Feldman 2008. Selain itu akan dijelaskan pula wanita dalam hubungan romantis.
1. Definisi Masa Dewasa Awal
Papalia, Olds, dan Feldman 2008 mendefinisikan masa dewasa awal sebagai tahap perkembangan ketika seseorang mulai memasuki
rentang usia antara 20-40 tahun.
2. Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Awal
Erikson dalam Papalia, Old, Feldman, 2008 menegaskan masa dewasa awal sebagai masa terpenting bagi individu untuk menjalankan
tugas perkembangannya yaitu membentuk suatu hubungan yang intim dengan individu lain. Papalia, Old, dan Feldman 2008 menjelaskan
hubungan yang intim terbentuk atas dasar hubungan pertemanan, cinta, dan seksualitas yang diperoleh dari teman sebaya atau pasangannya.
Lambeth dan Hallet dalam Papalia, Old, Feldman, 2008 mengatakan hubungan yang intim mengharuskan individu memiliki
berbagai keterampilan ketika mereka memutuskan untuk menikah, menjalin hubungan berpasangan baik tanpa menikah atau homoseksual, dan
memiliki anak atau tidak memiliki anak. Keterampilan tersebut antara lain kepekaan, empati, kemampuan untuk mengkomunikasikan emosi,
menyelesaikan konflik, dan mempertahankan komitmen. Selain itu, pengungkapan diriself-disclosure pada orang lain dan rasa memilikisense
of belonging juga menjadi unsur terpenting dalam keintiman.
Sikap terbuka mengenai diri pada orang lain, adanya rasa saling menerima dan saling menghormatimutual acceptance, dan peka terhadap
kebutuhan orang lain dapat membuat hubungan menjadi lebih intim Harvey Omarzu, 1997; Reis Patrick dalam Papalia, Old, Feldman,
2008. Seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Harvey dan Omarzu 1997 yang mengatakan bahwa sikap saling terbuka dapat terjadi
saat kita mengurus pasangan kita. Mengurus pasangan merupakan suatu proses yang melibatkan pikiran, perasaan, dan perilaku di mana dapat
membuat satu sama lain saling berbagi informasi tentang diri mereka.
3. Wanita dalam Hubungan Romantis
Dalam hubungan romantis, wanita berbeda dari pria. Berbicara mengenai pernikahan, Kephart dalam Santrock, 2002 mengatakan bahwa
ketika dihadapkan pada masalah pernikahan wanita cenderung memutuskan untuk tetap akan menikah dengan calon suaminya meskipun ia tidak
mencintainya. Selanjutnya mengenai seksualitas, Peplau Papalia, Olds, Feldman, 2009 mengatakan wanita cenderung menginginkan hubungan
seks dengan pasangannya dalam suatu hubungan intim yang berkomitmen. Selain itu, Schwebel et al. dalam Skinner, 2005 mengatakan bahwa
mahasiwi wanita di tahun pertama perkuliahan memiliki usaha yang lebih untuk mempertahankan hubungannya daripada laki-laki. Hal yang sama
juga dikatakan oleh Sacher dan Fine 1996 bahwa wanita memiliki komitmen yang tinggi terhadap hubungan mereka yaitu berusaha untuk
mempertahankan hubungan daripada laki-laki. Selain itu, Maguire dan