Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sertifikat dan lain-lain Wexley Yukl, 1988. Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa dengan motif ekstrinsik memiliki keinginan untuk mendapatkan poin atau hadiah berupa sertifikat sebagai pencapaian yang membuatnya tergerak untuk mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan. Poin yang merupakan salah satu syarat yudisium mahasiswa USD dengan sertifikat sebagai tanda bukti Buku Pedoman SPK2 Peraturan Akademik, 2010 membuat mahasiswa memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam kegiatan kemahasiswaan. Dengan adanya peraturan tersebut, poin menjadi sebuah tuntutan yang bersifat memaksa bagi mahasiswa sebab poin merupakan sebuah konsekuensi yang mempengaruhi kehidupan mahasiswa selanjutnya, yaitu kelulusan yang menuntut mahasiswa untuk memiliki poin sebagai salah satu syaratnya. Dengan begitu, mahasiswa dengan motif ekstrinsik memiliki tingkat partisipasi. Hal tersebut, didukung pula dengan aturan dari beberapa organisasi atau kepanitiaan di USD memberlakukan aturan untuk bisa mendapatkan sertifikat sebagai bukti partisipasinya dalam organisasi yang bersangkutan. Aturan tersebut berupa absensi kedatangan diharuskan rata-rata 75 dari rapat atau kegiatan yang diselenggarakan Dokumen Pengamatan pribadi, April-Agustus 2012. Aturan dari organisasi atau kepanitiaan tersebut dapat mendorong partisipasi mahasiswa dengan motif ekstrinsik, sebab mahasiswa akan tetap bertahan dalam kegiatan organisasi maupun kepanitiaan. Mahasiswa memiliki keinginan untuk memenuhi kepentingannya dalam memperoleh poin sehingga mendorong mahasiswa tersebut mencapai goal-nya Sumarto, 2004. Keinginan untuk mendapatkan poin tersebut membuat mahasiswa terdorong untuk mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan. Dengan demikian mahasiswa yang memiliki motif ekstrinsik ini memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dibandingkan dengan motif bukan poin. Kemudian melalui penghitungan statistik, tidak terlihat adanya perbedaan tingkat partisipasi yang signifikan pada motif intrinsik-ekstrinsik terhadap motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Selain itu, berdasarkan penghitungan mean empiris, motif intrinsik-ekstrinsik berada diantara motif ekstrinsik yang memiliki tingkat partisipasi tertinggi dan motif intrinsik yang memiliki tingkat partisipasi terendah. Motif intrinsik-ekstrinsik adalah motif mahasiswa untuk mendapatkan poin dan hal lainnya memperoleh relasi, pengalaman, sebagai sarana untuk mengasah potensi dan mengembangkan softskill, senang berorganisasi, dan lain- lain yang bisa diperoleh ketika mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan Komunikasi pribadi dengan mahasiswa tanggal 1 3 Desember 2011, 14 17 Mei 2012; Pengamatan pribadi, April-Agustus 2012. Motif intrinsik-ekstrinsik merupakan gabungan dari motif intrinsik dan ekstrinsik. Oleh karena itu, motif ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan diantara kedua motif lainnya sebab motif intrinsik-ekstrinsik ini terdiri dari dua motif motif intrinsik dan motif ekstrinsik sehingga memungkinkan memiliki kecenderungan tingkat partisipasi yang berada diantara kedua motif tersebut. Ketika mahasiswa dengan motif intrinsik-ekstrinsik mengikuti kegiatan kemahasiswaan, mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap organisasi untuk memenuhi kepentingannya. Akan tetapi ketika kepentingannya tersebut tidak terpenuhi, tidak akan menurunkan tingkat partisipasi mahasiswa. Dalam hal ini, mahasiswa akan cenderung bertahan dalam organisasi sebab mahasiswa masih memiliki tujuan untuk mendapatkan poin saat mengikuti kegiatan tersebut Sumarto, 2004. Dengan begitu, tingkat partisipasinya juga tidak begitu tinggi maupun rendah yang terlihat dari perolehan mean empiris yang berada diantara motif intrinsik dan ekstrinsik. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini, yaitu adanya perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa berdasarkan variasi motif yang meliputi motif intrinsik, motif ekstrinsik, dan motif intrinsik-ekstrinsik dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan diterima. Hal ini dilihat dari nilai signifikansi p sebesar 0,006 p 0,05 yang berarti terdapat perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan tiga variasi motif. Pada analisis Post Hoc Tests, secara spesifik terlihat bahwa terdapat perbedaan tingkat partisipasi antara motif intrinsik dengan motif ekstrinsik. Sedangkan pada kelompok motif intrinsik-ekstrinsik, tidak memiliki perbedaan tingkat partisipasi yang siginifikan terhadap kelompok motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran berdasarkan penelitian ini, antara lain: 1. Universitas Sanata Dharma Sebaiknya USD lebih memonitor kegiatan kemahasiswaan agar tetap menarik dan diminati oleh mahasiswa supaya partisipasi mahasiswa tetap tinggi walaupun motifnya ekstrinsik atau bukan karena poin. 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini memiliki subjek yang kurang tersebar secara merata antar ankgatannya, ada baiknya bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penyebaran skala yang lebih merata. Hal ini dilandasi oleh asumsi peneliti bahwa angkatan atas atau lama pasti telah banyak mengikuti kegiatan kemahasiswaan sehingga memiliki poin yang lebih banyak dibandingkan dengan angkatan baru yang menyebabkannya kurang memiliki partisipasi dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan tersebut. Dengan demikian, peneliti selanjutnya dapat memperhatikan tingkat penyebaran subjek perangkatannya. Selain itu, dapat memunculkan penelitian lanjutan supaya dapat dilihat pula apakah terdapat perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa perangkatan terhadap kebijakan sistem poin ini. 55 DAFTAR PUSTAKA Adi, K., Dwiatmoko, I. A., Istono, M., Nugraha, S. T., Maryasanto, E. 2010. Model Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Amabile, Teresa. M., Hill, Karl. G., Hennessey, Beth. A., Tighe, Elizabeth. M. 1994. The Work Preference Inventory: Assesing Intrinsic and Extrinsic Motivational Orientation. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 66 No. 5, 950-967. Astin, Alexander. W., Sax, Linda. J. 1998. How Undergraduates Are Affected by Service Participation. Journal of College Student Development, Vol. 39 No. 3, 251-263. Aziz, A. Sunyoto., Widodo, R. D. 2008. Korelasi Antara Keaktifan Dalam Organisasi Kemahasiswaan Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 8 1, 1-4. Azwar, Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Azwar, Saifuddin. 2009. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar As’ad, Moh. 1978. Psikologi Industri edisi kedua, cetakan pertama. Yogyakarta: Liberty. Batson, C. Daniel., Ahmad, Nadia., Tsang, Jo-Ann. 2002. Four Motives for Community Involvement. Journal of Social Issues, Vol. 28 No. 3, 429- 445. Buku Panduan Insadha Mahasiswa Baru TA 20082009. 2008. Bangkit Untuk Menjadi Pemuda yang Berbudaya. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Davis, Keith. 1967. Human Relations at Work The Dynamics of Organizational Behavior third edition. USA: McGraw-Hill. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat, cetakan pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Fagence, Michael. 1977. Citizen Participation In Planning first edition. U.K.: Pergamon Press Ltd. Farida. 2010. Mahasiswa Sebagai Agent of Change dan Agent of Control. http:www.fe- umm.netindex.php?page=Artikeltime=9c55a5adc8article_id=11.0 . Diakses tanggal 9 Desember 2011. Gomez de Souza, Luis, A., Ribeiro, Lucia. 1976. Youth Participation in the Development Process: A Case Study In Panama. Paris: Unesco Press. Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku cetakan pertama. Yogyakarta: Kanisius. Hariwijaya, M., Djaelani, Bisri. M. 2004. Teknik Menulis Skripsi dan Thesis. Yogyakarta: Zenith Publisher. Jung, John. 1978. Understanding Human Motivation: A Cognitive Approach. New York: MacMillan Publishing Co, Inc.