Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
keadaan lingkungan belajar yang dialami siswa. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah,
struktur kelas, dan lingkungan sekolah yang kompetitif. Sekolah Menengah Pertama merupakan salah satu jenjang pendidikan
yang dilalui oleh peserta didik. Pada jenjang ini, peserta didik dihadapkan pada perkembangan mental dan moral. Menurut Anderman dalam Mubiar
2011 : 4, pada usia 12-15 tahun yang umumnya individu duduk di bangku SMP akan mulai memasuki dunia baru yang berbeda dengan pengalaman di
sekolah dasar serta banyak hal baru yang menuntut individu untuk menyesuaikan diri, terutama pada siswa kelas VII.
Perubahan keadaan lingkungan belajar mengakibatkan siswa melakukan tindakan menyontek. Mereka menganggap tindakan itu sebagai
bentuk solidaritas antar teman. Menyontek biasanya dilakukan pada pelajaran matematika dan ilmu alam atau ilmu pasti, dibandingkan dengan
pelajaran lainnya. Menyontek biasanya terjadi pada waktu ulangan atau ujian.
Sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran
menurut tingkatnya. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal harus berkewajiban mengembangkan potensi seorang siswa dalam
berbagai aspek kepribadian, sehingga nantinya dapat menjadi manusia yang mampu berdiri sendiri di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan di sekolah
diartikan sebagai proses kegiatan terencana dan terorganisir yang terdiri atas
kegiatan belajar, kegiatan ini bertujuan menghasilkan perubahan positif pada diri siswa. Menurut status, di Indonesia lembaga pendidikan sekolah
terbagi menjadi dua yaitu sekolah swasta dan negeri. Sekolah swasta maupun sekolah negeri memiliki karakteristiknya
sendiri, sehingga dengan karakteristik tersebut akan menimbulkan perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Pada hakikatnya, sekolah
swasta maupun negeri mempunyai tujuan yang sama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Sekolah swasta adalah sekolah sekolah yang diselenggarakan oleh non- pemerintah atau swasta, penyelenggara sekolah swasta biasanya berupa
badan maupun yayasan pendidikan. Sedangkan sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sekolah swasta maupun
negeri dalam menyelenggarakan pendidikan selalu berupaya adar membentuk siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan dapat
membuat keputusan untuk masa depannya. Setiap orang memiliki sikap maupun perilaku yang berbeda-beda
terhadap suatu objek atau stimulus begitupun sikap siswa SMP yang berbeda-beda terhadap perilaku menyontek. Gunarsa 1991 mengatakan
bahwa terdapat perbedaan pada laki-laki dan perempuan, yaitu jika perempuan lebih mengandalkan aspek-aspek emosional, perasaan dan
suasana hati sedangkan untuk laki-laki lebih terlihat agresif, lebih aktif dan tidak sabaran dalam menyelesaikan masalah. Tetapi di sisi lain, secara
psikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai
perkembangan yang berbeda. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih feminin. Sedangkan laki-
laki mempunyai sifat yang maskulin, kasar, lebih perkasa dan lebih pemberani dibandingkan dengan perempuan.
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar karena laki- laki memiliki keinginan yang lebih besar untuk sukses daripada perempuan.
Oleh karena itu laki-laki cenderung lebih agresif dalam menggapai cita- citanya daripada perempuan. Sifat perempuan berbeda dengan laki-laki.
Kepribadian seorang pria menunjukkan adanya pembagian dan pembatasan yang jelas antara pikiran, rasio, dan emosionalitas. Jalan pikirannya tidak
dikuasai oleh emosi, perasaan ataupun suasana hati. Perhatiannya lebih banyak tertuju pada pekerjaan dengan kecenderungan mementingkan
keseluruhannya dan kurang memperhatikan hal-hal yang kecil Gunarsa Gunarsa, 1991. Dalam beraktivitas pun seorang pria lebih agresif, lebih
aktif dan tidak sabar karena itu sifat pria lebih cenderung tidak mau menunggu, kurang tekun dan kurang tabah dalam menghadapi kesulitan
hidup dan cepat putus asa. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar karena laki-
laki memiliki keinginan yang lebih besar untuk sukses daripada perempuan. Oleh karena itu laki-laki lebih agresif dalam menggapai cita-citanya
daripada perempuan Kumara, 1990. Di pihak lain, Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. wawancara dilakukan
bulan Agustus 2015 menyatakan bahwa pada tahun 2015, wilayah DIY
merupakan termasuk daerah putih daerah yang bersih dari kecurangan dalam UN. Pernyataan ini bertentangan dengan hasil penelitian Anderman
yang menyatakan bahwa perilaku menyontek sering dilakukan oleh siswa SMP.
Berdasarkan ketidakkonsistenan antara pendapat Prof. Djemari dan hasil-hasil penelitian sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian yaitu
“Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Yang Ditinjau Dari Status Sekolah dan Jenis Kelamin
Pada Siswa Kelas VIII di Kota Yogyakarta ”.