BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Pasar Modal
Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia pernah di bentuk suatu perserikatan perdagangan Uang dan
Efek yaitu pada tanggal 11 Januari 1952 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta 1912. Kemudian
pada tahun 1927 dibentuk beusa-bursa efek di tiga kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan efek di bursa-bursa efek tersebut praktis terhenti kerena situasi politik saat itu.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya Tahun 1951, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Darurat No. 13 yang
kemudian disahkan sebagai Undang-Undang yaitu Undang-Undang No. 15 Tahun 1952 tentang Bursa Efek.
Pada tanggal 10 Agustus 1990 berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 Tahun 1976, Pasar Modal di Indonesia dari
Tahun 1977 sampai Tahun 1987 kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada
perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal. Tersedat- sedatnya perkembangan pasar modal selama itu disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi
44
yang terlalu kedat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan campur tangan pemerintah pasar perdana.
Untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal tersebut diatas, pemerintah mengeluarkan serangkaian
deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal yaitu Paket Kebijaksanaan Desember Pakdes 1987, Paket Kebijaksanaan
Oktober 1988 Pakto 1988, Paket Kebijaksanaan Desember 1988 Pakdes 1988.
4.1.2 Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia BEI
Pada tanggal 13 Juli 1922, Bursa Efek Indonesia diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan
baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke-19. Pada Tahun 1912, dengan bantuan Kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di
Indonesia didirikan Batavia, pusat pemerintah colonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama Perang Dunia pertama dan kemudian dibuka lagi pada Tahun 1952. Selain Bursa Batavia,
pemerintah colonial juga mengkeuangkan bursa pararel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa saham ini dihentikan lagi ketika terjadi
pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada Tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham di buka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang Dunia. Kegiatan
bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisme pada Tahun 1956.
Sebelum Tahun 1977, bursa saham dibuka kembali dan ditangani oleh Badan Palaksanaan Pasar Modal BAPEPAM, institusi baru di
bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar
financial dan sektor swasta. Puncak perkembangannya pada Tahun 1990. Pada Tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek
Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM.
Tahun 1955 adalah tahun BursaEfek Indonesia memasuki babak baru. Pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Indonesia meluncurkan
Jakarta Automated Trading System JATS, sebuah sistem perdagangan otomotisasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru
ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan
dibanding sistem perdagangan manual. Pada Juli 2000, Bursa Efek Indonesia menerapkan perdagangan
tanpa warkat Scripless Trading dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan
saham dan juga untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.
Pada Tahun 2002, Bursa Efek Indonesia mulai menerapkan perdagangan jarak jauh Remote Trading sebagai upaya meningkatkan
akses pasar, efesiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.
4.1.3 Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia BEI