F. ANALISA KEPUTUSAN
Analisis keputusan pada dasarnya adalah satu prosedur yang logis dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai pengambilan keputusan
tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan Susanto dan saneto, 1994.
Analisis keputusan adalah untuk memilih alternatif terbaik yang dilakukan antara aspek kualitas, aspek kuantitas dan aspek finansial dan produk tauwa yang
dihasilkan dari kombinasi setiap perlakuan.
G. ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL
Data yang diperoleh dari analisis mutu kemudian diuji dengan analisis sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan-perlakuan terhadap
tauwa yang dihasilkan. Data sekunder berupa harga-harga baik bahan baku maupun produk tauwa. Analisis finansial yang dilakukan meliputi :
analisis nilai uang dengan metode Break Event Point BEP,
Net Present Value NPV, Rate of Return dengan metode Internal Rate of Return dan Payback Periode PP
Susanto dan Saneto, 1994.
1. Break Event Point BEP Pujawan, 2002
Break Even Point BEP adalah suatu keadaan dimana pada tingkat penjualan tertentu perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau mengalami
kerugian. BEP dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
FC BEP = …………………………………………………………….…. 1
P - VC
Keterangan : P :
Produk pulangpokok
FC : Biaya
tetap VC
: Baya tidak tetap per satuan produk Rumus untuk mencari titik impas adalah sebagai berikut
Biaya titik impas Biaya tetap
BEP = ………………………………. 2
1 – biaya tidak tetap pendapatan
Presentase Titik Impas :
BEP Rp
BEP = X 100 .............................................
3 Pendapatan Kapasitas titik Impas
Kapasitas titik impas adalah jumlah produksi yang harus dkilakukan untuk mncapai impas. Rumus kapasitas adlah s ebagai berikut :
Kapasitas Tikik Impas = Pesrsen titik impas X Pendapatan
2. Net Persent Value NPV Susanto dan Saneto, 1994
Net Persent Value NPV merupakan selisih antara nilai saat investasi sekarang dengan nilai pemeriksaan kas bersih dimasa akan datang . Suatu proyek
dapat dipilih bila NPV 0.
NPV =
n t
i l
Ct Bt
1
.................................................................... 4
Dimana :
Bt : Penerimaan pada tahun t
Ct : Biaya pada tahun t
N : Umur ekonomi proyek untuk industri dianggap layak selama
10 tahun
i : Suku bunga Bank
3. Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return IRR merupakan tingkat suku bunga yang menunjukkan persamaan antara nilai penerimaan bersih sekarang dengan jumlah
investasi modal awal dari suatu proyek yang sedang dikerjakan. Dengan kata lain IRR adalah tingkat suku bunga yang akan menyebabkan NPV = 0. Bila nilai
IRR suatu proyek lebih besar dari suku bunga yang berlaku, maka proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan Susanto dan Saneto, 1994.
Rumus perhitungan IRR adalah sebagai berikut :
IRR = i’+ i
xi NPV
NPV NPV
...................................... 5
Keterangan :
i’
: Tingkat suku bunga sekarang
i”
: Tingkat suku bunga yang akan datang
NPV’ : NPV positif hasil pecobaan nilai
NPV” : NPV negatif hasil percobaan nilai 4. Gros Benefit Cost Ratio gros BC Ratio
Menerapkan perbandingan antara penerimaan kotor dengan biaya kotor yang telah dipresent valuekan dirupiahkan sekarang
Gross BC =
n t
t n
t t
i Ct
i Bt
1 1
1 1
………………………………………….
6 Kriteria ini menyatakan bahwa proyek yang akan dipilih akan dipilih apabila
Gross BC1 5. Payback Period PP Susanto dan Saneto, 1994
Payback Periode PP merupakan perhitungan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek, nilai tersebut
berupa persentase maupun waktu baik tahun maupun bulan. Payback Periode tersebut harus lebih kecil dari nilai ekonomis proyek. Kriteria ini memberikan
nilai bahwa proyek yang akan dipilih jika mempunyai waktu Payback Periode yang paling cepat. Rumus Payback Periode adalah sebagai berikut :
I PP =
...............................................................7 AB
Dimana :
PP :
Payback Period
I :
Jumlah modal
AB : Penerimaan bersih pertahun
H. Landasan Teori