Optimasi dan Validasi Metode Analisis

E. Tata Cara penelitian

1. Optimasi dan Validasi Metode Analisis

a. Pembuatan larutan stok deltametrin 2,575x10 -1 μgμL. Ditimbang 51,5 mg baku deltametrin, dilarutkan dalam 5,0 ml toluen. Kemudian diambil 25 μL, dilarutkan dalam 1000 μL toluen sehingga didapatkan baku deltametrin dengan konsentrasi 2,575x10 -1 μgμL. b. Pembuatan larutan intermediet 2,575x10 -3 dan 2,575x10 -2 μgμL. Diambil 1 dan 10 μL stok larutan baku deltametrin 2,575x10 -1 μgμL, diuapkan hingga kering, masing-masing ditambah 100 μL toluen sehingga diperoleh larutan intermediet dengan konsentrasi 2,575x10 -3 μgμL intermediet A dan 2,575x10 -2 μgμL intermediet B. Larutan ini kemudian digunakan sebagai larutan stok dalam pembuatan kurva baku dan kurva baku adisi deltametrin. c. Pembuatan kurva baku. Tiga, empat, dan lima mikroliter larutan intermediet A dan 1, 2, dan 4 μL larutan intermediet B diambil, masing- masing ditambah 7,5 μg standar DCB, diuapkan hingga kering, ditambah 50 μL toluen sehingga diperoleh berturut-turut larutan deltametrin dengan konsentrasi 0,155; 0,206; 0,258; 0,515; 1,03; dan 2,06 μgμL. Sebanyak 1 μL masing-masing larutan seri kurva baku diinjeksikan ke sistem kromatografi gas yang sudah optimum. Sehingga didapatkan data berupa luas puncak. Hasil yang didapatkan, ditentukan linearitasnya dengan mengeplotkan konsentrasi deltametrin dan ratio luas puncak deltametrinDCB dan menentukan sensitivitas alat dengan menghitung LOD. d. Presisi kromatografi gas. Presisi kromatografi gas dihitung dari RSD luas puncak dan waktu retensi t R DCB dari kurva baku. e. Optimasi SPE C 18. Satu mikroliter larutan stok deltametrin konsentrasi 2,575x10 -1 μgμL diencerkan dalam air sampai volume 200,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi 1,288 x10 -6 μgμL, dimasukan dalam SPE C 18 1 g dan SPE C 18 0,2 g yang sebelumnya telah dikondisikan menggunakan 3 mL metanol dan 3 mL aquabidest. Selanjutnya dicuci dengan 3 mL aquabidest. Pada SPE C 18 1,0 g deltametrin dielusi dengan aseton sedangkan pada SPE C 18 0,2 g deltametrin dielusi dengan metanol. Eluat diuapkan hingga kering. Ditambah 7,5 μg standar DCB dan 50 μL toluen. Sebanyak 1 μL diinjeksikan ke sistem kromatografi gas yang sudah optimum. f. Optimasi pembersihan wadah. Dibuat dua larutan deltametrin dengan konsentrasi 1,288 x10 -6 μgμL. Larutan pertama dimasukkan dalam SPE C 18 , wadah dibilas. Larutan kedua dimasukan dalam SPE C 18 , wadah tidak dibilas metanol. Dielusi dengan 20 mL metanol. Eluat diuapkan hingga kering. Ditambah 7,5 μg standar DCB dan 50 μL toluen. Sebanyak 1 μL larutan diinjeksikan ke sistem kromatografi gas yang sudah optimum. g. Penetapan recovery, presisi, pengaruh preparasi sampel terhadap hasil akhir dan LOQ dengan Prosedur Standar Adisi. Tiga, empat, lima larutan intermediet A dan 1, 2, dan 4 μL larutan intermediet B diencerkan dengan air hingga volume 200,0 mL. Larutan deltametrin dimasukkan dalam SPE C 18 dan dielusi dengan 20 mL metanol. Eluat diuapkan hingga kering. Ditambah 7,5 μg standar DCB dan 50 μL toluen. Sebanyak 1 μL larutan diinjeksikan ke sistem kromatografi gas yang sudah optimum. Proses ini dilakukan sebanyak tiga kali replikasi. Hasil pembacaan alat digunakan untuk menghitung recovery, presisi, pengaruh preparasi sampel terhadap hasil akhir dan LOQ.

2. Penentuan Konsentrasi Deltametrin Dalam Air yang Diaplikasikan