Glibenklamida Spektrofotometri PENELAAHAN PUSTAKA

E. Glibenklamida

Gambar 3. Struktur Glibenklamid Evans dan Rushakoff, 2007 Glibenklamida merupakan obat hipoglikemik oral yang digunakan secara luas di dalam pengobatan diabetes mellitus tidak tergantung insulin tipe-2. Glibenklamida merupakan sulfonilurea paling poten dan dikenal sebagai sulfonilurea ”generasi kedua” Dollery, 1999. Aksi farmakologi glibenklamida adalah mentimulasi pelepasan insulin dengan meningkatkan fungsi sel-sel islet β pankreas. Pada terapi jangka pendek, hal ini signifikan dengan peningkatan sirkulasi konsentrasi insulin, tetapi dengan penggunaan berkelanjutan biasanya terjadi penurunan kadar insulin tanpa merusak kontrol glikemik. Sulfonilurea menunjukkan peningkatan sintesis glikogen dan penghambatan glikogenolisisi dan glukoneogenesis pada hati. Pada subyek normal puasa, peningkatan konsentrasi insulin dalam plasma dan penurunan glukosa plasma terjadi 15-60 menit setelah pemberian glibenklamida oral dan mencapai maksimum setelah 1-2 jam sebelum kembali ke nilai dasar setelah 3 jam Dollery, 1999. Glibenklamida dimetabolisme dalam hati menjadi produk dengan aktivitas hipoglikemik yang sangat rendah. Meskipun analisis spesifik untuk senyawa yang tidak dimetabolisme menimbulkan dugaan terdapatnya suatu waktu-paruh plasma yang singkat, tetapi efek biologis glibenklamida jelas bertahan selama 24 jam setelah pemberian satu dosis tunggal yang diberikan pada pagi hari pada pasien CO Cl OCH 3 NH CH 2 O 2 S NH NH CH 2 CO 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diabetes. Awal dosis pemberian yang biasa adalah 2,5 mghari atau kurang, dan rata-rata dosis pemeliharaan adalah 5-10 mghari yang diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi hari. Tidak dianjurkan untuk memberikan dosis pemeliharaan lebih dari 20 mghari Nolte and Karam, 2002.

F. Spektrofotometri

Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang 190 – 380 nm UV dan 380 – 780 nm Vis dengan memakai spektrofotometer Mulja dan Suharman, 1995. Prinsip kerja spektrofotometri adalah berdasarkan atas interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi. Materi dapat berupa atom, ion, atau molekul, sedang radiasi elektromagnetik merupakan salah satu jenis energi yang ditransmisikan dalam ruang dengan kecepatan tinggi Khopkar, 1990. Interaksi antara molekul yang mempunyai gugus kromofor dan radiasi elektromagnetik pada daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak 200-800 nm akan menghasilkan spektra serapan elektronik. Spektra serapan ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif karena jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap ada hubungannya dengan jumlah molekul penyerap Skoog, 1985. Panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan serapan maksimum disebut sebagai panjang gelombang serapan maksimum. Penentuan panjang gelombang pada saat serapan maksimum dapat digunakan untuk mengidentifikasi molekul Mulja dan Suharman, 1995. Pada analisis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kuantitatif, pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang saat serapan maksimum, disebabkan dua alasan: i. Sensitivitas maksimum diperoleh dengan mengerjakan pada pita maksimum karena pada konsentrasi yang diberikan maka pada panjang gelombang tersebut memberikan respon yang paling kuat. ii. Pada pita maksimum, perubahan yang kecil pada panjang gelombang akan memberikan perubahan serapan yang minimal kecuali kalau pita absorpsi sangat tajam. Dengan demikian kesalahan kecil dalam meletakan tanda pemilih panjang gelombang pada instrumen tidakk akan mengakiibatkan kesalahan besar pada pengukuran serapan Fatah, 1989.

G. Keterangan Empiris