Metode Pengayaan Solid Phase Extaction SPE

atau tidak langsung ini dapat berupa fisik, kimia, dan biologi. Air yang tercemar dapat diamati dengan adanya perubahan air dari keadaan normal, diantaranya terjadi: a. Perubahan suhu b. Perubahan tingkat keasaman c. Perubahan warna, bau, dan rasa d. Terbentuknya endapan e. Terdapat mikroorganisme Situmorang, 2007

D. Metode Pengayaan

Pembersihan sampel sangat penting dalam suatu analisis, terutama untuk sampel dengan matriks kompleks. Sebelum sampel diinjeksikan dalam instrumen yang digunakan, sampel terlebih dahulu dipisahkan dari pengotor, jika tidak akan mengganggu deteksi bahkan dapat merusak kolom pada instrumen. Pengotor pada sampel dapat dihilangkan dengan menggunakan metode pengayaan. Pada metode pengayaan, analit dipertahankan dan tertahan pada kolom sedangkan matriks komponen pengotorakan melewati kolom kemudian akan dibuang bersama fase gerak pertama. Analit yang tertahan dalam kolom diambil dengan cara mengaliri fase gerak kedua. Solid phase extaction SPE merupkan contoh dari metode pengayaan Anonim g, 2012

E. Solid Phase Extaction SPE

Solid Phase Extaction SPE merupakan alternatif metode ektraksi yang cepat, mudah, dan ekonomis karena secara signifikan mengurangi volume pelarut organik yang dibutuhkan. SPE digunakan untuk mengekstrak senyawa dari cairan matrik dan dapat juga digunakan sebagai metode pemurnian Escribano dan Santos, 2010. SPE merupak teknik yang relatif baru dan cepat berkembang sebagai alat utama yang digunakan untuk pra-perlakuan sampel atau clean-up sampel yang kotor. Keunggulan SPE dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair: a. Proses ekstraksi lebih sempurna b. Pemisahan analit dari pengganggu yang mungkin ada menjadi lebih efisien c. Mengurangi pelarut organik yang digunakan d. Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah dikumpulkan e. Mampu menghilangkan partikulat f. Lebih mudah diotomatisasi Rohman, 2009. Dua strategi yang digunakan untuk menyiapkan sampel menggunakan SPE. Strategi pertama adalah dengan memilih pelarut yang mampu menahan semua analit yang dituju pada penjerap yang digunakan, sementara itu senyawa- senyawa yang lain akan terelusi. Analit yang dituju selanjutnya dielusi dengan menggunakan sejumlah kecil pelarut organik yang akan mengambil analit yang tertahan pada penjerap. Strategi ini bermanfaat jika analit yang dituju berkadar rendah. Strategi yang lainya adalah dengan mengusahakan supaya analit yang dituju keluar terelusi, sementara senyawa pengganggu tertahan pada penjerap Gandjar dan Rohman, 2007. Tahapan pertama menggunakan SPE adalah dengan mengkondisikan penjerap menggunakan pelarut yang sesuai. Penjerap nonpolar seperti C 18 dan penjerap penukar ion dikondisikan dengan mengalirinya menggunakan metanol lalu aquadest. Pencucian yang berlebih menggunakan air akan mengurangi recovery analit. Penjerap-penjerap polar seperti diol, sianol, amino, dan silika harus dibilas dengan menggunakan pelarut nonpolar seperti metilen klorida Rohman, 2009. Ada empat tahapan dalam prosedur SPE, yaitu: a. Pengkondisian. Catridge penjerap dialiri dengan menggunakan pelarut sampel untuk membasahi permukaan penjerap dan untuk menciptakan nilai pH yang sama, sehingga perubahan-perubahan kimia yang tidak diharapkan ketika sampel dimasukan dapat dihindari. b. Retansi tertahannya sampel. Larutan sampel dilewatkan ke catridge baik untuk menahan analit yang dituju, sementara komponen lain terelusi atau untuk menahan komponen yang tidak diharapkan sementara analit yang dituju terelusi. c. Pembilasan. Tahap ini penting untuk menghilangkan seluruh komponen yang tidak tertahan oleh penjerap selama tahap retensi. d. Elusi. Tahap ini merupakan tahap akhir untuk mengambil analit yang dituju jika analit tersebut tertahan pada penjerap Rohman, 2009. Gambar 3. Skematik prosedur SPE

F. Kromatografi Gas