Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Perbankan Di Indonesia

melakukan perluasan usaha, kebijaksanaan moneter yang mendukung hal tersebut . Anonim,1995:10-14 Sedangkan perkembangan factor – factor internal dan eksternal perbankan tersebut menyebabkan kondisi perbankan di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga periode, antara lain : a. Kondisi perbankan di Indonesia sebelum diregulasi sebelum serangkaian paket – paket deregulasi di sector riil dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980 an. Perbankan pada masa ini sangat kuat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik dari penguasa yang dalam hal ini adalah pemerintah. b. Kondisi perbankan di Indonesia sesudah deregulasi setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1990 an . Inflansi yang tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum yang tidak bagus terjadi secara bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasikan dana yang baik. Fenomena yang terjadi pada masa sebelum deregulasi tersebut, seolah – olah lingkaran yang tidak ada ujung pangkalnya serta saling mempengaruhi. Untuk mengatasinya cara yang ditempuh pemerintah melakukan serangkaian kebijakan berupa deregulasi disektor riil dan moneter. Pada tahun awal, deregulasi lebih cepat dampaknya pada sector moneter melalui serangkaian perubahan didunia perbankan. Meskipun istilah yang digunakan adalah “deregulasi”. Namun tidak berarti bahwa perubahan yang dilakukan sepenuhnya berupa pengurangan pembatasan atau pengaturan didunia perbankan. Perubahan yang terjadi termasuk peningkatan pengaturan pada bidang tertentu, sehingga deregulasi ini lebih cepat untuk diartikan sebagaiperubahan – perubahan yang dimotori oleh otoritas moneter untuk meningkatkan kinerja dunia perbankan dan pada akhirnya juga diharapkan akan meningkatkan kinerja sector riil. c. Kondisi perbankan di Indonesia saat krisis ekonomi mulai akhir tahun 1997 an. Deregulasi dan penerapan kebijakan – kebijakan lain yang terkait dengan sector perbankan lebih mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kemampuan kinerja ekonomi makro di Indonesia. Mobilisasi dana melalui perbankan menjadi lebih besar dan perbankan menjadi lebih besar peran sertanya dalam menunjang kegiatan disektor riil melalui peningkatan produksi barang dan jasa. Perkembangan perbankan yang cukup pesat pada masa setelah deregulasi ternyata berlangsung tidak cukup lama untuk dapat mengangkat Indonesia di Asia Tenggara. Perkembangan ini dalam waktu yang sangat singkat menjadi terhenti dan bahkan mengalami kemunduran total akibat adanya krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1997 an. Krisis ekonomi yang awalnya hanya dipandang sebagai krisis moneter ini banyak menyebabkan perubahan dalam kondisi perbankan di Indonesia.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia sehingga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia, Suku Bunga Kredit, Inflasi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa dan Jumlah Kantor Bank.

4.2.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia

Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia dapat disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 1994-2008 Tahun Jumlah Uang Beredar Rupiah Perkembangan 1994 174.512 - 1995 222.638 27,58 1996 288.632 29,64 1997 355.643 23,22 1998 577.381 62,35 1999 646.205 11,92 2000 747.028 15,60 2001 844.053 12,99 2002 883.908 4,72 2003 955.692 8,12 2004 1.033.527 8,14 2005 1.203.215 16,42 2006 1.382.074 14,87 2007 1.643.203 18,89 2008 1.883.851 14,65 Sumber : Balai Pusat Statistik diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia selama 15 tahun 1994-2008 cenderung mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi Jumlah Uang Beredar di Indonesia adalah pada tahun 1998 sebesar 62,35 dan perkembangan terendah adalah pada tahun 2002 sebesar 4,72 . Jumlah Uang Beredar di Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 1.883.851,- dan Jumlah Uang Beredar di Indonesia terendah pada tahun 1994 sebesar Rp 174.512,-.

4.2.2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit

Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa perkembangan tingkat suku bunga kredit setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang tidak tentu besarnya. Perkembangan tingkat suku bunga kredit, yang tertinggi terjadi pada tahun 1998 sebesar 5,82 . Tetapi pada tahun 2000 terjadi perkembangan terendah sebesar -6,34 . Sedangkan tingkat suku bunga kredit tertinggi pada tahun 1998 sebesar 23,16 sedangkan terendah pada tahun 2007 sebesar 13,01 .