Pendahuluan Preferensi Ekologis Ki Lemo (Litsea cubeba Lour. Persoon) di Gunung Papandayan Jawa Barat dan Hubungannya dengan Kandungan Minyak Atsiri

19 Nilai keanekaragaman jenis Shannon- Wiener H’ menunjukkan stabilitas dan kompleksitas suatu komunitas. Nilai H’ = 0, jika terdapat hanya 1 jenis dalam suatu petak contoh, nilai H’ meningkat dengan meningkatnya jumlah jenis dan makin meratanya penyebaran i ndividu di antara jenis. Nilai H’ maksimum jika seluruh jenis diwakili oleh jumlah individu yang sama Ludwig dan Reynold, 1988. Selanjutnya indeks keanekaragaman Shannon- Wiener H’ dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori Barbour et al. 1987 dalam Stohlgren 2007, yaitu: H’ 1 sangat rendah, H’ = 1 – 2 rendah, H’ = 2 – 3 sedang, H’ = 3 – 4 tinggi dan H’ = 4 ke atas sangat tinggi. 3 Indeks kesamaan komunitas similarity index Indeks kesamaan jenis IS atau persentase kesamaan PS dihitung dengan rumus: IS = 2WA+B x 100 Keterangan: IS : Index of similarity; W: jumlah nilai penting terkecil untuk masing-masing jenis di kedua komunitas yang diamati. A : jumlah nilai penting masing-masing jenis dari komunitas pertama B : jumlah nilai penting masing-masing jenis dari komunitas kedua Indeks kesamaan jenis merupakan suatu nilai yang menunjukkan kesamaan komposisi jenis tumbuhan antar dua komunitas yang dibandingkan. Dua komunitas yang memiliki kelimpahan jenis persis sama memiliki IS = 100 , sebaliknya IS = 0 apabila dua komunitas yang dibandingkan sama sekali berbeda, IS ≥ 75 apabila dua komunitas yang dibandingkan dianggap sama, dan IS 75 apabila dua komunitas yang dibandingkan berbeda Ludwig dan Reynolds, 1988. 4 Indeks penyebaran Morisita Ip, dengan tahapan: a. Menghitung nilai indeks Morisita: n adalah jumlah plot contoh, dan x adalah jumlah individu yang ditemukan pada setiap plot b. Menentukan pola sebaran dengan menghitung Mu dan Mc: c. Menentukan standar derajat Morisita, yaitu Jika Ip lebih kecil dari nol maka pola sebarannya seragam. Jika Ip sama dengan nol maka pola sebarannya acak, sebaliknya jika Ip lebih besar dari nol maka pola Χ 2 0.975 – n + Ʃx i Mu = ; Ʃx i - 1 Χ 2 0.025 – n + Ʃx i Mc = ; Ʃx i - 1 Ʃx i 2 - Ʃx i Id = n Ʃx i 2 - Ʃx i Mu: adalah indeks Morisita untuk pola sebaran seragam; X 2 0.975 : nilai chi-square tabel dengan derajat bebas n-1 dan selang kepercayaan 97.5 Mc: indeks Morisita untuk pola sebaran mengelompok; X 2 0.025 : nilai chi-square tabel dengan derajat bebas n-1 dan selang kepercayaan 2.5 20 sebarannya mengelompok. Perhitungan Ip disajikan pada rumus sebagai berikut: 5 Asosiasi interspesifik menggunakan rumus variance ratio VR, dengan tahapan penghitungan sebagai berikut: a. Menyusun matrik presence-absence seluruh spesies, dengan contoh formulasi sebagai berikut: Unit sampling SU Total spesies Spesies 1 2 3 N 1 1 1 n 1 2 1 1 1 n 2 3 1 n 3 … … … … … … S 1 1 n s Total SU T 1 T 2 T 3 T n b. Menghitung varians sampel total, untuk keterdapatan S spesies dalam sampel, dengan rumus: S δT 2 = ∑ p i 1-p i ; p i = n i N i=1 c. Menduga varians jumlah spesies total, dengan rumus: N ST 2 = 1N ∑ Tj-t 2 ; j =1 t : jumlah rata-rata spesies dalam sampel d. Menghitung variance ratio VR :VR = δT 2 ST 2 Apabila VR lebih besar dari 1 maka terjadi asosiasi yang positif antar spesies, sebaliknya apabila VR lebih kecil dari 1 maka asosiasinya bersifat negatif. Selanjutnya untuk menguji apakah terdapat penyimpangan terhadap nilai 1, dilakukan penghitungan nilai statistik W sebagai berikut: W = N VR. Apabila nilai W berada di luar rentang X 2 0.5.N W X 2 0.95.N , hipotesis bahwa tidak ada asosiasi diterima. 6 Struktur horizontal dianalisis dengan cara mengelompokkan data kelimpahankerapatan berdasarkan sebaran stadium pertumbuhan pohon, �� = .5 + .5 � − � � − � ; ⬚ �� = .5 � − � − ; ⬚ �� = − .5 � − �� − ; ⬚ �� = − .5 + .5 � − �� �� ; ⬚ Jika Id ≥ Mc 1 Jika Mc Id ≥ 1 Jika I Id ≥ Mu Jika I Mu ≥ Id

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Aktivitas Antibakteri Edible Film Dari Pati Tapioka Yang Di Inkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Attarasa [Litsea Cubeba(Lour.) Pers.]

7 56 51

Uji bioaktivitas zat ekstraktif kayu ki lemo (Litsea cubeba (Lour) Pers) dan pasang butaruwa (Quercus induta BL) terhadap artemia salina leach

0 10 74

Dinamika Populasi Mikroorganisme Rizosfer Tanaman Kilemo (Litsea cubeba L. Persoon) Pada Perlakuan Pemangkasan dan Pemupukan.

0 3 54

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

9 69 96

Analisis Senyawa Aktif Dari Minyak Atsiri Kulit Batang Ki Lemo (Litsea Cubeba Lour. Pers) Yang Menekan Aktivitas Lokomotor Mencit Analysis Of Compounds Possessing Inhibitory Properties On Mice Locomotor Activity From Essential Oils Of Ki Lemo Bark (Litsea

0 2 7

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

0 0 16

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

0 0 2

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Batang Landoyung (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) Dengan Metode DPPH Serta Analisis Kandungan Kimianya

0 1 4

KRANGEAN (Litsea cubeba (Lour.) Persoon): ASPEK AGRONOMI, PENGGUNAAN SECARA TRADISIONAL, BIOAKTIFITAS DAN POTENSINYA

0 3 13