Persamaan umum desain faktorial adalah sebagai berikut : Y = B +
B
1
X
1
+ B
2
X
2
+ B
1.2
X
1
X
2
. Di mana Y adalah respon hasil atau sifat yang diamati, X
1
; X
2
merupakan level faktor bagian A, level faktor bagian B; B
1
; B
2
; B
1.2
merupakan koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan, dan B merupakan
rata-rata dari semua percobaan. Dari persamaan tersebut dapat diperoleh contour plot
suatu respon tertentu yang berguna untuk memilih komposisi campuran yang optimum Bolton, 1997. Desain faktorial memiliki keuntungan yaitu metode ini
mampu mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor Muth,1999.
G. Landasan Teori
Ekstrak etanol rimpang lengkuas memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S.epidermidis. Ekstrak etanol rimpang
lengkuas mengandung senyawa asetoksikhavikol asetat ACA sebanyak 76,49.
Komponen ini dapat menyebabkan perubahan pH internal pada bakteri spesies Staphylococal dan menyebabkan denaturasi protein dalam sel serta merusak
membran sitoplasma yang menyebabkan sitoplasma kehilangan ion dan konstituennya Oonmetta-aree, dkk., 2005.
Formulasi sabun cair ekstrak etanol rimpang lengkuas menggunakan surfaktan cocoamidopropyl betaine. Cocoamidopropyl betaine adalah surfaktan
dengan sifat pembusa, pembasah, dan pengemulsi yang baik, khususnya dengan keberadaan surfaktan anionik. Surfaktan ini juga dapat melindungi kulit dari
iritasi. Barel, Paye, dan Maibach, 2001. Busa yang dihasilkan relatif stabil baik pada soft water dan hard water, serta kompatibel dengan surfaktan anionik,
kationik, maupun nonionik Rieger dan Rhein, 1997. Selain itu untuk menjaga kelembaban kulit digunakan humektan yaitu gliserin Tadros, 2005. Gliserin
termasuk dalam tipe humektan organik yang paling banyak digunakan dalam industri kosmetik karena kestabilan harga dan presentasenya relatif sedikit dari
jumlah total penggunaan produk Rieger,2000. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni 2011, penggunaan
cocoamidopropyl betaine 7,5 dan 9,5 , sedangkan gliserin 7,5 dan 39,5.
Penelitian yang dilakukan oleh Budianto 2010, penggunaan cocoamidopropyl betaine
7 dan 18, sedangkan gliserin 3 dan 7. Mengacu pada penelitian tersebut, maka digunakan cocoamidopropyl betaine sebesar 7 dan 10 serta
gliserin sebesar 7 - 10. Sifat fisik yang perlu diperhatikan dalam formulasi sabun cair antara
lain viskositas dan ketahanan busa. Viskositas adalah tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas semakin besar tahanannya. Viskositas
akan mempengaruhi pengemasan, penyimpanan, aplikasi serta penghantaran sediaan. Ketahanan busa adalah kemampuan busa untuk mempertahankan
parameter utamanya ukuran gelembung, kandungan cairan , dan volume total busa dalam keadaan konstan selama waktu tertentu Exerowa, 1998.
H. Hipotesis