51
4.2.1.4 Indeks Perkembangan Wilayah di Kabupaten Kudus
Indeks perkembangan wilayah di Kabupaten Kudus ini meliputi indeks jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi, indeks kependudukan dan
indeks aksesibilitas wilayah, dimana semua indeks tersebut telah dikompositkandijumlahkan, dan hasil penjumlahan tersebut dibuat
klasifikasi kelas tinggi, sedang, rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan 4.17 pada Lampiran 1 dan 2.
Berdasarkan Tabel 4.16 dan 4.17 terlihat bahwa perkembangan wilayah di Kabupaten Kudus pada tahun 2005 dan 2010 yang memiliki total
indeks komposit tertinggi yaitu di Kecamatan Kota, hal ini dikarenakan Kecamatan Kota merupakan Ibukota Kabupaten Kudus sehingga jumlah
fasilitas sarana sosial ekonomi yang ada sudah pasti terkonsentrasi di pusat kota. Selain itu, aktivitas perekonomian di sektor industri dan
perdagangannya pun banyak berada di Kecamatan Kota seperti industri PT. Rokok Djarum, PR Nojorono, Mall Matahari, Ramayana, Pasar Kliwon
yang menjadikan daerah ini memiliki kontribusi besar di sektor industri dan perdagangan, sehingga daerah ini akan semakin dipadati penduduk yang
menuntut lebih banyak lagi fasilitas sarana sosial dan ekonominya. Kecamatan yang memiliki total indeks komposit terendah berada di
Kecamatan Undaan, hal ini dikarenakan pada kecamatan tersebut letaknya berada paling jauh dari Ibukota Kabupaten yaitu di wilayah paling selatan,
sehingga aksesibilitasnya menjadi sulit untuk dijangkau dan jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi yang ada di wilayah tersebut menjadi kurang
52 memadai. Wilayah yang kemampuannya sangat rendah seperti di Kecamatan
Undaan ini justru seharusnya membutuhkan tambahan jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi yang jauh lebih besar daripada wilayah yang mempunyai
kemampuan membangun sangat tinggi, namun pada kenyataannya jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi selalu terpenuhi di pusat kota saja.
Selain itu, di Kecamatan Undaan cenderung dikenal sebagai rural area, karena memang sebagian besar adalah merupakan daerah perdesaan
dengan nilai tambah andalan dari sektor pertanian, sebaliknya dari sektor industri sangat rendah. Apabila di Kecamatan ini dapat memacu
penduduknya untuk lebih meningkatkan sumber daya manusianya dan menerapkan teknologi yang tepat di bidang pertanian dan penduduknya
mampu menanam tanaman yang diminati pasar regional, tentunya akan mampu meningkatkan perkembangan di wilayah tersebut.
Penduduk di Kabupaten Kudus pada dasarnya lebih banyak yang bermata pencaharian di sektor industri dan perdagangan, sehingga
perkembangan wilayah di Kabupaten ini sangat terkait erat dengan faktor kegiatan sosial ekonomi dibandingkan sektor pertanian. Oleh karena itu, di
pusat kota lebih banyak dijumpai fasilitas sarana sosial ekonominya dibandingkan rural area, karena dilihat dari segi aksesibilitas wilayahnya
pun yang mudah dijangkau dan jumlah penduduk lebih banyak mendiami daerah pusat kota yang membuka banyak lapangan pekerjaan dengan upah
lebih besar di sektor industri dan perdagangan daripada di sektor pertanian.
53 Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa perhitungan indeks komposit
perkembangan wilayah di Kabupaten Kudus pada tahun 2005 dan 2010 dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu klasifikasi tinggi, sedang dan
rendah yang dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.18 Perhitungan Indeks Komposit
Perkembangan Wilayah Kabupaten Kudus Kecamatan
Indeks Komposit Selisih
Klasifikasi 2005
2010
Kaliwungu 268.66
339.93 71.27
Tinggi Kota
703.19 732.53
29.34 Sedang
Jati 457.47
480.95 23.48
Sedang Undaan
115.57 136.63
21.06 Sedang
Mejobo 180.83
188.05 7.22
Sedang Jekulo
271.61 375.58
103.97 Tinggi
Bae 250.83
202.49 -48.34
Rendah Gebog
209.14 326.45
117.31 Tinggi
Dawe 411.44
457.54 46.1
Sedang Sumber: Analisis Data Sekunder, Tahun 2005 dan 2010 dan Lampiran 1 2
Keterangan: -48,34
– 6,87 Rendah 6,88
– 62,09 Sedang 62,10
– 117, 31 Tinggi Perkembangan wilayah di Kabupaten Kudus pada tahun 2005 dan
2010 yang mengalami kenaikan dengan nilai tertinggi berada di Kecamatan Kaliwungu, Jekulo dan Gebog, hal ini disebabkan karena letak ke tiga
wilayah tersebut yang berada di pinggiran kota urbanfringe. Kecamatan Kaliwungu dan Gebog berada di paling barat dekat Kabupaten Jepara,
sedangkan Kecamatan Jekulo berada di paling timur dekat Kabupaten Pati
54 dimana daerah pinggiran kota merupakan daerah yang lebih banyak
ditempati untuk bertempat tinggal. Perkembangan wilayah yang tinggi di Kecamatan Kaliwungu,
Jekulo dan Gebog juga dipengaruhi oleh jumlah sarana sosial ekonominya yang tinggi, di Kecamatan Kaliwungu didominasi oleh sarana ekonomi yang
tinggi, Kecamatan Jekulo didominasi oleh sarana peribadatan, dan Kecamatan Gebog didominasi oleh sarana pendidikannya. Oleh karena itu,
kecamatan-kecamatan tersebut
mengalami perkembangan
karena meningkatnya berbagai jumlah fasilitas sarana sosial ekonomi yang dapat
memacu bertambahnya jumlah penduduk di kecamatan-kecamatan itu. Sedangkan wilayah dengan perkembangan yang rendah berada di
Kecamatan Bae dengan nilai indeks komposit -48,34, hal ini disebabkan karena rendahnya sarana sosial ekonomi yang ada di kecamatan tersebut
berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.16 dan 4.17 dimana dari sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan maupun ekonominya mendapatkan nilai
yang paling rendah diantara kecamatan-kecamatan yang lain. Namun, apabila dilihat secara keseluruhan kecamatan yang ada di
Kabupaten Kudus dengan eksistensi nilai indeks komposit yang selalu tinggi berada di Kecamatan Kota, hal ini disebabkan karena hampir jumlah sarana
sosial ekonomi yang ada di kecamatan tersebut tersebar merata dan tidak begitu megalami kenaikan maupun penurunan secara signifikan stagnan.
55
56
57
58
4.2.2 Sektor Unggulan di Kabupaten Kudus