2. Kebijakan SPK2
SPK2 diberlakukan sebagai syarat ujian pendadaran atau tugas akhir yang berlaku pada mahasiswa sarjana S1. Minimal poin yang harus ditempuh untuk
S1 adalah 10 poin Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun.
USD sendiri memberikan peraturan pada perolehan poin yang memiliki jenis kegiatan yang sama. Kegiatan yang sama akan dibatasi maksimal 3 kegiatan.
Kemudian jika terjadi kemungkinan mahasiswa mendapatkan poin dobel dalam satu kegiatan, yang akan dimasukkan adalah poin tertinggi. Misalnya, mahasiswa
yang telah mengikuti lomba akan memperoleh poin dan jika mahasiswa tersebut memenangkan lomba akan memperoleh poin lagi. Poin yang akan diakui adalah
poin yang tertinggi dari satu kegiatan yang memiliki dobel poin Buku Pedoman Sistem Poin Kemahasiswaan, tanpa tahun.
3. Kegiatan Organisasi Berdasarkan SPK2
Kebijakan SPK2 ini mengharuskan mahasiswa untuk memiliki 3 poin pokok, yaitu mengikuti kegiatan PPKM 1, PPKM 2, dan penguasaan Bahasa
Inggris aktif. Lima atau tujuh poin sisanya dapat diperoleh melalui kepanitiaan dalam sebuah kegiatan, organisasi kemahasiswaan, peserta seminar, dan kuliah
umum Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun. Namun, dalam penelitian ini akan lebih khusus menyoroti dalam bidang
organisasi dan kepanitiaan. Pada bidang organisasi dan kepanitiaan, poin bisa diperoleh dengan mengikuti kepanitiaan atau pengurus di luar kampus seperti
mudika, Rukun Tangga RT, Karang Taruna, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, ormas organisasi masyarakat, dan lain-lain Buku Pedoman Sistem Poin
Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun. Adapun berikut tabel poin kegiatan kemahasiswaan yang diperoleh dari kegiatan organisasi dan kepanitiaan Buku
Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun : Tabel 2.1
Perolehan Poin Berdasarkan Kegiatan Kemahasiswaan No.
Nama Kegiatan Cakupan
1. Kepanitiaan sebuah kegiatan
a. Panitia inti Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, Bendahara b.
Anggota Panitia 3.
Organisasi Kemahasiswaan a.
Pengurus Harian Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara
b. KoordinatorAnggota Seksi
c. Anggota UKMUKFClub HMJ
4. KepanitaanPengurus
di luar
kampus Misal
: Mudika,
RT Rukun
Tetangga, Karang Taruna, LSM, ormas, dll
C. Motif
1. Pengertian Motif
Motif memiliki arti bergerak atau to move Branca dalam Walgito, 2010 yang berarti adalah kekuatan dari dalam diri individu yang mendorongnya untuk
melakukan suatu tindakan atau bisa disebut juga dengan driving force Walgito, 2010.
Motif merupakan alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008. Motif meliputi penyebab atau alasan
yang menjadi dasar perilaku individu untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan atau bersikap tertentu Jung, 1978.
Di samping itu, motif yang merupakan suatu alasan atau dorongan yang membuat individu melakukan sesuatu, memiliki 2 hal pokok di dalamnya Dua hal
itu ialah dorongan atau kebutuhan dan tujuan Handoko, 1992. Dengan demikian dapat dikatakan motif adalah daya dorong yang merupakan penggerak manusia
untuk melakukan tindakan sesuai dengan tujuan ya ng akan dicapai As’ad, 1978.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan alasan individu dalam berperilaku sebagai tenaga penggerak atau dapat disebut
juga dengan istilah pendorong. Dengan kata lain, motif membuat individu melakukan tindakan berdasarkan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam
perbuatannya. Oleh karena itu motif adalah dorongan atau alasan seseorang bertingkah laku sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Jenis-jenis Motif
Jenis-jenis motif menurut Handoko 1992 yang didasarkan pada datangnya suatu tindakan antara lain sebagai berikut :