interaksi face to face lebih banyak. Menurut Kelley dan Thibaut dalam Stafford, 2010, meskipun waktu berinteraksi face to face relativ lebih
sedikit, hal tersebut membuat pasangan tidak saling tergantung satu sama lain.
b. Isi Komunikasi
Pada individu yang menjalin hubungan jarak jauh, ketika berkomunikasi dengan pasangan cenderung menghindari pembicaraan
yang dapat menimbulkan konflik dalam hubungan mereka. Selain itu, mereka juga menyesuaikan topik pembicaraan ke arah yang lebih positif
sehingga dapat meningkatkan keintiman Stafford, 2010. Stephen dalam Stafford, 2010 juga mengatakan bahwa pasangan yang menjalin
hubungan jarak jauhLDR akan memfokuskan pembicaraan mereka pada keintiman, cinta, dan masalah yang berkaitan dengan hubungan mereka.
Selain itu juga, Stephen dalam Lin Knee, 2006 mengatakan bahwa individu yang menjalin hubungan jarak jauhLDR cenderung membahas
hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharan hubungan mereka dibandingkan dengan individu yang menjalin hubungan jarak dekatface
to face yang membahas hal-hal yang tidak berkaitan dengan hubungan mereka.
C. MASA DEWASA AWAL
Pada bagian ini dijelaskan definisi masa dewasa awal dan perkembangan psikososial masa dewasa awal menurut Papalia, Olds, dan
Feldman 2008. Selain itu akan dijelaskan pula wanita dalam hubungan romantis.
1. Definisi Masa Dewasa Awal
Papalia, Olds, dan Feldman 2008 mendefinisikan masa dewasa awal sebagai tahap perkembangan ketika seseorang mulai memasuki
rentang usia antara 20-40 tahun.
2. Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Awal
Erikson dalam Papalia, Old, Feldman, 2008 menegaskan masa dewasa awal sebagai masa terpenting bagi individu untuk menjalankan
tugas perkembangannya yaitu membentuk suatu hubungan yang intim dengan individu lain. Papalia, Old, dan Feldman 2008 menjelaskan
hubungan yang intim terbentuk atas dasar hubungan pertemanan, cinta, dan seksualitas yang diperoleh dari teman sebaya atau pasangannya.
Lambeth dan Hallet dalam Papalia, Old, Feldman, 2008 mengatakan hubungan yang intim mengharuskan individu memiliki
berbagai keterampilan ketika mereka memutuskan untuk menikah, menjalin hubungan berpasangan baik tanpa menikah atau homoseksual, dan
memiliki anak atau tidak memiliki anak. Keterampilan tersebut antara lain kepekaan, empati, kemampuan untuk mengkomunikasikan emosi,
menyelesaikan konflik, dan mempertahankan komitmen. Selain itu, pengungkapan diriself-disclosure pada orang lain dan rasa memilikisense
of belonging juga menjadi unsur terpenting dalam keintiman.