alat pembayaran atau karena produksi emas meningkat misalnya ditemukannya tambang baru.
Dalam sistem moneter seperti ini uang beredar benar-benar ditemukan oleh proses pasar. Pada suatu perekonomian tertutup yang
menggunakan emas untuk alat pembayaran, penawaran uang hanya bertambah apabila orang memproduksi emas baru. semakin
bertambahnya jumlah emas yang tersedia dan sesuai dengan hukum pasar, akan menyebabkan turunnya harga emas begitu sebaliknya.
Apabila harga emas turun, produksi emas berkurang atau berhenti dan ini cenderung untuk menghentikan penurunan harga. Jadi penawaran uang
akan secara otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan permintaan akan uang, sehingga harga emas secara otomatis selalu mencapai
kestabilan. Boediono, 1998 : 117-118.
2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi mempunyai peranan moneter yang penting seperti dahulu dalam sistem
standar emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari terciptanya uang beredar adalah Otorita Moneter pemerintah dan bank sentral dan
lembaga keuangan keduanya bersama-sama disebut sebagai “sistem moneter”. Otorita moneter keuangan perbankan merupakan supplier
uang sekunder bagi masyarakat.
Proses penciptaan uang beredar adalah merupakan “proses pasar” artinya hasil interaksi permintaan dan penawaran dan bukan sekedar
pencetakan uang atau suatu keputusan pemerintah belaka. Misalnya pada suatu waktu permintaan akan uang inti tidak “klop” dengan penawaran
uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan di sub-pasar uang
inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Boediono, 1998 : 121.
Tindakan-tindakan ini
tidak lain berupa usaha dari para pelaku tersebut untuk mengubah struktur dan komposisi dari kekayaan yang ia
pegang menuju ke arah struktur dan komposisi yang ia inginkan. Seandainya pasar uang inti dari otorita moneter kepada masyarakat,
misalnya pemerintah tiba-tiba menaikkan pembelanjaa karena kenaikan gaji pegawai negeri. Pada putaran pertama, tambahan uang inti tersebut
akan diterima oleh masyarakat dalam bentuk tambahan uang tunai kartal yang mereka pegang. Tindakan penyesuaian mereka adalah menyimpan
kelebihan uang tunai berarti cadangan bank menjadi lebih besar dari sebelumnya. Bank merasa kelebihan cadangan uang tunai, kemudahan
mereka mungkin menanamkan kelebihan cadangan tersebut untuk membeli SBI. Kita lihat bahwa tambahan-tambahan uang inti yang
berawal dari pemerintah otorita moneter, kembali kepada Bank Indonesia otorita moneter meskipun tidak seluruhnya. Boediono, 1998
: 122.
Tambahan uang inti dalam contoh diatas akhirnya akan menambah jumlah uang beredar M1 dan M2 setelah terjadi banyak kali putaran
penyesuaian. Beberapa besar tambahan jumlah uang beredar yang akhirnya tercipta, tergantung pada sifat dari putaran-putaran penyesuaian
tersebut. Biasanya, tambahan uang beredar yang akhirnya diakibatkan oleh tambahan uang inti adalah besar daripada tabungan uang inti
tersebut. Melalui proses penyesuaian portofolio tersebut sebenarnya telah terjadi semacam “pelipatan” uang beredar atau terjadi proses multiplier.
Proses inikah yang merupakan inti dari teori mengenai penawaran uang. Boediono, 1998 : 76.
2.2.6. Tingkat Suku Bunga