yang dilakukan oleh guru baiknya mengutamakan kegiatan yang dapat mengikutsertakan seluruh individu yang ada di kelas. Kedua, tugas
guru adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok yang efektif dan produktif. Untuk membuat kelompok belajar efektif
dan produktif, guru harus mampu membentuk dan mengaktifkan siswa serta mengikutsertakan siswa dalam bekerja sama saat kegiatan belajar
mengajar. Pendekatan eklektik
eclectic approach
merupakan pendekatan yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
agar memungkinkan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien melalui penggunaan berbagai macam pendekatan yang ada.
Pendekatan elektis menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif guru dalam memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi
yang dihadapi Nawawi, 1982: 142; Djamarah dan Zain, 2006: 183. Tugas guru adalah mampu memilih dan mengkombinasikan berbagai
pendekatan sesuai dengan kebutuhan agar dapat tercipta kondisi kelas yang optimal.
3. Tugas-tugas guru dalam pengelolaan kelas
a. Penataan Ruang Kelas
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturanpenataan ruang kelasbelajar. Semiawan
1985: 64 menyebutkan dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatian:
1 Ukuran dan bentuk kelas
2 Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa
3 Jumlah siswa dalam kelas
4 Jumlah siswa dalam setiap kelompok
5 Jumlah kelompok dalam kelas
6 Komposisi siswa dalam kelompok seperti siswa pandai dengan
siswa kurang pandai, pria dan wanita Djamarah dan Zain 2006: 205-206 menyebutkan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan oleh guru dalam penataan ruang kelas adalah: 1 pengaturan tempat duduk, 2 alat-alat pengajaran, 3
keindahan dan kebersihan kelas, 4 ventilasi dan tata cahaya. Penyusunan
dan pengaturan
ruang belajar
hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan memudahkan guru
bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. b.
Pengaturan Siswa Guru harus bisa melihat siswa sebagai individu dengan segala
perbedaan dan persamaannya. Pada intinya, siswa sebagai individu berisikan aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Ahmadi
1991: 108-109 menyebutkan persamaan dan perbedaan yang dimaksud adalah:
1 Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan inteligensi.
2 Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan.
3 Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar.
4 Persamaan dan perbedaan dalam bakat.
5 Persamaan dan perbedaan dalam sikap.
6 Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan.
7 Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuanpengalaman.
8 Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah.
9 Persamaan dan perbedaan dalam minat.
10 Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita.
11 Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan.
12 Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian.
13 Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo
perkembangan. 14
Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan. Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas,
berguna dalam membantu guru untuk melaksanakan pengaturan siswa di kelas, terutama berhubungan dengan masalah bagaimana
pola pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh
kesenangan dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama. 4.
Masalah dan Usaha Pencegahan Masalah Pengelolaan Kelas Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokan menjadi dua
kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok Rohani, 2004: 125; Joni dan Entang, 1984: 4. Meskipun seringkali perbedaan
antara kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengeloaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat
mengidentifikasikan dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada giliranya ia dapat memilih strategi
penanggulangan yang tepat pula. Tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka menciptaan kondisi
yang optimal untuk kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai tujuan belajar Joni dan Entang, 1984: 6. Tindakan
yang harus dilakukan dalam pengelolaan kelas dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan cara, guru memberikan kondisi baik fisik
maupun kondisi sosio-emosional yang memungkinkan siswa dapat menyelenggarakan proses belajar dengan perasaan aman dan nyaman.
Tindakan lainnya dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku siswa yang menyimpang dan merusak kondisi optimal di kelas
saat terjadi proses pembelajaran. Tindakan korektif yang dilakukan oleh guru dapat terbagi menjadi dua yaitu tindakan yang segera
dilakukan pada saat terjadi gangguan dan tindakan penyembuhan terhadap tingkah laku yang menyimpang yang sudah terlanjur terjadi.
Tindakan penyembuhan dilakukan agar penyimpangan tersebut tidak berlanjut.
F. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan,
diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik. Guru dituntut untuk dapat
membuat perencanaan pembelajaran yang menarik agar dapat membuat siswa menjadi bergairah dalam belajar dan mencapai tujuan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan menarik apabila menyajikan berbagai desain pembelajaran yang menarik dan
sesuai dengan kebutuhan siswanya. Agar guru mampu menciptakan berbagai desain pembelajaran yang menarik, guru harus menguasai
berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai solusi dalam permasalahan kegiatan belajar mengajar.
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan Majid, 2013: 3.
Dalam dunia pendidikan, strategi sendiri diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan Sanjaya, 2006: 124. Strategi pembelajaran diartikan sebagai kegiatan guru berupa perencanaan
sebelum ia melaksanakan tugasnya bersama dengan anak didik Sidjabat, 1993: 277 yang berisi tentang rangkaian kegiatan Sanjaya,
2006: 124 yang didesain dengan berbagai metode dan prosedur untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu Hamalik, 2001: 201. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dalam pemilihan cara-cara yang
akan digunakan oleh pengajar untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan bersama dengan peserta didik dengan desain menarik
menggunakan metode yang tepat. Pemilihan cara-cara yang digunakan oleh pengajar dalam rangka
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa pertimbangan, diantaranya; pertimbangan
yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, bahan dan materi pembelajaran, serta karakteristik siswa Sanjaya, 2006: 128. Guru
harus memahami tujuan pembelajaran apakah akan mencapai aspek kognitif, afektif atau psikomotorik untuk menentukan jenis strategi apa
yang tepat untuk digunakan. Materi pelajaran juga menentukan pemilihan bentuk strategi pembelajaran, karena berbeda jenis materi
pelajaran, berbeda cara guru dalam menyampaikan kepada siswanya. Karakteristik peserta didik menentukan apa yang peserta didik
butuhkan dalam proses belajar di kelas. Dari analisis kebutuhan peserta didik tersebut, dapat membantu guru dalam pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat. Diperlukan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan secara nyata, agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Upaya untuk mengimplementasikan
rencana kegiatan dinamakan dengan metode. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi
Sanjaya, 2006: 125. Satu strategi yang telah dipilih guru untuk proses belajar mengajar bisa menggunakan beberapa metode pengajaran.
2. Jenis Strategi Pembelajaran
Majid 2013: 11-12 menyebutkan beberapa jenis strategi pembelajaran yang sepatutnya diketahui oleh guru, yaitu sebagai
berikut: a
Strategi Pembelajaran Langsung
Direct Instruction
Strategi pembelajaran
langsung
direct instruction
merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun
keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya
bersifat deduktif. Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direcanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya
adalah kurang mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses- proses, dan sikap yang diperlukan siswa untuk berpikir kritis.
b Strategi Pembelajaran Tidak Langsung
Indirect Instruction
Strategi pembelajaran tidak langsung
indirect instruction
umumnya berpusat pada peserta didik. Peranan guru dalam penerapan strategi ini sebagai fasilitator. Guru mengelola
lingkungan belajar dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat pada proses pembelajaran yang berlangsung.
Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, nono-cetak, dan sumber-sumber manusia.
c Strategi Pembelajaran Interaktif
Interactive Instruction
Strategi pembelajaran interaktif
interactive instruction
merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Dalam penerapan strategi ini peran guru sebagai fasilitator
dan pendukung. Siswa aktif dalam diskusi pada kelompok- kelompok kecil yang dibentuk oleh guru membahas atau
mengerjakan tugas tertentu. Kesempatan berdiskusi antar siswa akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk saling
bertukar gagasan, pengalaman, pandangan dan pengetahuan. Strategi interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan
dan metode-metode interaktif.
d Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman
Experiential Learning
Strategi belajar melalui pengalaman
experiential learning
menggunakan bentuk sekuens induktif dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana,
berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktivitas. Dalam strategi ini yang ditekankan adalah proses belajar bukan hanya sekedar
hasil belajar. Penggunaan strategi melalui pengalaman dapat diterapkan di dalam kelas maupun di luar kelas.
e Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun siswa agar mempunyai sifat inisiatif,
mandiri dan mempunyai peningkatan diri. Penerapan strategi ini berfokus pada perencanaan belajar mandiri peserta didik dengan
bantuan dari guru. Pembelajaran dengan strategi mandiri juga bisa diterapkan pada pembelajaran antar siswa.
Djamarah dan Zain 2006: 279 dan Sanjaya 2006: 175-271 menyebutkan tujuh jenis strategi pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan standar proses pendidikan, yaitu: a
Strategi Pembelajaran Ekspositori Dengan strategi ini guru bercerita, berceramah atau bertutur
guna menyampaikan konsep, ide, gagasan dan keyakinannya kepada peserta didik. Strategi ini pada dasarnya berfokus pada
guru, guru harus bijak dalam mengendalikan proses agar tujuan
belajar tercapai. Strategi Pembelajaran Ekspositori menuntut peran aktif guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa dalam