Definisi Mekanisme pembersihan sabun cair Bahan – bahan dalam sabun cair

C. Sabun Cair

1. Definisi

Sabun adalah sediaan yang merupakan suatu campuran yang mengandung berbagai macam surfaktan yang digunakan bersama dengan air untuk mencuci dan membersihkan kotoran yang biasanya berupa lemak Ertel, 2006. Sabun cair mudah ditempatkan dalam botol pengemas sederhana dan formulasinya mengandung antara lain surfaktan seperti lauryl sulphates, humektan seperti gliserin, foam booster seperti cocoamides, dan fragrance untuk menambah aroma yang menyenangkan dari sabun cair Tadros, 2005.

2. Mekanisme pembersihan sabun cair

Tegangan antar muka antara kotoran dan permukaan kulit diturunkan oleh surfaktan dalam sabun cair. Surfaktan terdiri atas bagian polar dan non polar. Bagian polar berinteraksi dengan air, sedangkan bagian non polar berinteraksi dengan kotoran yang biasanya berupa lemak. Surfaktan tersebut akan membentuk misel dengan kotoran yang berada di bagian dalam. Bagian luar misel yang bersifat polar akan berinteraksi dengan air sehingga saat pembilasan akan terbawa oleh air dengan membawa kotoran Tadros, 2005.

3. Bahan – bahan dalam sabun cair

a. Surfaktan Surfaktan merupakan senyawa yang pada konsentrasi rendah memiliki sifat teradsorpsi pada permukaan ataupun antarmuka dari suatu sistem yang mampu menurunkan energi bebas permukaan maupun energi bebas antarmuka Rosen, 2004. Terdapat dua macam surfaktan yang digunakan yaitu, surfaktan primer yang berfungsi sebagai detergen yang biasanya merupakan surfaktan anionik karena sifat pembusaanya baik dan relatif tidak iritatif jika dibandingkan dengan surfaktan kationik. Yang kedua adalah surfaktan sekunder yang berfungsi sebagai foam booster yang memperbaiki detergensi dan pembusaan yang biasanya merupakan surfaktan amfoter karena dapat memperbanyak dan menstabilkan busa juga dapat melembutkan kulit Rieger, 2000. b. Humektan Senyawa yang dapat meningkatkan kelembaban di kulit setelah pemakaian sabun perlu ditambahkan. Penggunaan gliserin dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu gliserin dapat berfungsi sebagai thickening agent serta clarifying agent agen penjernih Barel, Paye, dan Maibach, 2001. c. Fragrance Fragrance merupakan bahan tambahan yang penting dalam formulasi sabun cair. Namun agar dapat diterima oleh konsumen, perlu diperhatikan bahwa penambahan fragrance tidak boleh menyebabkan perubahan stabilitas pada produk akhir Barel, Paye, dan Maibach, 2009. d. Pengatur keasaman Bahan tambahan ini berfungsi untuk menyesuaikan pH sabun cair agar tidak jauh dari pH kulit yaitu 4,5-7. Bahan yang biasa digunakan adalah asam sitrat, asam laktat, atau asam fosfat Fonseca, 2005.

4. Sifat fisik sabun cair