Kesalahan Kebahasaan yang Dominan

tanda pisah, d kesalahan dalam penulisan unsur serapan. Atas dasar kesalahan- kesalahan tersebut, kesalahan yang sering ditemukan oleh peneliti adalah kesalahan dalam pemakaian tanda baca koma. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya seratus lima kesalahan dalam pemakaian tanda baca koma. Jumlah ini merupakan jumlah yang paling banyak ditemukan dari kesalahan ejaan lainnya. Kesalahan dalam pemakaian tanda baca masih sering ditemukan pada media cetak seperti jurnal. Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia telah tertulis dengan jelas bahwa ada beberapa kententuan dalam penggunaan tanda koma yaitu; 1 diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, 2 dipakai sebelum kata hubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat majemuk setara, 3 untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya, 4 di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi, 5 untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat, 6 untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat, 7 dipakai di antara a nama dan alamat, b bagian-bagian alamat, c tempat dan tanggal, serta d nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. 8 dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka, 9 dipakai di antara bagian-bagian dalam cacatan kaki atau cacatan akhir, 10 dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI marga, 11 dipakai sebelum angka desimal atau diantara dolar dan sen, 12 dipakai untuk mengapit keterangan atau keterangan aposisi dan 13 dipakai di belakang katerangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca salah pengertian. Kesalahan dalam pemakaiaan tanda baca koma pada analisis data yang ditemukan lebih cendrung terjadi, yaitu pada kalimat yang tidak menyertakan tanda koma sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan kalimat mejemuk setara. Contohnya pada kalimat 42 Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam kategori cukup sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik. JA2014H105P2K2. Kalimat 42 akan benar apabila sebelum kata sedangkan disertakan tanda koma kerena kata sedangkan merupakan kata penghubung. Dengan demikian kalimat yang benar adalah sebagai berikut 42a. Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam ketegori cukup, sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik. Hal tersebut membuktikan bahwa pemakaian tanda koma harus diperhatikan agar kesalahan seperti di atas tidak terulang lagi. Dengan demikian, buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia belum sepenuhnya diterapkan dengan baik dalam tulis-menulis dalam suatu karya ilmiah. Kesalahan-kesalahan ejaan yang ditemukan di atas, didasari oleh buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ejaan itu mencangkup semua ketentuan-ketentuan penulisan ejaan yang benar. Dengan demikian, kesalahan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kesalahan yang ditemukan itu dapat memperkuat penelitian yang sebelumnya, bahwa kesalahan ejaan dalam jurnal karya ilmiah masih sering ditemukan. Kesalahan yang ditemukan oleh peneliti di atas adalah hasil dari analisis kedua yang dilakukan oleh peneliti dari data yang sebelumnya yang telah diperiksa oleh kedua triagulator. Data triangulasi yang pertama banyak mengalami kesalahan karena peneliti tidak mengklasifikasikan setiap jenis kesalahan yang terdapat dalam kalimat. Peneliti hanya memaparkan kesalahan kebahasaan pada setiap contoh kalimat yang menyebabkan kurang mendalamnya analisis yang dilakukan, sehingga banyak data yang tidak disetujui oleh kedua triagulator. a Pembahasaan Kesalahan Kalimat Berdasarkan analisis data kesalahan kalimat di atas, ditemukan beberapa jenis kesalahan kalimat. Secara menyeluruh, kesalahan kalimat yang ditemukan dalam penelitian ini berjumlah 40. Kesalahan itu meliputi a kalimat yang tidak memiliki unsur subjek, b kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat kalimat buntung, c Kalimat yang penggunan konjungsinya tidak sesuai. Atas dasar kesalahan-kesalahan tersebut, kesalahan kalimat yang sering ditemukan yaitu kesalahan konjungsi khususnya dalam penggunaan konjungsi koordinatif. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukan 21 kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan jumlah kesalahan kalimat yang lain. Penemuan keempat jenis kesalahan penggunaan konjungsi di atas didasarkan oleh teori yang dikemukakan Rahardi 2009: 14 yang mengatakan bahwa kelas kata konjungsi atau kata penghubung , sesungguhnya adalah bagian dari katagori kata-kata tugas dalam bahasa Indonesia. Konjungsi atau kata penghubung di dalam bahasa Indonesia itu memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dalam karang-mengarang atau tulis menulis. Kesalahan penggunaan konjungsi yang temukan dalam suatu halaman bisa 3—4 kesalahan bahkan lebih. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan dalam penggunaan konjungsi harus diperhatikan lebih teliti lagi. Kesalahan konjungsi yang banyak ditemukan yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi antarkalimat. Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang bertugas menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih cendrung sama tataran atau tingkat kepentinganya Rahardi, 2009: 14. Akan tetapi, teori ini sering diabaikan dan sering ditemukan penggunaan konjungsi koordinatif yang salah. Contohnya kata dan, tetapi, padahal, dan sedangkan. Konjungsi itu sering ditemukan di awal kalimat, padahal fungsi dari konjungsi koordinatif adalah sebagai penghubung dua unsur kebahasaan atau lebih yang memiliki status yang sama ,bukan sebagai kata penghubung yang menghubungkan antarkalimat. Konjungsi antarkalimat merupakan konjungsi yang bertugas menghubungkan ide atau gagasan yang terdapat pada kalimat yang diawalinya tersebut Rahardi, 2009: 25. Kesalahan konjungsi yang sering ditemukan adalah konjungsi tapi. Bentuk tapi atau tetapi merupakan konjungsi koordinatif sehingga tidak bisa diletakkan pada awal kalimat.konjungsi yang tepat untuk mengantikan konjungsi tapi atau tetapi pada awal kalimat adalah akan tetapi, atau namun.