Latar Belakang Preferensi Ekologis Ki Lemo (Litsea cubeba Lour. Persoon) di Gunung Papandayan Jawa Barat dan Hubungannya dengan Kandungan Minyak Atsiri

6 3. Memperoleh informasi mengenai preferensi ekologis L. cubeba terhadap faktor-faktor biofisik habitat yang berperan terhadap rendemen dan komposisi kimia minyak atsiri.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan hasil penelaahan teoritis dan hasil-hasil penelitian bidang ekologi, dapat ditarik hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: 1. L. cubeba memiliki preferensi ekologis tertentu terhadap faktor-faktor habitat pada ekosistem alami, artinya terdapat kecocokan tertentu bagi L. Cubeba untuk tumbuh baik pada tipe habitat tertentu. 2. Terdapat hubungan antara tipe-tipe habitat dengan minyak atsiri yang dihasilkan, semakin tinggi intensitas gangguan habitatnya akan menghasilkan produksi minyak atsiri yang semakin tinggi. 3. Terdapat faktor-faktor tertentu dari habitat, seperti iklim, tanah, ketinggian tempat, dan topografi yang secara spesifik berperan penting dalam menghasilkan minyak atsiri.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang nyata dalam rangka pengembangan budi daya tanaman L. cubeba berdasarkan preferensi ekologi yang dimiliki dalam menghasilkan minyak atsiri. Bagi pengembangan ipteks bidang kehutanan, hasil penelitian akan memberikan pertimbangan penting dalam rangka penelitian lebih lanjut terkait aspek silvikultur, restorasi ekosistem dan konservasi. Bagi pengambil keputusanpemerintah, memberikan pertimbangan penting dalam konservasi jenis dan habitatnya, serta strategi restorasi areal-areal bekas gangguan. Bagi praktisi, memberikan pertimbangan penting dalam upaya-upaya pengembangan budi daya jenis ini agar diperoleh minyak atsiri yang diinginkan, baik kuantitas maupun kualitasnya.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi, penelitian pendahuluan mengenai keadaan struktur dan komposisi jenis tumbuhan pada areal-areal bekas gangguan; penelitian utama mencakup: 1 karakteristik ekologi populasi L. cubeba pada berbagai tipe areal bekas gangguan, 2 hubungan antara produksi minyak atsiri dan tipe-tipe habitat, dan 3 preferensi ekologis L. cubeba terhadap faktor-faktor habitat yang berperan dalam menghasilkan minyak atsiri. Ruang lingkup penelitian secara lebih jelas disajikan pada Gambar 1.1.

1.8 Kebaruan Novelty

Berdasarkan hasil-hasil studi sebelumnya diketahui bahwa fokus penelitian masih bersifat parsial antara uji pembudidayaan Heryati et al. 2009; Heryati dan Kurniaty 2007; Herawati et al. 2009 dan Ali dan Manik 2008 dan kandungan minyak atsiri Choudury 2002; Hamzah et al. 2003; Luo et al. 2005; Zhao et al. 2010; Wang dan Liu 2010; Ho et al. 2010; Jiang et al. 2009; Seo et al. 2009; Noosidum et al. 2008; Feng et al. 2009; Hwang et al. 2005; Chang dan Chu 2011; Wang et al. 2009. Namun sampai saat ini, belum ada penelitian yang memberikan 7 informasi mengenai faktor-faktor habitat yang secara ekologis berperan terhadap kandungan minyak atsiri di habitat alami L. cubeba. Dalam rangka menjembatani kesenjangan tersebut, sebagai bentuk kebaruan novelty dari penelitian ini adalah menemukan preferensi ekologis pohon L. cubeba terhadap faktor-faktor habitat yang berpengaruh terhadap rendemen dan komposisi senyawa minyak atsiri pada ekosistem alaminya. Dengan memasukkan unsur preferensi ekologis dalam pengembangan budi daya maka akan ditemukan kandungan minyak atsiri yang terbaik. Gambar 1.1 Bagan ruang lingkup penelitian Tahap awal: Penelitian Pendahuluan Kondisi struktur dan komposisi jenis pada areal-areal bekas gangguan - Identifikasi tipe-tipe gangguan - Karakterisasi kondisi areal - Komposisi dan struktur komunitas tumbuhan Penelitian Tahap 1: Studi Karakteristik ekologis L. cubeba pada berbagai tipe habitat - Pengukuran faktor-faktor habitat iklim, tanah, topografi dan elevasi - Analisis populasi kelimpahan, dominasi, pola sebaran dan asosiasi interspesifik Penelitian Tahap 2: Hubungan antara tipe habitat dan kandungan minyak atsiri - Pengambilan simplisia bagian daun, buah dan kulit batang - Penyulingan minyak atsiri menggunakan metode destilasi uap - Pengukuran rendemen minyak atsiri - Identifikasi komposisi senyawa melalui analisis GC-MS gas chromatography – mass spectrometry - Pengujian keterkaitan antara perbedaan tipe habitat dengan minyak atsiri yang dihasilkan menggunakan Uji Anova dan uji parsial perbedaan antar habitat menggunakan uji t Penelitian Tahap 3: Preferensi ekologis L.cubeba terhadap faktor-faktor biofisik yang berperan dalam menghasilkan minyak atsiri - Penentuan faktor-faktor biofisik yang berpengaruh nyata terhadap produksi rendemen dan komposisi senyawa minyak atsiri menggunakan stepwise regression, dan uji signifikansi masing-masing faktor menggunakan uji t. Faktor-faktor habitat penentu Rekomendasi budi daya 8 2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Letak dan Luas

Gunung Papandayan merupakan salah satu gunung berapi yang secara administratif terletak di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung Jawa Barat. Kawasan ini berupa cagar alam CA dan taman wisata alam TWA yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Jawa Barat. Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 226 Kpts – II 1990 tgl. 8 Mei 1990 seluas ; 7.032 Ha, terdiri dari Cagar Alam seluas : 6.807 ha dan TWA seluas : 225 ha. Letak geografis kawasan berada pada 7º30’ Lintang Selatan dan 107º31’–180º Bujur Timur. Gambar 2.1 menunjukkan peta kawasan Gunung Papandayan dan sekitarnya Zuhri dan Sulistyawati 2007. Gambar 2.1 Peta kawasan Gunung Papandayan dan sekitarnya sumber: Zuhri dan Sulistyawati 2007

2.2 Aksesibilitas

Lokasi kawasan Gunung Papandayan dapat diakses menggunakan kendaraan darat, baik dari wilayah Kabupaten Garut maupun Kabupaten Bandung. Dari kota Garut 84 km dari Ibu Kota Provinsi, kawasan dapat diakses menuju Kecamatan Cisurupan sepanjang ± 24 km melintasi Jalan Raya Garut –Pameungpeuk, selanjutnya dari Kota Kecamatan Cisurupan menuju lokasi berupa jalan aspal

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Aktivitas Antibakteri Edible Film Dari Pati Tapioka Yang Di Inkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Attarasa [Litsea Cubeba(Lour.) Pers.]

7 56 51

Uji bioaktivitas zat ekstraktif kayu ki lemo (Litsea cubeba (Lour) Pers) dan pasang butaruwa (Quercus induta BL) terhadap artemia salina leach

0 10 74

Dinamika Populasi Mikroorganisme Rizosfer Tanaman Kilemo (Litsea cubeba L. Persoon) Pada Perlakuan Pemangkasan dan Pemupukan.

0 3 54

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

9 69 96

Analisis Senyawa Aktif Dari Minyak Atsiri Kulit Batang Ki Lemo (Litsea Cubeba Lour. Pers) Yang Menekan Aktivitas Lokomotor Mencit Analysis Of Compounds Possessing Inhibitory Properties On Mice Locomotor Activity From Essential Oils Of Ki Lemo Bark (Litsea

0 2 7

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

0 0 16

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

0 0 2

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

0 1 4

KRANGEAN (Litsea cubeba (Lour.) Persoon): ASPEK AGRONOMI, PENGGUNAAN SECARA TRADISIONAL, BIOAKTIFITAS DAN POTENSINYA

0 3 13