Periodisasi Sejarah Uraian Materi
19 harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut dalam menyusun
periodisasi. 1. Apapun kriteria yang digunakan sebagai dasar pembagian kronologis,
wangsa dinasti, ekonomi, ketatanegaraan, dll selalu disertai dengan waktu. Oleh karena waktu merupakan cermin dari perkembangan,
perubahan dan kontinuitas. 2. Periodisasi hanya bersifat teoritis, artinya pembuatan periodisasi dalam
konteks keilmuan. Kenyataannya masa lampau tidak terbagi-bagi. 3. Periodisasi bersifat subjektif, karena merupakan tanggapan sejarawan
terhadap aktivitas manusia. Dengan demikian siapa pun dapat menyusun periodisasi. Termasuk di sini guru-guru pengajar Mata Pelajaran Sejarah.
4. Batas antarperiode tidak tetap, seperti garis yang memisahkan laut dengan pantai. Kadang berkurang tetapi kadang lebih dari garis yang kita
tentukan. 5. Pemanfaatan tahun dalam periodisasi hendaknya memakai tahun bulat
atau abad. Hal ini dimaksudkan untuk mudah mengingat dan menampung tanggal batas yang berdekatan. Contoh: berakhirnya Sejarah Indonesia
Lama dan dimulai-nya Sejarah Indonesia Baru adalah runtuhnya Kerajaan Majapahit dan dalam periodisasi dipakai tahun bulat 1500. Hal ini tidak
benar-benar tepat, sebab keruntuhan Majapahit dapat berasal dari Sengkalan
“Sirna Ilang Kertaning Bumi” atau “Sunyo Nora Yuganing Wong” yaitu 1400 Saka atau 1478 M. Akan tetapi, sumber sejarah lain
juga menyebut keruntuhan Majapahit adalah tahun 1527 M. Dengan
demikian tahun 1500 mudah diingat dan dapat menampung tahun yang berdekatan 1478 M dan 1527 M.
6. Dalam menyusun periodisasi yang harus diperhatikan adalah pemakaian kriteria secara konsisten.