Rendemen Gula Domestik Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Swasembada Gula Di Indonesia

4.2.3. Rendemen Gula Domestik

Hasil dugaan persamaan rendemen gula domestik menunjukkan bahwa semua tanda parameter dugaan telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Koefisien determinasi menunjukkan nilai 0.42511 yang berarti bahwa keragaman rendemen gula domestik sebesar 42.511 persen dapat dijelaskan oleh keragaman variabel Overall Recovery, Boilling House Recovery, Mill Entraction dan Pool tebu sedangkan sisanya 57.489 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan. Tabel 4.3 Dugaan Parameter Rendemen Gula Domestik Variabel Parameter Dugaan Prob. t Nama Variabel Intercept 53.60463 0.3139 Ort 0.093971 0.4747 Overall Recovery BHRt 0.000188 0.9996 Boilling House Recovery Met -0.54452 0.4496 Mill Entraction POTt 0.068447 0.1449 Pol tebu R-Sq 0.42511 Prob. F = 0.4323 Adj R-Sq 0.04186 F stat 1.11 DW stat 2.544674 Keterangan : = Taraf 15 Keragaman Overall Recovery, Boilling House Recovery, Mill Entraction dan Pool tebu secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman rendemen gula domestik dan secara statistik nyata pada level 0.4323. Secara sendiri- sendiri rendemen gula domestik dipengaruhi secara nyata oleh pool tebu. Sedangkan Boilling House Recovery, Mill Entraction dan Overall Recovery tidak berpengaruh nyata. Overall Recovery berhubungan positif dan tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen gula domestik. Nilai parameter dugaan 0.093971 yang berarti jika Overall Recovery meningkat satu persen, maka rendemen gula domestik meningkat sebesar 0.093971 persen. Overal recovery OR sebagai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. indikator efisiensi teknis mempunyai nilai standar untuk efisiensi normalnya, yaitu 85. Sebagai indikator efisiensi teknis yang merupakan penggabungan antara stasiun penggilingan dan pengolahan, nilai OR sangat bergantung pada nilai ME dan BHR. Semakin tinggi nilai OR maka menunjukkan pabrik gula kinerjanya semakin baik, karena mampu menekan jumlah pol yang hilang. Variabel Boilling House Recovery berhubungan positif dan berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen gula domestik. Nilai parameter dugaan 0.000188 yang berarti jika Boilling House Recovery menigkat satu persen, maka rendemen gula domestik meningkat sebesar 0.000188 persen. Mill Entraction berhubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen gula domestik. Nilai parameter dugaan 0.54452 yang berarti jika Mill Entraction meningkat satu persen, maka rendemen gula domestik meningkat sebesar -0.54452 persen. Pol tebu berhubungan positif dan berpengaruh nyata pada taraf 15 terhadap rendemen gula domestik. Nilai parameter dugaan 0.068447 yang berarti jika Pool tebu meningkat satu persen, maka rendemen gula domestik meningkat sebesar 0.068447 persen. Pol tebu di Indonesia berkisar antara 8,28 – 9,46 . Angka tersebut masih jauh dibawah angka efisiensi normalnya sebesar 14, artinya pol tebu yang dihasilkan di Indonesia belum memiliki efisiensi teknis tanaman. Kondisi ini mengindikasikan dari aspek kualitas bahan baku tebu yang digiling juga belum optimal dalam pencapaian kadar sukrosanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4. Konsumsi Gula di Indonesia