Multiplier Pendapatan Multiplier Tenaga Kerja Simulasi Kebijakan

menunjukkan besarnya perubahan aktivitas dari suatu sektor yang akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lainnya.

b. Multiplier Pendapatan

Mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Dalam tabel I-O yang dimaksud dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang diterima oleh rumah tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tetapi juga dividen dan bunga bank.

c. Multiplier Tenaga Kerja

Menunjukkan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Untuk memperoleh multiplier tenaga kerja, pada tebel I-O harus ditambahkam baris yang menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk masing-masing sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara. Secara umum, rumus multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja seperti yang tertera dalam Tabel 3.1. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa pada masing-masing multiplier terdapat beberapa efek yang ditimbulkan yaitu efek awal, efek putaran pertama, efek dukungan industri, efek induksi konsumsi, efek total dan efek lanjutan. Tabel 3.1. Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Multiplier Nilai Output Pendapatan Tenaga Kerja Efek awal 1 Efek putaran pertama Efek dukungan industri i ij i j i ij i e a e e ∑ ∑ − − α Efek induksi konsumsi Efek total Efek lanjutan Sumber : Daryanto dalam Sahara dan Priyarsono, 2006

d. Multiplier Tipe I dan II

Analisis ini digunakan untuk mengukur efek dari output, pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan dan tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah. Efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja dapat klasifikasikan sebagai berikut : 1 Dampak Awal initial impact Merupakan stimulus perekonomian yang diasumsikan sebagai peningkatan atau penurunan penjualan dalam satu unit satuan moneter. Dari sisi output, dampak awal diasumsikan sebagai peningkatan penjualan ke permintaan akhir sebesar satu unit satuan moneter. Peningkatan output tersebut akan memberikan efek terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. Efek awal dari sisi pendapatan ditunjukkan oleh koefisien pendapatan rumah j h j e ∑ ij i α ∑ i ij i h a ∑ i ij i e a ∑ ∑ − − ij i ij i a 1 α ij i ij i a ∑ ∑ − α ∑ ij i α ∑ −1 ij i α ∑ ∑ − − i ij i j i ij i h a h h α ∑ ∑ − i ij i i ij i h h α α ∑ i ij i h α ∑ − j i ij i h h α ∑ ∑ − i ij i i ij i e e α α ∑ i ij i e α i i ij i e e ∑ − α tangga hi. Sedangkan efek awal dari sisi tenaga kerja ditunjukkan oleh koefisien tenaga kerja ei. 2 Efek Putaran Pertama First Round Effect Menunjukkan efek langsung dari pembelian masing-masing sektor untuk setiap peningkatan output sebesar satu unit satuan moneter. Dari sisi output, efek putaran pertama ditunjukkan oleh koefisien langsung koefisien input- outputa ij . Sedangkan efek putaran pertama dari sisi pendapatan menunjukkan adanya peningkatan pendapatan dari setiap sektor akibat adanya efek putaran pertama dari sisi output. Sementara dari sisi tenaga kerja menunjukkan peningkatan penyerapan tenaga kerja akibat adanya efek putaran pertama dari sisi output. 3 Efek Dukungan Industri Industrial Support Effect Efek dukungan industri dari sisi output menunjukkan efek dari peningkatan output putaran kedua dan selanjutnya akibat adanya stimulus ekonomi. Dari sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek dukungan industri menunjukkan adanya efek peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja putaran kedua dan selanjutnya akibat adanya dukungan industri yang menghasilkan output. 4 Efek Induksi Konsumsi Consumption Induced Effect Dari sisi output menunjukkan adanya suatu pengaruh induksi peningkatan rumah tangga akibat adanya pendapatan rumah tangga yang meningkat. Dari sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek induksi konsumsi diperoleh masing- masing dengan mengalikan efek induksi konsumsi output dengan koefisien pendapatan rumah tangga dan koefisien tenaga kerja. ∑ i ij i h a ∑ i ij i e a 5 Efek Lanjutan Flow-on-Effect Merupakan efek dari output, pendapatan dan tenaga kerja yang terjadi pada semua sektor perekonomian dalam suatu negara atau wilayah akibat adanya peningkatan penjualan dari suatu sektor. Efek lanjutan dapat diperoleh dari pengurangan efek total dengan efek awal. Untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja, dihitung dengan menggunakan rumus multiplier tipe I dan II sebagai berikut : 1 Pengganda Output Tipe I sederhana Bertujuan untuk mengetahui hingga sejauh mana pengaruh kenaikan permintaan akhir suatu sektor di dalam perekonomian suatu wilayah atau negara terhadap output sektor lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Rumusnya : ∑ = = n j i ij j MXS α 3.9 Dimana : MXS j = pengganda output tipe I sektor ke-j α ij = unsur matriks kebalikan Leontief terbuka 2 Pengganda Output Tipe II Total Bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana kenaikan permintaan akhir suatu sektor di dalam perekonomian suatu wilayah atau negara terhadap output sektor yang lain, baik secara langsung, tidak langsung maupun induksi. Rumus yang digunakan adalah : ∑ + = = 1 1 n i ij j MXS α 3.10 Dimana : MXS j = pengganda output tipe II sektor ke-j ij α = unsur matriks kebalikan Leontief tertutup 3 Pengganda Pendapatan tipe I langsung pengaruh langsung tidak pengaruh langsung pengaruh MI + = 3.11 Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : j n n i ij j n J a a MI 1 1 1 + = + ∑ = α 3.12 Dimana : MI j = pengganda pendapatan tipe I sektor ke-j α ij = unsur matriks kebalikan Leontief a n+1j = koefisien input gajiupah rumah tangga sektor j 4 Pengganda Pendapatan Tipe II Selain menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung juga menghitung pengaruh induksi. Rumusnya adalah : langsung pengaruh induksi pengaruh langsung tidak pengaruh langsung pengaruh MII + + = 3.13 Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : j n ij j n n i ij j n a a a MII 1 1 1 1 1 + + + = + = = ∑ α α 3.14 Dimana : MII j = pengganda pendapatan tipe II sektor ke-j ij α = unsur matriks kebalikan Leontief tertutup a n+1j = koefisien pendapatan sektor ke-j orangsatuan rupiah 5 Pengganda Tenaga Kerja Tipe I Berubahnya kesempatan kerja yang terjadi pada sektor tersebut lainnya akibat penambahan permintaan akhir dari suatu sektor sebesar satu satuan secara langsung dan tidak langsung. Rumusnya : i i j n n i ij j n j X L w w WLI = = + = + ∑ 1 1 1 α 3.15 Dimana : WLI j = pengganda tenaga kerja tipe I sektor ke-j W = vektor baris koefisien tenaga kerja orangsatuan rupiah W = W n=1,1, W n+1,2,...., W n=1,n W n+1i = koefisien tenaga kerja sektor ke-i orangsatuan rupiah W n+1j = koefisien tenaga kerja sektor ke-j orangsatuan rupiah X i = total input satuan rupiah L i = komponen tenaga kerja sektor ke-i α ij = unsur matriks kebalikan Leontief terbuka 6 Pengganda Tenaga Kerja Tipe II Pada bagian ini sudah diperhitungkan pengaruh dari efek induksi. i i j n n i ij i n j X L w w MLII = = + + = + ∑ 1 1 1 1 α 3.16 Dimana : MLII j = pengganda tenaga kerja tipe II sektor ke-j W n+1i = koefisien tenaga kerja sektor ke-i orangsatuan rupiah W n+1j = koefisien tenaga kerja sektor ke-j orangsatuan rupiah X i = total input satuan rupiah L i = komponen tenaga kerja sektor ke-i ij α = unsur matriks kebalikan Leontief tertutup.

3.2.5. Koefisien Pendapatan a

n+1 Koefisien pendapatan yaitu suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan diperlukan untuk mencari dampak perubahan input primer terhadap pembentukan pendapatan. Rumusnya adalah : i i i n X U a = + 1 3.17 Dimana : a n+1i = koefisien pendapatan sektor i U i = jumlah upah dan gaji X i = jumlah input total sektor i

3.2.6. Koefisien Tenaga Kerja W

n+1 Koefisien tenaga kerja yaitu suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien tenaga kerja diperlukan untuk mencari dampak perubahan input primer terhadap pembentukan tenaga kerja. Rumusnya adalah : i i i n X L W = + 1 3.18 Dimana : W n+1i = koefisien tenaga kerja sektor i L i = jumlah tenaga kerja sektor i X i = jumlah input

3.3. Simulasi Kebijakan

Untuk menganalisis investasi dalam penelitian ini, adalah dengan melakukan shock pada bagian investasi sektor industri TPT. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sektor mana yang memiliki dampak yang paling besar terhadap perubahan investasi disektor industri TPT. Besarnya shock diperoleh dari nilai rata-rata pengeluaran pada sektor TPT di Indonesia. Pada penelitian ini, shock yang dilakukan sebesar Rp 125.267,429 juta Rp 125,27 miliar yang diperoleh dari rata-rata pertumbuhan investasi sektor industri TPT dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005 atau sekitar 11,39 persen dari total industri TPT tahun 1999 sampai tahun 2005. Nilai shock tersebut akan dimasukkan pada nilai investasi sektor industri pemintalan dan industri tekstil, pakaian dan kulit yang terdapat pada tabel Input-Output 2003 dengan mengasumsikan investasi sektor-sektor lainnya adalah nol untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat melihat dampaknya terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya di Indonesia. Rumus yang digunakan dalam menganalisis investasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut Miller dan Blair, 1985 : a Dampak terhadap pembentukan output, Δ X = I-A -1 ΔY 3.19 b Dampak terhadap pendapatan rumah tangga, Δ I = a n+1 I-A -1 ΔY 3.20 c Dampak terhadap penyerapan tenaga kerja, Δ L= w n+1 I-A -1 ΔY 3.21 Dimana : Δ X = dampak terhadap pembentukan output Δ I = dampak terhadap pendapatan rumah tangga Δ L = dampak terhadap penyerapan tenaga kerja Δ Y = investasi sektoral I-A -1 = matriks kebalikan Leontief terbuka a n+1 = koefisien pendapatan w n+1 = koefisien tenaga kerja 3.4. Konsep dan Definisi 3.4.1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil TPT