Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

Banyak sifat dan ciri-ciri khas perempuan dan laki-laki yang membedakan antara kedua jenis ini, yaitu perbedaan dan kekhususan laki-laki dan perempuan sesuai dengan tujuan peranan masing-masing dan memberi makna kehidupan bagi kehidupan mereka masing- masing. Suatu pembedaan sangat terlihat pada prestasi mereka di sekolah, perempuan memiliki tingkat prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan adalah peraih sukses yang ulet, sedangkan laki-laki adalah pesaing yang ulet Santrock,2003. Lingkungan pergaulan siswa laki-laki yang lebih bebas dibandingkan siswa perempuan juga berpengaruh terhadap prestasi siswa dan perilaku siswa. Karena lingkungan pergaulan yang bebas ini membuat siswa laki-laki menjadi malas untuk belajar dibandingkan dengan perempuan yang lebih memilih belajar daripada pergi untuk main. Dengan demikian siswa laki-laki sering melakukan tindakan menyontek disekolah dibandingkan siswa perempuan. Adanya perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan dalam bersikap inilah yang membuat peneliti menduga bahwa ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin. Sehingga peneliti menduga bahwa ada perbedaan perilaku mencontek berdasarkan status sekolah dan jenis kelamin.

H. Paradigma Penelitian

Keterkaitan antara variabel-variabel penelitian dapat disusun dalam suatu paradigma sebagai berikut:

I. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis 1 Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari status sekolah. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari status sekolah.

2. Hipotesis 2

Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin. Status Sekolah X1 Jenis Kelamin X2 Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Y 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini siswa akan berperan sebagai responden. Penelitian ini akan dilakukan di SMP dan hasil atau kesimpulan ini tidak bisa direalisasikan pada SMP-SMP lainnya di Yogyakarta sebab penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian dengan karakteristik serta masalah yang mempunyai kaitan antara latar belakang dan kondisi nyata saat ini dari subyek yang diteliti.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Kristen Kalam Kudus, SMP N 2 Yogyakarta, SMP N 8 Yogyakarta, dan SMP Tumbuh. 2. Waktu Penelitian. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2016 – April 2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMP yang mempunyai orang tua berstatus pendidikan serta terdaftar sebagai siswa di sekolah yang berstatus negeri dan swasta. Siswa yang dipilih oleh peneliti adalah siswa yang berada di kelas VIII, karena peneliti berpendapat siswa yang berada dikelas VIII adalah siswa yang berada pada masa usia anak-anak menuju remaja sehingga memiliki emosi yang tidak stabil dan dapat mempengaruhi bagaimana mereka berperan. Menurut Bichler 1972 dalam buku perkembangan peserta didik, remaja berusia 12-15 tahun cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri inilah yang menyebabkan remaja pada usia tersebut dapat melakukan hal-hal yang negatif, misalnya menyontek untuk memperoleh nilai yang tinggi. Berdasarkan gambaran populasi yang diperoleh oleh peneliti, maka didapat sampel penelitian. Menurut Sugiono 2012: 81 sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Yusuf 2014: 150, sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi sesuai dengan karateristik yang dimilikinya. Jadi sampel adalah sebagian besar dari populasi yang sesuai dengan karakter yang telah ditentukan. Oleh karena itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karateristik di bawah ini, yaitu: a Terdaftar sebagai siswa sekolah yang berstatus negeri dan swasta. b Jenis kelamin siswa. Penelitian yang ideal mensyaratkan pengambilan sampel yang random untuk mendapatkan sampel yang representative. Namun keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam hal tenaga, waktu, dan biaya menyebabkan peneliti memilih menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik ini

Dokumen yang terkait

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta.

0 0 2

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat penghasilan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta.

0 1 2

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari akreditasi dan tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta.

0 0 2

Sikap siswa terhadap perilaku menyontek di tinjau dari akreditasi dan status sekolah. Studi kasus pada siswa SMP Negeri dan swasta di Kota Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 1 167

Sikap siswa terhadap perilaku mencontek ditinjau dari jenis kelamin dan tingkat penghasilan orang tua : studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 dan SMP Maria Immaculata Kota Yogyakarta.

3 9 165

Sikap siswa terhadap perilaku menyontek ditinjau dari jenis kelamin dan akreditasi pada siswa kelas VIII di Kota Yogyakarta.

0 0 145

Sikap siswa terhadap perilaku menyontek ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua dan jenis kelamin siswa.

0 1 180

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta

0 3 142

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan jenis kelamin pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta

0 1 121

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat penghasilan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta

0 2 157