40 Menengah Pertama Muhammadiyah 5 Surakarta, dan mengukur keefektifan Mind
Mapping terhadap keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrawan memiliki persamaan dengan
penelitian yang telah dilakukan peneliti, yaitu menerpakan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran IPS. Perbedaannya, penelitian tindakan kelas
yang dilakukan Hendrawan respondennya ialah siswa kelas VII SMP NASIMA Semarang, sedangkan penelitian eksperimen yang peneliti laksanakan
respondennya ialah siswa kelas III SD Negeri 1 Kramat. Penelitian yang telah dilaksanakan tersebut berkaitan dengan penerapan
Mind Mapping sebagai landasan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimen. Penelitian yang telah peneliti laksanakan bertujuan untuk mengetahui
keefektifan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Diharapkan, dengan model pembelajaran Mind Mapping
tersebut dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III SD Negeri 1 Kramat Kabupaten Purbalingga.
2.3 Kerangka Berpikir
Mata pelajaran IPS merupakan bidang studi yang memiliki bidang garapan yang cukup luas. Bidang garapan IPS meliputi gejala-gejala dan masalah
kehidupan manusia di masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut, penekanan yang dipelajari dalam IPS bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada
kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Mata pelajaran IPS di sekolah dasar
41 mengajarkan konsep-konsep essensi ilmu sosial untuk membentuk siswa menjadi
warga negara yang baik. Di sisi lain, proses pembelajaran IPS dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai kebutuhan dan tingkat usia siswa masing-
masing. Hal ini menuntut adanya interaksi edukatif yang terjadi antara guru dan siswa tidak hanya sepihak dalam bentuk yang kurang menarik, melainkan
dikembangkan melalui pembelajaran interaktif. Kenyataan di SD Negeri 1 Kramat terdapat guru yang dalam
menyampaikan materi masih kurang interaktif dengan siswa dan hanya berpusat pada guru. Inilah yang menyebabkan kurang menariknya siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Salah satunya yaitu di SD Negeri 1 Kramat Kecamatan Karangmoncol Kabupten Purbalingga yang masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil UAS semester gasal tahun ajaran 20142015, 33 siswa
dari jumlah total 27 siswa masih belum mencapai batas KKM yang telah distandarkan. Hal ini menunjukkan bahwa guru perlu menerapkan model
pembelajaran interaktif dan menarik untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di kelas tersebut.
Melalui model pembelajaran Mind Mapping, siswa mengeluarkan gagasannya dan mencatatnya secara kreatif dalam bentuk simbol, kata-kata,
gambar, serta garis-garis dengan berbagai warna. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi
yang diterima. Mind Mapping yang dibuat sendiri oleh siswa dapat membantu siswa mengingat dan memahami materi pelajaran secara lebih mendalam, karena
42 dalam hal ini siswa menciptakan media belajar sendiri, sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna, dan pada akhirnya dapat berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Gambaran kerangka berpikir dapat dibaca pada Gambar 2.2
berikut ini:
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitan