Akurasi Presisi Validasi metode analisis

Tabel VIII. Recovery wadah yang dibilas dan tidak dibilas metanol Ratio luas puncak deltametrinDCB C deltametrin μgμL recovery Standar 10,47 0, 26 - Wadah dibilas metanol 9,52 0,23 90,91 Wadah tidak dibilas metanol 6,71 0,16 64,04

3. Validasi metode analisis

Validasi metode analisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk membuktikan bahwa metode analisis tersebut dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan dengan kecermatan dan ketelitian yang memadai Mulja dan Suharman, 1995. Dalam penelitian ini validasi metode yang digunakan adalah akurasi, presisi, LOQ, dan pengaruh matriks terhadap prosedur analisis.

a. Akurasi

Akurasi adalah ketepatan prosedur analisis yang menyatakan kedekatan antara suatu nilai yang sebenarnya. Dalam penelitian ini akurasi ditentukan dengan metode penambahan baku standard addition method. Metode adisi biasanya digunakan pada matriks sampel yang kompleks. Hal ini dilakukan karena matriks mengandung banyak komponen lain yang dapat mengganggu dalam pengukuran sehingga konsentrasi tidak tepat. Metode penambahan baku dilakukan dengan menambahkan sejumlah tertentu baku kedalam sampel. Akurasi dinyatakan dengan recovery. Recovery merupakan presentase analit yang dapat diekstraksi dan dianalisis dari sampel yang telah ditambahkan analit pada konsentrasi tertentu Anonim, 2003. Penetapan recovery ini dilakukan untuk mengetahui bahwa keseluruhan metode yang digunakan untuk penetapan kadar deltametrin pada air tidak menghilangkan deltametrin selama proses analisis. Nilai rasio luas puncak deltametrinDCB yang diperoleh dari baku adisi selanjutnya dimasukkan kedalam persamaan kurva baku yakni Y = 0,05662 + 1,30367 x. Tabel IX menunjukkan hasil penetapan recovery deltametrin untuk keseluruhan proses analisis. Dari hasil penelitian semua replikasi masuk dalam kisaran persyaratan perolehan kembali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini memiliki akurasi yang baik. Tabel IX. Hasil recovery Konsentrasi deltametrin μg Recovery Persyaratan Kesimpulan Replikasi I Replikasi II Replikasi III Menurut Horwitz 0,007 87,24 87,27 85,13 Memenuhi 0,010 89,92 93,42 92,76 80-120 Memenuhi 0,013 102,12 100,49 98,32 Memenuhi 0,026 93,53 92,89 92,69 Memenuhi 0,052 101,15 102,78 102,56 Memenuhi 0,103 99,61 94,74 91,59 Memenuhi

b. Presisi

Presisi merupakan ukuran kedekatan antar serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran pada sampel homogen yang sama. Data presisi berupa RSD atau CV. Pesisi berkaitan dengan random error yang disebabkan oleh perubahan yang tidak dapat diprediksi dan tidak diketahui penyebabnya, misalnya dalam satu larutan yang sama dilakukan repetisi yang nantinya menghasilkan nilai luas puncak yang berbeda. Syarat RSD menurut Horwitz dengan kadar maksimum 1 ppb yaitu kurang dari 45,3 sedangkan syarat menurut AOAC kurang dari 30. Tabel X menunjukan RSD yang didapatkan dalam penelitian. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan memiliki presisi yang baik. Tabel X. CV dari standar adisi Persyaratan menurut Horwitz Persyaratan menurut AOAC Konsentrasi deltametrin μg CV Kesimpulan ˂ 45,3 ˂ 30 0,007 1,42 Memenuhi 0,010 2,02 Memenuhi 0,013 1,89 Memenuhi 0,026 0,47 Memenuhi 0,052 0,87 Memenuhi 0,103 4,24 Memenuhi

c. Limit of Quantification LOQ