Dari ketiga pendapat yang diterangkan di atas, peneliti hanya mengaju pada pendapat yang disampaikan oleh Alwi, dkk. 2003 yaitu setiap kata atau prasa
yang menjadi konstituen kalimat mempunyai unsur-unsur kalimat. Berikut adalah uraian-uraian yang peneliti gunakkan dalam menganalisis data
.
2.2.4.1 Subjek
Menurut Alwi, dkk. 2003: 327 subjek merupakan fungsi sintaksis yang paling penting dalam sebuah kalimat setelah predikat. Subjek dapat berupa
nomina, prasa nominal, frasa verba atau klausa. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Sugono 2009 subjek merupakan unsur paling pokok di dalam
kalimat dan letak subjek selalu berdampingan dengan predikat. Menurut Rahardi 2009: 77 unsur pembentuk kalimat yang harus disebut pertama adalah subjek.
Dalam kalimat, subjek tidak selalu di depan. Adakalanya subjek terletak di belakang predikat, terutama sekali untuk kalimat yang berdiatesis pasif.
Umumnya subjek terletak di sebelah kiri predikat, tetapi unsur subjek dapat juga diletakkan di sebelah kanan predikat, apabila unsur subjek lebih panjang daripada
unsur predikat. Dengan demikian, dapat simpulkan bahwa subjek merupakan kunci utama dalam pembentuk suatu kalimat. Keberadaan subjek tidak diharuskan
berada pada awal kalimat, melainkan juga bisa di akhirkalimat. Adapun ciri-ciri subjek menurut Sugono 2009: 42—56 , yaitu 1 jawaban apa atau siapa,
2 disertai kata itu, 3 didahului kata bahwa, 4 mempunyai keterangan pewatas yang, 5 tidak didahului preposisi, dan 6 berupa nomina atau frasa nominal.
2.2.4.2 Predikat
Rahardi 2009: 80 menyatakan bahwa predikat sama-sama sebagai unsur pokok di dalam kalimat, predikat memiliki karakter yang tidak sama dengan
subjek. Akan tetapi, kejatian sebuah subjek menjadi jelas juga karena ada subjek kalimatnya. Dengan demikian, dapat dikatakan subjek dan predikat kalimat itu
merupakan unsur pokok dalam kalimat. Alwi, dkk. 2003: 326, predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan
jika ada konstituen O, Pel Ket wajib di sebelah kanan. Kedudukan P dapat ditukar tempatnya dengan S, dalam arti unsur S dapat terletak di muka P atau
sebaliknya. Predikat kalimat biasanya berupa prasa nominal, prasa numerel, prasa preposisional, frasa verbal, dan frasa adjektiva. Hal serupa juga disampaikan oleh
Sugono, menurut Sugono 2009: 55 predikat merupakan unsur utama suatu kalimat sebelum subjek. Dengan demikian, peneliti sejalan dengan teori yang
disampaikan oleh Rahardi 2009 yaitu predikat memiliki karakter yang berbeda dengan subjek, tetapi memiliki peran yang sama penting dalam pembentukan
sebuah kalimat, sehingga menjadikan subjek dan predikat sebagai unsur pokok dalam membentukan sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri predikat menurut Sugono
yaitu 1 jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana, 2 kata adalah atau ialah, 3 dapat diingkari, dan 4 dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas.
2.2.4.3 Objek
Menurut Alwi, dkk. 2003: 328 objek adalah konstitun kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif.