Konsumsi Gula di Indonesia

4.2.4. Konsumsi Gula di Indonesia

Hasil dugaan persamaan konsumsi gula di Indonesia menunjukkan bahwa semua tanda parameter dugaan telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Koefisien determinasi menunjukkan nilai 0.79208 yang berarti bahwa konsumsi gula di Indonesia sebesar 79.208 persen dapat dijelaskan oleh keragaman Harga gula pasir Nasional, GDP riil per kapita dan jumlah penduduk di Indonesia sedangkan sisanya 20.792 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan. Tabel 4.4 Dugaan Parameter Konsumsi Gula di Indonesia Variabel Parameter Dugaan Prob. t Nama Variabel Intercept 15.98717 0.4364 PGPNt -0.00079 0.7312 Harga gula pasir Nasional GDPt 0.130974 0.4993 GDP riil per kapita JPINt 6.176745 0.3025 Jumlah Penduduk di Indonesia R-Sq 0.79208 Prob. F = 0.0087 Adj R-Sq 0.70297 F stat 8.89 DW stat 1.603281 Keragaman Harga gula pasir Nasional, GDP riil per kapita dan jumlah penduduk di Indonesia secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman konsumsi gula di Indonesia dan secara statistik nyata pada level 0.0087. Secara sendiri-sendiri konsumsi gula di Indonesia tidak dipengaruhi secara nyata oleh Harga gula pasir Nasional, GDP riil per kapita dan jumlah penduduk di Indonesia. Harga gula pasir Nasional berhubungan negatif dan berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi gula di Indonesia. Nilai parameter dugaan 0.00079 yang berarti jika Harga gula pasir Nasional meningkat satu Rpkg, maka konsumsi gula menurun sebesar 0.00079 juta tontahun. Hal ini dikarenakan harga gula pasir Nasional lebih mahal daripada gula impor yang berbentuk gula rafinasi, biaya produksi untuk gula pasir Nasional memah lebih mahal, sehingga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. harga gula pasir lokal lebih mahal dan para konsumsi gula beralih mengkonsumsi gula impor yang berbentuk rafinasi. Variabel GDP riil per kapita berhubungan positif dan berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi gula di Indonesia. Nilai parameter dugaan 0.130974 yang berarti jika GDP riil per kapita meningkat satu perkapita, maka konsumsi gula meningkat sebesar 0.130974 juta tontahun. Dikebanyakan Negara pengeluaran konsumsi sekitar 50 – 75 dari gross domestic product GDP sehingga konsumsi rumah tangga dapat mempengaruhi fluktuasi kegiatan ekonomi dari waktu kewaktu, dimana konsumsi individu berbanding lurus dengan pendapatannya. Di Indonesia, konsumsi gula juga memiliki peranan yang sangat dominan dalam perekonomian, dimana kontribusi konsumsi gula terhadap perekonomian Indonesia sangat besar dan dominan yaitu antara 57,7 – 73,9 dari gross domestic product GDP. Konsumsi rumah tangga terjadi karena adanya pendapatan yang diperoleh rumah tangga. Jumlah penduduk di Indonesia berhubungan positif dan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi gula di Indonesia. Nilai parameter dugaan 6.176745 yang berarti jika Jumlah penduduk di Indonesia meningkat satu juta jiwa, maka konsumsi gula di Indonesia meningkat sebesar 6.176745 juta tontahun. hal ini dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya meningkat sehingga konsumsi gula di Indonesia juga meningkat.

4.2.5. Impor Gula di Indonesia