Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Kudus

66 Sektorbidang usaha yang menjadi sektor unggulan kedua yaitu sektor listrik, gas dan air bersih. Selain sektor industri pengolahan yang menjadi unggulan, sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai peranan yang sangat penting guna mendukung aktivitas industri pengolahan, oleh karena itu selama kurun waktu 5 tahun sektor listrik, gas dan air bersih juga mengalami peningkatan.

4.2.3 Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Kudus

Analisis kesenjangan wilayah di Kabupaten Kudus pada penelitian ini menggunakan rumus Indeks Williamson. Indeks kesenjangan Williamson akan menghasilkan indeks yang lebih besar atau sama dengan nol. Jika Indeks lebih besar dari 0 menunjukkan adanya kesenjangan ekonomi antar wilayah. Semakin besar indeks yang dihasilkan semakin besar tingkat kesenjangan antar kecamatan di suatu kabupaten. Tabel 4.20 Perhitungan Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Kudus Kecamatan Kesenjangan Wilayah Keterangan 2005 2010 Kaliwungu 0,08 0,03 Turun Kota 0,17 0,18 Naik Jati 0,04 0,03 Turun Undaan 0,06 0,06 Tetap Mejobo 0,05 0,06 Naik Jekulo 0,05 0,04 Turun Bae 0,02 0,03 Naik Gebog 0,01 0,01 Tetap Dawe 0,09 0,08 Turun Sumber: Analisis Data Sekunder, Tahun 2005 dan 2010 dan Lampiran 3 6 Berdasarkan Tabel 4.20 menunjukkan bahwa nilai kesenjangan di Kabupaten Kudus pada tahun 2005 dan 2010 yang paling tinggi berada di 67 Kecamatan Kota, dimana nilai kesenjangannya sebesar 0,17 naik menjadi 0,18. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai indeks kesenjangan maka akan semakin besar pula kesenjangan antar wilayahnya. Kesenjangan yang tinggi di Kecamatan Kota ini disebabkan karena Kecamatan Kota merupakan Ibukota Kabupaten Kudus, dimana segala kegiatan perekonomian sudah pasti terkonsentrasi di pusat kota. Selain itu di Kecamatan ini juga menyumbang kontribusi yang tinggi terhadap PDRB dan PDRB perkapita daerah sehingga tingkat kesenjangannya pun terlihat sangat mencolok dibandingkan kecamatan-kecamatan yang lain. Kecamatan dengan kesenjangan terendah berada di Kecamatan Gebog dengan nilai kesenjangan 0,01 dimana semakin kecil nilai indeks kesenjangannya maka semakin kecil pula tingkat kesenjangan antar wilayahnya. Kesenjangan terendah yang terjadi di Kecamatan Gebog disebabkan karena faktor PDRB dan PRDRB Perkapita pada Kecamatan ini tidak mempunyai kontribusi yang besar terhadap pendapatan daerah. Letak Kecamatan ini juga yang berada di paling utara Kabupaten Kudus menyebabkan aksesibilitasnya pun tidak terlalu mudah dijangkau dan jumlah sarana sosial ekonomi untuk memenuhi kebutuhan penduduknya pun menjadi tidak terlalu banyak seperti di pusat kota. 68 69

4.3 Pembahasan

4.3.1 Perkembangan Wilayah di Kabupaten Kudus

Perkembangan wilayah di Kabupaten Kudus pada penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah yang mengalami kenaikan dengan nilai tertinggi berada di Kecamatan Kaliwungu, Jekulo dan Gebog. Ketiga kecamatan ini merupakan daerah urbanfringe, dimana Kecamatan Kaliwungu dan Gebog terletak di sebelah barat dekat Kabupaten Jepara, sedangkan Kecamatan Jekulo yang terletak di paling timur dekat Kabupaten Pati. Perkembangan wilayah yang tinggi di Kecamatan Kaliwungu, Jekulo dan Gebog juga dipengaruhi oleh jumlah sarana sosial ekonominya yang tinggi, di Kecamatan Kaliwungu didominasi oleh sarana ekonomi yang tinggi, Kecamatan Jekulo didominasi oleh sarana peribadatan, dan Kecamatan Gebog didominasi oleh sarana pendidikannya. Oleh karena itu, kecamatan-kecamatan tersebut mengalami perkembangan karena meningkatnya berbagai jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi yang dapat memacu bertambahnya jumlah penduduk di kecamatan-kecamatan itu. Selain itu ketiga kecamatan tersebut berada di jalan provinsi dan nasional yang sering dilalui oleh sarana transportasi yang menunjang perkembangannya pula dari segi aksesibilitasnya. Sedangkan wilayah dengan perkembangan yang rendah berada di Kecamatan Bae dengan nilai indeks komposit -48,34, hal ini disebabkan karena rendahnya sarana sosial ekonomi yang ada di kecamatan tersebut berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.16 dan 4.17 dimana dari sarana