Pemakaian Huruf Jenis-jenis Kesalahan Ejaan

2.2.2.3 Pemakaian Tanda Baca

Hal-hal yang diuraikan dalam pemakaian tanda baca atau pungtuasi ini adalah petunjuk bagaimana penggunaan tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elips, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrof. Berikut ini akan diuraikan sedikit tentang kesalahan yang terdapat dalam jurnal terakreditasi bidang akuntansi, yaitu dalam pemakaian tanya koma , dan tanda pisah —. a Tanda Koma , Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, terdapat beberapa kententuan dalam penggunaan tanda koma yaitu; 1 diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, 2 untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata seperti tetapi atau melaikan, 3 untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya, 4 di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi, 5 untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat, 6 untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat, 7 dipakai diantara a nama dan alamat, b bagian-bagian alamat, c tempat dan tanggal, serta d nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. 8 dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 dipakai di antara bagian-bagian dalam cacatan kaki atau cacatan akhir, 10 dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, 11 dipakai sebelum angka desimal atau diantara dolar dan sen, 12 dipakai untuk mengapit keterangan atau keterangan aposisi dan 13 dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca salah pengertian. Tanda koma masih sering sekali dihilangkan pada kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti, tetapi, melainkan, sedangkan dan kecuali. Tanda koma juga sering dihilangkan dalam ungkapan kata hubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat, seperti: oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu. Contoh kalimat yang menghilangkan tanda koma adalah sebagai berikut. 4 Dengan demikian kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para organ yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus, pengawasan dan lembaga pelaksanaanya. JA2014H39P2K3. Kalimat yang terdapat pada no 4 mengalami kesalahan karena di belakang kata dengan demikian tidak disertai tanda koma. Kalimat 4 akan benar apabila dituliskan dengan cara. 4a Dengan demikian, kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak merupakan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para orang yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus, pengawasan dan lembaga pelaksanaanya. JA2014H39P2K3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Tanda Pisah — Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, terdapat beberapa ketentuan dalam penggunaan tanda pisah yaitu; 1 Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat, 2 Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain, 3 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti “sampai dengan” atau “sampai ke”. Contoh kalimat yang masih sering ditemukan dalam media cetak yaitu sebagai berikut. 5 Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada pariode 2010-2012 dalam satuan rupiah untuk menggunakan revenue model. JA2014H46P1K2. Kalimat 5 kurang tepat kerena menggunakan tanda sambung, kalimat akan benar jika ditulis sebagai berikut. 5a Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada pariode 2010—2012 dalam satuan rupiah untuk menggunakan revenue model. JA2014H46P1K2 .

2.2.2.4 Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle clock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapan masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti cartoon kartun, central sentral, china Cina, effeck efek. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia dengan mengubah ejaan seperlunya saja, sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

2.2.3 Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran yang lengkap. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. ., tanda tanya ? dan tanda seru . Kalimat yang baik adalah kalimat yang setidaknya memiliki subjek, predikat dan objek di dalamnya, sehingga menghasilkan kesatuan ujaran yang utuh dan dapat dipahami. Subjek atau pokok kalimat di sini merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat, sedangkan predikat berfungsi sebagai bagian memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari kata kerja atau kata keadaan dan kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Menurut Ramlan 2008: 17, kalimat adalah satuan gramatis yang dibatasi oleh intonasi akhir selesai. Dalam bahasa tulis kalimat dibatasi oleh tanda ., ?, , dan tanda ;. Secara fungsional kalimat terdiri dari S atau Subjek dan P atau Predikat. Di samping itu terdapat pula unsur yang lain, yaitu O atau Objek, Pel