Perkembangan kognitif Perkembangan Psikologis Siswa Kelas XI

Masa remaja adalah masa belajar karena dalam masa ini remaja mempelajari segala sesuatu, baik karena tuntutan kematangan psikopsikis dan karena keharusan-keharusan sebagai akibat dari perkembangannya. Minat remaja akan pendidikan sungguh besar. Karena kecerdasan dan bakat yang semakin berkembang, remaja tertarik pada pelajaran dan latihan. Di SMA mereka dibantu untuk memilih pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang sesuai bagi bakat dan minat mereka masing-masing Staf Yayasan Cipta Loka Caraka, 1982. Selain itu minat yang muncul adalah minat remaja pada prestasi. Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Inilah sebabnya mengapa prestasi, baik dalam olah raga maupun tugas-tugas sekolah menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja. Hurlock,1997 Ahmadi dan Supriyono 1991, mengungkapkan bahwa aktivitas belajar remaja tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Kesulitan belajar ini tidak hanya disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. 2.3 Masa remaja sebagai usia bermasalah Salah satu ciri masa remaja yaitu masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja. Terdapat 2 alasan bagi kesulitan itu. Pertama pada masa kanak-kanak masalah sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja menjadi tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru Hurlock, 1997. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Mappiare 1982 yang mengemukakan bahwa dalam masa remaja banyak masalah yang harus dihadapi oleh remaja sebagai individu, hal ini dikarenakan sifat emosional remaja. Kemampuan berpikir lebih dikuasai emosionalitasnya sehingga remaja kurang mampu mengadakan konsensus dengan pendapat orang lain yang bertentangan dengan dirinya. Mappiare 1982 juga mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa yang kritis. Dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya atau tidak. Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik, menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai dewasa Soesilowindradini 2006 mengungkapkan bahwa remaja merasa dirinya menghadapi masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan. Beberapa masalah yang dihadapi oleh remaja : a Masalah yang berhubungan dengan Pendidikan Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok bagi siswa. Aktivitas belajar bagi setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang- kadang lancar, kadang-kadang tidak. Ahmadi dan Supriyono,1991 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi, tetapi dapat juga karena faktor-faktor non intelegensi. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Ahmadi dan Supriyono,1991 Soesilawindradini 2006 mengungkapkan pada umumnya remaja suka mengeluh tentang sekolah. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya keluh kesah antara lain mengenai pekerjaan rumah, mata pelajaran, peraturan sekolah, dan lain lain. Selain itu, remaja juga bersikap kritis terhadap guru dan cara guru mengajar. Hurlock,1997 b Masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai Akibat perkembangan kemampuan pikir, remaja memikirkan tentang nilai-nilai yang memberikan konsep-konsep mengenai benar dan salah, baik dan buruk serta patut dan tidak patut. Remaja tidak begitu saja menerima konsep-konsep yang dimaksud, tetapi dipertentangkannya dengan citra diri dan struktur kognitif yang dimilikinya.Mappiare,1982 Remaja menganggap bahwa yang benar ialah kesesuaian antara ideal dengan prakteknya. Namun, dengan banyaknya ketidaksesuaian yang dilakukan oleh masyarakat sendiri menyebabkan sering muncul konflik- konflik dalam diri remaja ketika menilai benar dan salahnya suatu perbuatan. Remaja mulai menyangsikan konsep benar dan salah yang dikemukakan oleh orang dewasa.Mappiare,1982 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI