Teori Keynes Mengenai Tingkat Bunga

2.2.6.1. Teori Keynes Mengenai Tingkat Bunga

Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawat akan uang. Permintaan terhadap uang oleh Keynes disebut “Liquidity Preference”. Namun ini mempunyai makna tertentu, yaitu bahwa permintaan akan uang menurut teori Keynes berdasarkan pada konsepsi bahwa pada umumnya menginginkan dirinya tetap likuid untuk oleh sebab itu diberi nama “liquidity preference” inikah yang membuat orang bersedia membayar harga tertentu untuk penggunaan uang. Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi. Boediono, 1985 : 82-83. a. Tingkat bunga nominal Dalam perekonomian nyata dikenal istilah suku bunga nominal dan suku bunga riil. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang disepakati oleh debitur dan kreditur disamping pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo. Jadi tingkat bunga nominal yang tercatat di pasar akan berubah apabila unsur-unsurnya berubah dan masing-masing unsur tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif, yaitu yang berkaitan dengan perubahan perkiraan atau harapan orang mengenai perkembangan ekonomi di waktu mendatang, mengenai kemampuan debitur untuk mengembalikan pinjaman atau mengenai kapasitas bidang usaha debitur dan mengenai masa yang akan datang. Boediono, 1985 : 88. b. Tingkat bunga riil Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal minus laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama. Rr = Rn Ri Boediono, 1998 : 90 Dimana : R = Tingkat bunga riil Ri = Laju inflasi Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga pinjaman atau kredit adalah tingkat balas yang diperoleh masyarakat atas sejumlah dana atas pinjaman yang diterimanya. Pada dasarnya masalah tingkat suku bunga bank tidak dapat berdiri sendiri karena itu penurunan tingkat suku bunga dilakukan begitu saja, sebab harus mempertimbangkan beberapa faktor yang terkait, dengan artian tingkat suku bunga dibiarkan berkembang sesuai dengan mekanisme pasar. Dalam hal ini otoritas moneter hanya mengawasi terkadang saja mengeluarkan kebijaksanaan seperti pembatasan ekspansi kredit. Tingkat suku bunga tinggi yang terjadi di Indonesia bermula dari tingginya tingkat suku bunga simpanan. Dan tingginya tingkat suku bunga simpanan ini dikarenakan kalangan perbankan hendak menyedot dana dari masyarakat sebab di Indonesia terjadi saving invsetment gap atau perbedaan antara investasi dan simpanan yang cukup besar. Gambar 2 : Keseimbangan tingkat suku bunga pada teori preference Tingkat bunga D Ms Penawaran uang R eq D Liquidity preference 0 Jumlah penawaran uang dan permintaan Sumber : Sunariyah, 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal.75 Permintaan uang ditunjukkan oleh kurva DD sementara inelastis penawaran uang ditunjukkan kurva Ms. Keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan uang pada titik r eq. Titik r eq adalah keseimbangan tingkat bunga didalam pasar. Keseimbangan dari permintaan dan penawaran diminta menentukan tingkat bunga jangka pendek dalam suatu pasar. Apabila tingkat bunga dibawah tingkat keseimbangan masyarakat akan menginginkan uang kas lebih banyak dengan cara menjual surat berharga yang dipegangnya. Penjualan surat berharga ini akan mendorong harga turun tingkat bunga naik, sampai tingkat keseimbangan. Sebaliknya apabila tingkat bunga berada di atas keseimbangan, masyarakat menginginkan lebih sedikit uang kas dengan cara membeli surat berharga. Pembelian ini mengakibatkan naiknya harga surat berharga tingkat bunga turun sampai keseimbangan tercapai. Nopirin, 2000 : 93. Permintaan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga. Hubungan ini dapat dijelaskan oleh Keynes yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal dan yang kedua berkaitan dengan ongkos memegang uang kas opportunity cost of holding money Nopirin, 2000 : 92. Pada kurva dibawah ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah uang beredar akan menggeser kurva LM dari LM ke LM 1 . Pada mulanya, sebagai akibatnya kelebihan likuiditas tingkat bunga turun dari i ke i 2 sehingga permintaan uang sama dengan jumlah uang. Titik E 1 bukanlah titik keseimbangan pada dua pasar sebab tidak terletak pada kurva IS. Turunnya tingkat bunga menyebabkan kenaikan investasi sehingga pendapatan naik, keseimbangan bergerak dari titik E 1 ke E 2 . Kenaikan pendapatan mendorong naiknya permintaan uang sehingga tingkat bunga merembet naik. Gambar 3 : Efek jumlah uang terhadap tingkat bunga i E LM i Q LM 1 i 1 E 2 i 2 E 1 IS YF Y Sumber : Nopirin, 2000. Ekonomi Moneter 2. Penerbit BPFE Yogyakarta, hal 192

2.2.6.2. Kredit