Ciri khas masa remaja
Keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan karena faktor intelegensi, tetapi dapat juga karena faktor-faktor non intelegensi. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang
ditandai hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Ahmadi dan Supriyono,1991
Soesilawindradini 2006 mengungkapkan pada umumnya remaja suka mengeluh tentang sekolah. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya keluh
kesah antara lain mengenai pekerjaan rumah, mata pelajaran, peraturan sekolah, dan lain lain. Selain itu, remaja juga bersikap kritis terhadap guru
dan cara guru mengajar. Hurlock,1997 b Masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai
Akibat perkembangan kemampuan pikir, remaja memikirkan tentang nilai-nilai yang memberikan konsep-konsep mengenai benar dan salah, baik
dan buruk serta patut dan tidak patut. Remaja tidak begitu saja menerima konsep-konsep yang dimaksud, tetapi dipertentangkannya dengan citra diri
dan struktur kognitif yang dimilikinya.Mappiare,1982 Remaja menganggap bahwa yang benar ialah kesesuaian antara ideal
dengan prakteknya. Namun, dengan banyaknya ketidaksesuaian yang dilakukan oleh masyarakat sendiri menyebabkan sering muncul konflik-
konflik dalam diri remaja ketika menilai benar dan salahnya suatu perbuatan. Remaja mulai menyangsikan konsep benar dan salah yang
dikemukakan oleh orang dewasa.Mappiare,1982 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Garrison dalam Mappiare 1982, remaja sangat tertarik pada persoalan-persoalan yang menyangkut kehidupan dan falsafah hidup. Para
remaja diharapkan memiliki standar-standar pikir, sikap-perasaan dan perilaku yang dapat menuntun dan mewarnai berbagai aspek kehidupannya.
Remaja memerlukan perangkat nilai dan falsafah hidup. Jika remaja tidak memiliki falsafah hidup terutama yang diterapkan dalam perbuatan maka
mereka tidak memiliki kendali dalam hidupnya, yang dapat membuatnya tidak memiliki kepastian diri.
c Masalah yang berhubungan dengan Pergaulan Remaja biasanya tidak banyak berhubungan lagi dengan orang tua
serta saudara dan diganti dengan teman-teman sekelas atau teman sekolah. Dalam masa peralihan ini timbul dorongan yang kuat dalam diri remaja
yaitu kebutuhan untuk diterima di lingkungannya. Brouwer,1981 Ini sesuai dengan tugas perkembangan masa remaja yang dikemukakan oleh Mappiare
1982 yaitu menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin.
Pergaulan dianggap sangat penting, dan kesulitan-kesulitan di bidang itu menimbulkan kekecewaan yang besar dan gangguan emosional yang
besar artinya. Dalam hubungan ini, remaja sering dihadapkan pada persoalan penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam
pergaulan. Kalau remaja berhasil menjalin relasi-relasi yang baik dengan teman-temannya, dia akan berhasil melewati masa peralihan itu tanpa
banyak kesukaran. Brouwer,1981 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4 Masa Remaja sebagai Masa Ketidakstabilan Dalam masa ini remaja sangat tidak stabil keadaannya. Kesedihan yang
tiba-tiba berganti dengan kegembiraan, rasa percaya kepada diri sendiri berganti dengan rasa meragukan diri sendiri, semuanya ini adalah ketidakstabilan emosi
yang biasa dari remaja. Ketidak stabilan ini juga nampak dalam hubungannya dengan masyarakat. Persahabatannya berganti-ganti, juga sifat yang disukainya
dari orang lain selalu berganti-ganti. Dalam memilih jabatanpun berganti-ganti, sehingga belum dapat menentukan rencana untuk masa depan. Keadaan tidak
stabil ini adalah akibat dari perasaan yang tidak pasti mengenai dirinya. Soesilowindradini, 2006
2.5 Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah
jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan kehidupan sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya Hurlock,1997. Cara pandang yang kurang
realistik ini akan menimbulkan ketidakstabilan emosi, selain itu ketika ada persoalan yang timbul akan dirasakan remaja mencekam dirinya, karena
disangkanya orang lain sepikiran dan ikut tidak puas mengenai dirinya. Gunarsa, S dan Gunarsa,1981. Dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan
pengalaman sosial, dan dengan meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, akan membuat remaja memandang diri sendiri, keluarga, teman dan
kehidupan pada umumnya secara lebih realistik. Hurlock,1997 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI