GDL Glucano Delta Lactone TAUWA

muatan antar molekul mengecil dan akhirnya sangat kecil, molekul-molekul saling berdampingan, menbentuk agregat dan mengendap. Sifat kelarutan protein dalam air dipengaruhi oleh ikatan hidrogen dalam air dangan protein, pH lingkungan di luar pH isoelektrik. Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH isoelektris yaitu pH dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada saat inilah protein mengalami denaturasi yang ditandai kekeruhan meningkat dan timbulnya gumpalan. Poejiadi,1994. Gambar 1. mekanisme pH isoelektris Gambar 1. Mekanisme pH isoelektris Subagio,2002.

C. GDL Glucano Delta Lactone

Menurut Obatolu, 2006. Tahu adalah curd yang berasal dari susu kedelai dengan penggumpal mengunakan suatu garam CaCl 2 atau CaSO 4 atau suatu asam glucano delta lactone. Penggumpal dapat memproduksi gel protein susu kedelai. dengan air terikat, lemak kedelai dan pendukung dalam susunan curd. pH I Glucono delta lactone adalah hasil kristalisasi dari glucano acid. Untuk keperluan tertentu GDL digunakan untuk mengontrol pH. GDL merupakan molekul yang tersusun atas C 6 H 10 O 6 dengan berat melekul 178,15 gmol. Tahu sutera merupakan susu kedelai yang diproduksi dengan GDL. Menurut Sarwono, 2004. GDL merupakan bahan penggumpal yang dapat dicampurkan ke dalam sari kedelai dingin dengan jumlah sedikit, kemudian dapat dimasukan dalam wadah dan ditutup rapat kemudian dicelupkan dalam air bersuhu 85 o – 95 o C selama 30 – 50 menit. Pengaruh panas akan mengaktifkan lactone sehingga terbentuk tahu yang bagus tanpa harus memisahkan air tahu. Dibawah ini adalah proses terbentuknya GDL pada gambar 1 dan struktur kimia GDL pada gambar 2. Gambar 2. Pembentukan GDL, Jungbunzlauer, 2008. Gambar 3. Struktur kimia Glucano delta lactone GDL , Jungbunzlauer, 2008. 12O 2 -H 2 O C 6 H 12 O 6 C 6 H 12 O 7 C 6 H 10 O 6 +H 2 O

D. TAUWA

Tauwa tahwa merupakan minuman yang dibuat dari susu kedelai Novie, 2009. Tauwa terbentuk dari proses pengumpalan protein kedelai berupa gel puding . Faktor yang mempengaruhi pembuatan tauwa adalah proses penggumpalan ekstrak protein susu kacang hijau. Tauwa merupakan curd yang terbentuk dari hasil pencampuran antara penggumpal dengan ekstrak susu kacang hijau Menurut Susilowati 1989. pada prinsipnya cara pembuatan tahu sutera sama dengan pembuatan tahu biasa. Perbedaannya, pada pembuatan tahu sutera bahan penggumpal yang digunakan adalah GDL dengan konsentrasi sangat rendah yaitu 0,2 – 0,3 persen dari jumlah susu kedelai yang digunakan. Tahu sutera merupakan hasil penggumpalan curd yang tidak mengalami pengepresan dan pemisahan cairan. Menurut Koswara 1992. proses pembuatan curd susu kedelai dari hasil reaksi dengan penggumpal CaSO 4 1. Timbang biji kedelai bersih. Rendam dalam air 8 - 12 jam , selama perendaman air diganti-ganti 2. Atuskan biji kedelai, larutkan dengan 8-10 berat kedelai dalam blender selama 5 menit dengan kecepatan tinggi 3. Bubur kedelai disaring dan filtratnya dimasak 4. Penggumpalan dilakukan dengan penambahan CaSO 4 5. Gumpalan ”Curd” Pada penelitian ini yang akan digunakan sebagai acuan adalah penggunaan CaSO 4 pada produk tahu untuk memperoleh Curd pada Gambar 4. diagram alir pembuatan curd. Gambar 4. Diagram alir pembuatan Curd, Koswara, 1992. Sortasi Kedelai Perendaman 8 – 12 jam Pencucian Pengupasan Penggilingan dengan air panas 80 -100 o C ;air : kedelai = 8-10 :1 Bubur kedelai Penyaringan Filtrat Sortasi Kedelai Curd Ampas tahu Pendidihan 30 menit Penggumpalan

F. ANALISA KEPUTUSAN