Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Ekstrak Etanol Rimpang

1 2 3 4 5 6 2 7 14 21 28 Selis ih ting g i bus a m m Waktu hari Formula 1 Formula a Formula b Formula ab . Gambar 13. Profil stabilitas ketahanan busa Stabilitas penyimpanan sediaan dipertegas dengan uji statistik. Masing – masing formula memiliki p-value lebih besar dari 0,05. Semua formula menunjukkan perubahan yang tidak signifikan meskipun terjadi fluktuasi pada ketahanan busa dalam penyimpanan selama 28 hari.

F. Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Ekstrak Etanol Rimpang

Lengkuas Terhadap Bakteri S.epidermidis Tujuan pengujian aktivitas antibakteri dari sabun cair ekstrak etanol rimpang lengkuas terhadap bakteri S.epidermidis adalah untuk melihat seberapa besar aktivitas ekstrak etanol rimpang lengkuas setelah diformulasikan menjadi sediaan sabun cair dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.epidermidis. Dalam pengujian ini digunakan basis setiap formula sebagai kontrol negatif dan ekstrak etanol 5 sebagai pembanding. Hasil pengukuran zona hambat tersaji dalam tabel X. Tabel X. Hasil pengukuran diameter zona hambat Formula Diameter zona hambat mm Sabun cair dengan ekstrak etanol lengkuas Kontrol negatif basis Ekstrak etanol 5 Formula 1 59,2 ± 0,85 31,0 ± 0,92 52,0 ± 0,00 Formula a 51,5 ± 1,01 24,5 ± 0,95 Formula b 67,3 ± 1,40 28,2 ± 0,25 Formula ab 54,4 ± 0,72 26,8 ± 0,25 Tabel X menunjukkan hasil pengukuran zona hambat sabun cair terhadap bakteri S.epidermidis. Rata – rata zona hambat menunjukkan basis juga memberikan efek antibakteri. Hal ini disebabkan oleh adanya eksipien yang digunakan memiliki aktivitas antibakteri, yaitu sodium lauryl sulfate Piret, Desormeaux, dan Bergeron, 2002. Tabel XI. Hasil uji Wilcoxon Formula p-value Formula 1 : Basis Formula 1 1,302e-05 Formula a : Basis Formula a 4,731e-06 Formula b : Basis Formula b 0,000296 Formula ab : Basis Formula ab 4,944e-05 Keterangan : p-value 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan Hasil analisis statistik dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa diameter zona hambat antara sabun cair ekstrak etanol dibandingkan dengan zona hambat kontrol negatif basis berbeda signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sabun cair ekstrak rimpang lengkuas memiliki potensi antibakteri terhadap S. epidermidis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Cocoamidopropyl betaine memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan viskositas. Gliserin dan interaksi keduanya berpengaruh tidak signifikan terhadap peningkatan viskositas. Cocoamidopropyl betaine, gliserin dan interaksi keduanya berpengaruh tidak signifikan terhadap peningkatan ketahanan busa. 2. Komposisi cocoamidopropyl betaine dan gliserin dalam area optimum adalah komposisi yang menghasilkan persamaan respon viskositas sebesar Y = -11,97037 + 1,79815X 1 + 0,092593X 2 – 3,70370E-003X 1 X 2 dan persamaan respon ketahanan busa sebesar Y = 12,74074 - 1,40741X 1 – 1,51852X 2 + 0,18519X 1 X 2 dengan X 1 merupakan faktor cocoamidopropyl betaine , X 2 merupakan faktor gliserin, dan X 1 X 2 merupakan interaksi dari kedua faktor tersebut. 3. Sediaan sabun cair ekstrak etanol rimpang lengkuas stabil seraca fisik selama penyimpanan 28 hari dilihat dari viskositas dan ketahanan busa. 4. Sediaan sabun cair ekstrak etanol rimpang lengkuas memiliki potensi antibakteri terhadap bakteri S. epidermidis, dengan daya hambat yang lebih besar dan berbeda signifikan terhadap basis.