2. Solidaritas
Solidaritas sendiri dalam Kamus Psikologi berarti social cohesion atau upaya kerjasama kolektif terhadap tujuan-tujuan kelompok Reber Reber,
2010. Berdasarkan definisi tersebut kohesi adalah interaksi dan pengaruh antar anggota kelompok terhadap anggota yang lain Walgito, 2010.
Kelompok dapat dikatakan solid utuh, kukuh, kuat atau tidak berdasarkan kohesi kelompok itu sendiri, sebab kohesi ini berkaitan dengan antar
anggota yang saling menyukai dan mencintai satu sama lain sehingga terjalin kekompakan dalam kelompok tersebut. Selain itu, kohesi mencakup kerja sama
antar anggota dalam menyelesaikan tugas-tugasnya Walgito, 2010. Ketika individu-individu ini merasa memiliki kohesi sosial, maka mereka akan lebih
berpartisipasi dalam mengikuti organisasi dan begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan kohesi sosial dapat mempengaruhi partisipasi seseorang.
3. Memiliki tujuan yang sama antar individu, atau
Tujuan memiliki arti arah atau yang dimaksud Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008. Dalam hal ini, ketika individu-individu memiliki
tujuan yang sama maka akan semakin baik kinerja kelompoknya. Dalam hal ini, tujuan dapat meningkatkan aktivitas dalam kelompok. Selain itu, tujuan yang
sama akan menciptakan kohesi kelompok di dalamnya, sebab akan terjalin kerjasama saling kooperatif antar anggota kelompok Walgito, 2010. Dengan
demikian, tujuan yang sama dapat meningkatkan kohesi dan aktivitas kelompok yang terwujud dalam partisipasi mereka saat mengikuti organisasi.
4. Melakukan langkah bersama walaupun tujuannya berbeda
Dalam sebuah kelompok, terdapat berbagai tujuan yang dibawa oleh masing-masing individu. Tujuan ini berbeda-beda sebab individu memiliki tujuan
pribadi yang diusung sendiri dan tujuan kelompok yang menjadi pencapaian kelompok tersebut. Tujuan individu belum tentu sama dengan tujuan kelompok,
namun kedua tujuan ini dapat berjalan bersama dalam kelompok. Hal ini disebabkan dalam tujuan individu, seseorang ingin memperoleh sesuatu
berdasarkan tujuannya di dalam kelompok. Di sisi lain, ketika seseorang masuk dalam kelompok, tujuan individu tidak bisa dihilangkan Walgito, 2010.
Dengan kata lain, individu tetap bisa melakukan sesuatu bersama-sama walaupun tujuannya berbeda karena tujuan kelompok merupakan sarana untuk
mencapai tujuan individu. Dalam hal ini, individu memiliki perjanjian dalam dirinya sendiri komitmen untuk melakukan sesuatu berdasarkan dorongan akan
tujuan tersebut sehingga dapat mempengaruhi partisipasi yang bersangkutan.
4. Kegiatan Kemahasiswaan USD
USD memiliki berbagai macam kegiatan kemahasiswaan berdasarkan tiga model pengembangan karakter melalui kegiatan kurikuler pembelajaran,
kokurikuler, dan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan kurikuler meliputi kegiatan perkuliahan dengan mata kuliah tertentu untuk pembelajaran bagi mahasiswa
seperti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian MPK, Kuliah Kerja Nyata KKN atau Kuliah Kerja Praktek KKP. Sedangkan kegiatan kokulikuler dan
ekstra kulikuler merupakan kegiatan pendampingan dari kampus berupa Inisiasi
Sanata Dharma Insadha, Pelatihan Perkembangan Kepribadian Mahasiswa I PPKM I, PPKM II yang wajib dilakukan mahasiswa serta organisasi
kemahasiswaan dan kegiatan komunitas. Ketiga model pengembangan tersebut dilakukan untuk menghasilkan mahasiswa yang memiliki competence
kompetensi, conscience suara hati, dan compassion hasrat bela rasa Adi dkk, 2010.
Berdasarkan hal tersebut, USD memfasilitasi berbagai kegiatan kemahasiswaan baik kegiatan organisasi formal kampus, komunitas, dan
organisasi diluar kampus. Salah satu kegiatan tersebut adalah organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas BEMU dan Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas BEMF. BEMU adalah lembaga kemahasiswaan tingkat universitas dengan fungsi mengkoordinasi kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler tingkat
universitas dan sebagai forum komunikasi antar lembaga ekstra kulikuler mahasiswa atau yang sering disebut dengan Unit Kegiatan Mahasiswa UKM dan
Unit Kegiatan Fakultas UKF. UKM sendiri memiliki berbagai macam bidang kegiatan sesuai dengan
minat seperti minat pada seni meliputi UKM Grup Tari Sanata Dharma Grisadha, UKM Karawitan, UKM “Teater Seriboe Djendela”, UKM Paduan
Suara Mahasiswa PSM “Cantus Firmus”, UKM Fotografi “Lens Club”, dan UKM Sexen band. Pada kegiatan dengan minat olah raga dan bela diri, terdiri
dari UKM Sepak Bola, UKM Bola Basket, UKM Taekwondo, UKM Institut Karate-do Indonesia INKAI, UKM Kempo, UKM Aikido, UKM Wushu, dan
UKM Tarung Derajat. Untuk minat pada kegiatan sosial, terdapat UKM
Pengabdian Masyarakat dan UKM Korps Sukarela KSR. Pada minat spiritual, kegiatan kemahasiswaan yang ada adalah UKM Kerohanian. Sedangkan pada
kegiatan pers dan media meliputi UKM Radio Masdha 95.00 FM dan UKM Pers Mahasiswa Natas. Pada kegiatan dengan minat lain atau khusus, terdiri dari
UKM Resimen Mahasiswa Menwa, UKM Mahasiswa Pecinta Alam Sanata Dharma Mapasadha, dan UKM Koperasi Mahasiswa Kopma USD Adi dkk,
2010 Buku Panduan Insadha Mahasiswa Baru TA 20082009.
B. Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan SPK2
1. Latar belakang SPK2
Kegiatan kemahasiswaan di USD saat ini hanya diminati oleh beberapa mahasiswa saja. Hingga tahun 2007, keterlibatan mahasiswa dalam mengikuti
organisasi masih sangat kurang dan minim Adi, komunikasi pribadi tanggal 30 November 2011. Kemungkinan sebagian mahasiswa menganggap bahwa
kegiatan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus akan mengganggu konsentrasi dan menghabiskan waktu mereka dalam bidang akademik Buku
Pedoman Sistem Poin Kemahasiswaan. Oleh karena itu, USD membuat kebijakan SPK2 guna membangkitkan
mahasiswanya untuk terlibat aktif dalam kegiatan organisasi. Selain itu, USD mengharapkan
supaya mahasiswa
mampu mengasah
softskills dan
mengembangkan kepribadian mereka ketika mengikuti kegiatan organisasi Buku Pedoman Sistem Poin Kemahasiswaan Peraturan Akademik Program Sarjana
dan Diploma, 2010.
2. Kebijakan SPK2
SPK2 diberlakukan sebagai syarat ujian pendadaran atau tugas akhir yang berlaku pada mahasiswa sarjana S1. Minimal poin yang harus ditempuh untuk
S1 adalah 10 poin Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun.
USD sendiri memberikan peraturan pada perolehan poin yang memiliki jenis kegiatan yang sama. Kegiatan yang sama akan dibatasi maksimal 3 kegiatan.
Kemudian jika terjadi kemungkinan mahasiswa mendapatkan poin dobel dalam satu kegiatan, yang akan dimasukkan adalah poin tertinggi. Misalnya, mahasiswa
yang telah mengikuti lomba akan memperoleh poin dan jika mahasiswa tersebut memenangkan lomba akan memperoleh poin lagi. Poin yang akan diakui adalah
poin yang tertinggi dari satu kegiatan yang memiliki dobel poin Buku Pedoman Sistem Poin Kemahasiswaan, tanpa tahun.
3. Kegiatan Organisasi Berdasarkan SPK2
Kebijakan SPK2 ini mengharuskan mahasiswa untuk memiliki 3 poin pokok, yaitu mengikuti kegiatan PPKM 1, PPKM 2, dan penguasaan Bahasa
Inggris aktif. Lima atau tujuh poin sisanya dapat diperoleh melalui kepanitiaan dalam sebuah kegiatan, organisasi kemahasiswaan, peserta seminar, dan kuliah
umum Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun. Namun, dalam penelitian ini akan lebih khusus menyoroti dalam bidang
organisasi dan kepanitiaan. Pada bidang organisasi dan kepanitiaan, poin bisa diperoleh dengan mengikuti kepanitiaan atau pengurus di luar kampus seperti