20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan penelitian desain faktorial dengan 2 faktor cocoamidopropyl betaine dan gliserin
dan 2 level level tinggi dan level rendah.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi cocoamidopropyl betaine
dan komposisi gliserin.
2. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan, yaitu organoleptis, pH, viskositas sediaan,
ketahanan busa, serta pergeseran viskositas. 3. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian
ini adalah komposisi bahan lain yang digunakan dalam formulasi, kecepatan pengadukan, dan alat yang digunakan.
4. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan kelembaban ruangan, serta adanya interaksi
antar bahan selama penyimpanan.
C. Definisi Operasional
1. Sabun cair ekstrak etanol rimpang lengkuas yang dimaksud adalah sediaan sabun cair dengan surfaktan cocoamidopropyl betaine dan humektan gliserin
yang diformulasikan dengan penambahan ekstrak etanol rimpang lengkuas. 2. Ekstrak etanol rimpang lengkuas adalah ekstrak kental dari rimpang lengkuas
yang diserbukkan kemudian diekstraksi dengan pelarut etanol 1:10 selama 24 jam dan diuapkan pelarutnya.
3. Cocoamidopropyl betaine merupakan surfaktan amfoter yang sering dipakai dalam formulasi kosmetik, keunggulan surfaktan ini adalah dapat
meningkatkan jumlah busa yang digunakan dalam sediaan. Penggunaan cocoamidopropyl betaine
dalam formula ini sebanyak 7 dan 10. 4. Gliserin merupakan thickening agent yang digunakan untuk meningkatkan
viskositas dan dapat membentuk struktur transparan dalam sabun cair, juga dapat berfungsi sebagai humektan untuk menjaga kelembaban kulit.
Penggunaan gliserin dalam formula ini sebanyak 7 dan 10. 5. Viskositas merupakan tahanan sabun cair untuk mengalir yang diukur dengan
viskotester. Viskositas yang diinginkan adalah 5-7 dPa.s 6. Ketahanan busa adalah selisih tinggi busa antara menit ke-0 dan ke-5 setelah
di-vortex. Semakin kecil selisih tinggi busa maka ketahanan busa semakin baik. Ketahanan busa yang diinginkan adalah 0-2 mm.
7. pH sediaan disesuaikan dengan pH kulit manusia yaitu sekitar 4,5-6,5. 8. Desain faktorial merupakan teknik untuk mengamati faktor yang terlibat
dalam suatu proses secara simultan sehingga dapat diketahui interaksi antara
faktor – faktor tersebut. Dengan demikian dapat dipisahkan antara faktor –
faktor yang penting dengan yang tidak dalam proses tersebut. 9. Potensi antibakteri adalah kemampuan sediaan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri S. epidermidis yang ditunjukkan oleh zona hambat pada media.
D. Bahan Penelitian