan Menjadi Korban Pelacuran

Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan mampu memimpin serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar 1945. Diperlukan pembinaan secara terus-menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial Universitas Sumatera Utara serta perlindungan dari segala kemungkianan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa depan. Dalam berbagai hal upaya pembinaan dan perlindungan tersebut, dihadapkan pada permasalahan dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai penyimpangan perilaku dikalangan anak, bahkan lebih dari itu terdapat anak yang melakukan perbuatan melanggar hukum, tanpa mengenal status sosial dan ekonomi. Disamping itu, terdapat pula anak, yang karena satu dan lain hal tidak memiliki kesempatan memperoleh perhatian baik secara fisik, mental maupun sosial. Mengingat keadaan diri yang tidak memadai tersebut, maka baik sengaja maupun tidak sengaja bahkan sering juga seorang anak melakukan tindakan atau perilaku yang dapat merugikan dirinya sendiri dan atau masyarakat. Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh seorang anak, disebabkan oleh berbagai faktor antara lain adanya dampak negatif dari perkembangan pembangunan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasiinformasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya dan cara hidup sebagian orang tua, telah membawa perubahan besar yang sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Selain seorang anak yang kurang perhatian, kasih sayang, asuhan, bimbingan dan pembinaan dalam pengembangan sikap, perilaku, penyesuaian diri, serta pengawasan dari orang tua, wali, atau orang tua asuh akan mudah terseret dalam arus pergaulan masyarakat dan lingkungannya yang kurang sehat dan merugikan pribadinya. Pelacuran terhadap anak di bawah umur sangat menjanjikan permintaan pasar. Impian tersebut muncul dengan menjadikan wanita yang masih dibawah Universitas Sumatera Utara umur sebagai korban pelacuran. Terhadap perbuatan orang dewasa yang melacurkan anak tersebut semacam penyakit masyarakat yang muncul dari berbagai tuntutan hidup. Sehubungan dengan itu, para sarjana ilmu sosial sepakat mengkategorikan pelacuran ini ke dalam ”Patologi Sosial” atau penyakit masyarakat yang harus diupayakan penanggulangannya. 58 Dalam dunia kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait seperti ilmu biologi, anak-anak remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh umumnya memperoleh bentuk yang sempurna dan alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Pada akhir dari peran perkembangan fisik ini seorang pria berotot, berkumis, dan berjanggut sudah mampu menghasilkan beberapa ratus juta sel telur spermatozoa setiap kali berejakulasi. Di lain pihak bagi wanita berpayudara dan Pelacuran sesama orang dewasa kerap sekali terjadi dan sudah merupakan hal yang lumrah. Akan tetapi pelacuran terhadap anak merupakan hal yang sangat menarik bagi para om-om sehingga meningkatkan permintaan pasar terhadap anak sebagai korban pelacuran semakin tinggi. Mungkin saja menurut penulis karena anak memiliki daya tarik tersendiri karena anak pada umumnya masih muda belia dan masih perawan. Tingginya permintaan pasar di dunia pelacuran terhadap anak karena pada usia anak mengalami perkembangan fisik yang sangat menarik perhatian orang dewasa khususnya om-om. 58 Kartini Kartono I., Loc. cit, hal. 13. Universitas Sumatera Utara berpinggul besar setiap bulannya sudah mulai mampu mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telur. 59 Masa seperti inilah yang disebut dengan masa pubertas puber. Pada masa ini terjadi pula perkembangan jiwa anak tersebut dari kondisi entropy ke kondisi negentropy. 60 Pada masa remaja anak-anak menurut hukum positif di Indonesia, rentan sekali dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya. Anak mudah terpengaruh oleh faktor di sekelilingnya atau mudah dipengaruhi oleh perkembangan dunia orang dewasa seperti seks, karena pada usia remaja akan: Wanita dan laki-laki yang berada dalam negentropy merasa dirinya sebagai bagian yang utuh, merasa dirinya bertindak dengan jelas, tidak bimbang- bimbang lagi sehingga sangat mudah untuk diperdaya dan terperdaya oleh rayuan apa dan oleh siapa pun. 61 1. Menerima kondisi fisik dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif; 2. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin manapun; 3. Menerima peran jenis kelamin masing-masing laki-laki atau perempuan; 4. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya; 5. Mempersiapkan karir ekonomi; 6. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga; 7. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawa; 8. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya. Kecenderungan-kecenderungan di atas masa transisi pada perliku anak remaja, sangat rentan menjadi objek dijadikan sebagai pemuas sahwat bagi lelaki hidung belang atau om-om. Hal ini disebabkan karena remaja sangat mudah 59 Sarlito Wirawan Sarwono., Loc. Cit, hal. 7. 60 Kondisi entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Sedangkan kondisi negentropy adalah keadaan berupa isi kesadaran sudah mulai tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan pengetahuan yang lain. Ibid, hal. 11-12. 61 Ibid, hal. 41. Universitas Sumatera Utara diperdaya. Di samping itu, faktor seksualitas pada masa remaja ini mudah dialami karena keingintahuannya terhadap apa yang diperbuat oleh orang dewasa. Sehingga tidak jarang remaja masuk dalam perangkap pergaulan bebas free sex. 62 Polsek Kota Tanjung pinang berhasil membongkar sindikat pelacuran anak di bawah umur, dengan mengamankan 3 orang korban yang masih duduk di bangku sekolah SMP di Tanjung pinang dan menangkap dua orang tersangka Windi 15 Herry 30, pada hari Senin tanggal 18 Desember 2009. Tiga orang korban masing-masing Ad 13, Ca 13, dan Dn 15, yang mengaku warga Kampung Bugis Kecamatan Tanjungpinang Kota mengaku perawannya dijual kepada Windi seharga Rp 1 juta kepada seorang laki-laki dari Kalimantan beberapa waktu lalu. Kendati pertama melakukan hubungan intim akibat rayuan dan sedikit ada pemaksaan, tetapi ketiga korban mengakui, mereka sudah sering berhubungan intim, memuaskan laki-laki hidung belang di beberapa hotel di Tanjungpinang berkat orderan Windi. Salah seorang korban sebut saja Bunga menuturkan, dirinya terjerumus ke dalam pelacuran itu, akibat bujukan Windi, Hal inilah yang mendorong bagi pelaku bisnis haram pelacuran anak dapat dengan mudah merayu, menggoda, hingga sampai membawa anak, atau bahkan dijebak dalam suatu perangkap prostitusi. Seperti kejadian di bulan Desember 2009 yang lalu bahkan anak sebagai korban kerap mendapatkan kekerasan seperti pukulan, ancaman dan lain-lain. Berikut ini adalah contoh anak sebagai korban yang rentan menjadi objek mucikari karena permintaan pasar, kejadian tersebut terjadi di Tanjung Balai. 62 Yudho Purwoko., Loc. cit, hal. 25. Universitas Sumatera Utara bekerja sebagai pemuas nafsu laki-laki dengan bayaran yang mahal. Pertama ikut- ikut Windi germomucikari, lantas dibujuk melayani laki-laki. Dikatakan siswi yang masih duduk di bangku sekolah SMP ini, saat perawannya dijual Windi seharga Rp.1 juta, dirinya sempat menerima perlakuan kasar dibarengi ancaman dari tamu laki-laki yang dilayani. Waktu pertama melayani laki-laki saya dirayu dan diancam, kata tamunya kamu sudah saya beli dan sekarang menjadi milik saya, jelas Bunga lagi. Kendati ketiga korban anak di bawah umur yang terjerumus ke dalam sindikat pelacuran ini mengatakan tidak mengalami kehamilan, tetapi ketiganya terlihat trauma dan ketakutan. 63 Meski enggan mengatakan berapa jumlah anak-anak yang perawannya sudah dijualnya, Windi mengakui sudah menekuni profesi pelacuran anak perawan di bawah umur ini selama satu tahun, dan hal itu dilakukaan karena korban juga tidak keberatan. Modus operandi yang dilakukan Windi, dengan menyediakan stok orderan anak-anak di bawah umur, kemudian melalui sales yang berprofesi sebagai guide di Tanjungpinang. Ketika sales menelepon dengan harga yang sudah disepakati, Windi bersama salesnya langsung menyerahkan anak-anak di bawah umur itu, ke tamu yang mengordernya. Biasanya tamu-nya tidak menentu, kalau ada orderan langsung saya carikan, dan bawa kepada yang minta, dengan harga yang sudah ditentukan. 63 Kedua tersangka berprofesi sebagai mucikari dan pencari orderan laki-laki hidung belang yang biasa memesan wanita muda serta perawan, di Hotel Sakura, dan Melia Tanjung pinang. Kapolsek Kota AKP Darmawan mengatakan, terbongkarnya sindikat pelacuran anak di bawah umur dan masih sekolah di SMP ini berkat laporan keluarga korban, kepada Babinkamtibmas yang disebarkan di masyarakat, dan dikembangkan dengan pencarian korban, hingga menemukan korban di Hotel Sakura dan Melia dengan tersangka Windi dan Herry. http:www.batamtoday.comsitemeindex.php?Polisi-Bongkar-Sindikat-Pelacuran-di-Bawah- Umur,-Siswi-SMP-Jadi-Pemuas-Nafsumod=searchcid=3artid=8958set=publish, oleh: Charles, “Polisi Bongkar Sindikat Pelacuran di Bawah Umur, Siswi SMP Jadi Pemuas Nafsu”, diakses terakhir tanggal 18 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara Jumlah persentase yang didapat Windi, berkisar antara 4-6 ratus ribu, dan sisanya diserahkan kepada korban, dipotong ongkos ojek, serta persentase pengorder, seperti tersangka Herry. Sementara Herry, tersangka lainnya mengaku hanya pengorder, pencari laki-laki hidung belang, dan setiap pengorderan dirinya diberikan Rp 50 ribu. Kapolsek Tanjung pinang Kota AKP Darmawan menambahkan, selain ketiga korban, sebelumnya juga ada korban lainnya yang akan dijadikan sebagai saksi dalam kasus ini. Kedua tersangka akan dijerat dengan Pasal 82 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, serta Pasal 2 Ayat 1 UU Nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang. Saat ini, kasus pelacuran di bawah umur yang melibatkan siswa SMP 13-15 tahun ini masih terus dikembangkan, dan kedua tersangka diancam dengan hukuman 15 tahun penjara.

D. Penyebab Terjadinya Pelacuran Anak Di Bawah Umur